Headline Agama   2021/06/20 12:16 WIB

Masjid Unik dan Populer di Singapura, yang 'Serba Terbuka'

Masjid Unik dan Populer di Singapura, yang 'Serba Terbuka'
Masjid Al-Islah Singapura

AGAMA - Studio arsitektur Singapura, Formwerkz Architects, membuat desain masjid tradisional dengan menciptakan permukaan bermotif dan berbentuk seperti cetakan.

Masjid itu bernama Al-Islah. Lokasinya berada di Punggol, sebuah lingkungan padat penduduk di timur laut Singapura. Daerah ini sedang mengalami perkembangan yang signifikan, antara lain dengan hadirnya Singapore Institute of Technology yang membuat kampus baru di sana. Di sekitarnya, dibangun pula perumahan bertingkat untuk mengakomodasi populasi yang kian meningkat.

Masjid Al-Islah dibagi menjadi tiga area, yaitu ruang shalat, pusat pendidikan Islam, dan ruang administrasi. Ketiga area itu dihubungkan dengan teras yang ditinggikan dan berlanskap terbuka yang disediakan untuk umum. "Pembangunan masjid ini ditujukan untuk menjadi contoh keterbukaan, mencerminkan aspirasi Islam kontemporer di Singapura," kata arsitek Alan Tay, seperti dipublikasikan Dezeen.com.

Namun, niat itu memiliki tantangan tersendiri mengingat lokasinya yang berdekatan dengan permukiman penduduk. Posisi bangunan yang memiliki koneksi langsung ke lingkungan sekitarnya dan pembatasan yang tidak begitu jelas menimbulkan masalah mengenai kesucian tempat ibadah itu.

Fasad di atas ruang shalat berupa dinding yang berkisi-kisi dan terdapat kubah. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan rasa keterbukaan, selain juga sebagai ventilasi dan pencahayaan alami untuk ruang di dalamnya. Struktur beton bertulang dilapisi dengan cat bertekstur warna pasir. Untuk elemen seperti kubah, pintu melengkung, dan menara berbentuk ramping dipilih menggunakan warna cat abu-abu gelap. Alan Tay menambahkan, pola dasar dan lengkungan layaknya bangunan di negara-negara Arab menjadi pengaruh sebagai bentuk Islam tradisional. "Lengkungan itu dirancang untuk memungkinkan bentangan yang lebih luas di ruang shalat dan penopang di serambi pintu masuk utama," ujarnya.

Masjid seluas 3.700 meter persegi itu bisa menampung hingga 4.500 jemaah, dengan area ibadah hingga tempat parkir bawah tanah yang dirancang untuk bisa digunakan sebagai perluasan ruang shalat.

Ruang shalat pun memiliki sisi terbuka yang memungkinkan jemaah untuk dialihkan ke ruang terdekatnya jika jumlah jemaah semakin banyak. Area ini dilindungi dengan kanopi besar jika terjadi cuaca buruk. "Pada waktu tertentu, sebagian besar ruang di masjid ini digunakan untuk sembahnyang, kecuali kamar mandi, ruang admin, dan ruang pelayanan," tutur Tay.

Bahkan koridor, ruang kelas, teras atap, dan area parkir bawah tanah pun digunakan sebagai area shalat. Menurut dia, dengan tidak adanya dinding pembatas dan penutup yang minim, ruang ibadah bisa dilihat dan diakses dari semua sisi sehingga mengurangi batas antara masjid dan jalan," imbuhnya.

5 Masjid Populer di Singapura 

Walaupun Singapore bukan negara Muslim tidaklah sulit mencari tempat ibadah untuk yang beragama Muslim. Jumlah Masjid di Singapore cukup banyak. Negeri Singa ini sangat tinggi toleransi dan memperhatikan keberadaan tempat-tempat ibadah.

Masjid Sultan di Bugis Singapore Masjid Sultan Masjid Paling Populer di Singapura Tempat ibadah ini sangat iconic di Singapore dan memberi kesan spiritual ke hati masyarakatnya. Masjid Sultan Singapore terletak di Kampong Glam, tempat yang bersejarah dan sangat mengesankan, Masjid Sultan merupakan Masjid yang pertama kali dibangun di Republik Singapura pada tahun 1826 dengan struktur bangunan awal oleh masyarakat Jawa yang menjadi pedangang di negeri Singa ini.

Kemudian pada tahun 1920-an dibagun kembali dan direnovasi seperti sekarang. Masjid ini awalnya dibangun untuk Sultan Hussein Shah (Sultan Pertama di Singapura), lalu Sir Stamford Raffles memberikan $ 3.000 untuk memperluas bangunan gedung. Dengan bangunan kubah emas yang sangar besar dan megah,  didominasi oleh warna kuning perak khas Melayu masih sangat kokoh berdiri hingga saat ini.

Karena itu masjid ini terbuka bagi seluruh turis yang ingin masuk melihat banguan dan suasana didalam Masjid. Namun harus menggunakan pakaian yang sopan untuk menghormati orang yang sedang beribadah. Untuk itu pengurus sudah menyiapkan sebuah jubah panjang yang wajib dikenakan bagi pengunjung perempuan untuk menutup aurat. Dan ada salah satu kisah menarik dari Masjid ini, kalau kita masuk kedalam Masjid kita akan melihat ornamen botol-botol kaca hijau yang disusun terbalik persis dibawah kubah Masjid, akan tampak belakan bagian botol hijau membentuk sebua susunan yang indah, nan botol-botol kaca ini dulunya adalah sumbangan dari kamu muslum yang kurang mampu disana, jadi tidak hanya Sultan Hussein dan kalangan atas saja yang berkontribusi menbangun Masjid ini, wah hebat banget ya.

Masjid ini terdiri dari dua bangunan besar yang mampu menampung 5000 Jemaah

Biasanya tempat ini tidak hanya dijadikan tempat sholat, Masjid ini sering juga dipakai untuk ceramah agama dan belajar mengaji. Setiap bangunan dilengkapi dengan tempat wudhu yang nyaman dan bersih, disamping keran air juga disediakan sabun untuk cuci tangan. Kita bisa masuk kesini dan didampingi oleh pemadu wisata yang informatif, pemandu wisata disini dapat berbasa Melayu, Inggris, Tionghua dan Jepang.Karena sudah menjadi tempat wisata, di sekitar Masjid terdapat banyak toko yang menjual souvenir khas Singapura dengan harga yang sangat murah, dan juga terdapat makan halal, yang terkenal disini adalah Nasi Briyani. 

Masjid Abdul Gafoor, adalah Masjid yang unik di tengah pemukiman Little India, di Dunlop Street, salah satu Masjid bersejarah di Singapura. Masjid ini awalnya di bangun oleh kaum Muslim India Selatan yang bermukim di Kampong Kapor. Masjid ini dibangun pada 1907, sampai saat ini Masjid Abdull Gafoor masih tetap terlihat megah. Lalu, pada tahun 14 November 1881 tanah ini diwakafkan oleh Ismail Mansor dan Shaik Abdul Gaffoor bin Shaik Hydert.

Arsitektur masjid yang satu ini sanggat luar biasa megah. Dari luar, pintu masuknya terdapat beberapa dan semuanya tampak besar-besar dihiasi dengan ukiran kayu bernilai seni tinggi. Aula shalat utamanya dikelilingi oleh beranda yang melekat pada pilar-pilar semi lingkaran. Terdapat kaligrafi menghiasi interior ruang shalat. Mimbar antara Imam dan Makmum dipisah dengan tiga buah anak tangga. Sementara di lantai kedua pemandangan yang hampir sama juga terlihat. Selain itu, Terdapat pula menara adzan berbentuk heksagonal (persegi enam) yang menjulang dengan memukau.

Arsitektunya unik, dengan dominasi warna kuning dan hijau khas warna-warna India. Masjid ini bisa dijadikan tujuan tempat ibadah bagi muslim yang sedang berkunjung ke singapura, terutama dikawasan little india dan bugis. Walapun ramai aula dalam ini cukup tenang dan khusyuk untuk beribadah, untuk masuk ke rumah ibadah ini tidak dipungut biaya, hanya saya jika ingin memberi dengan ikhlas bisa di berikan di kota amal yuang tersedia di Masjid ini. Ukiran Kaligrafi yang banyak di Masjid ini menjadikanya salah satu Masjid yang indah di Singapura.

Sesuai dengan namanya Masjid Hajjah Fatimah, Masjid ini dibangun oleh seorang pengusaha wanita kaya, dulunya Ibu Fatimah bertempat tinggal di tanah ini, tiba-tiba terjadilah kebakaran, beruntungnya Ibu Fatimah berhasil selamat tanpa ada luka sedikitpun, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa ia pun membangun Masjid ini, dan dinamakan Masjid Hajjah Fatimah, bangun Masjid ini sangat cantik dan unik, karena perpaduan arsitektur, Melayu, Tionghua dan Eropa.

Asimilasi budaya antara Barat dan Timur, Dirancang oleh English-Man yang tidak dikenal, arsitektur masjid ini merupakan paduan yang menarik dari pengaruh Eropa, Melayu, dan Tiongkok. Masjid yang didirikan pada tahun 1846 ini memiliki kubah berbentuk bawang, area wudhu yang menyerupai rumah khas Melayu dengan interior yang dihiasi ukiran kayu Melayu-Muslim tradisional.

Lalu kita akan melihat lantai porselen Tiongkok yang mengilap di kisi-kisi tembok pembatas pada jendela dan bagian kayu, di menara masjid, dan di dinding atas tembok pembatas atap. Yang paling menarik perhatian adalah menara masjidnya yang menyerupai puncak menara gereja. Di dalam ruangan ini dibagi menjadi beberapa bagian. Dari depan terdapat taman yang asri dan hijau. Seperti masjid pada umumnya, disini terdapat ruangan shalat yang sangat luas, tempat wudhunya juga sangat bersih dan terawat. Satu sisi untuk Pria dan sisi lainnya untuk wanita. Dari luar Masjid sangat anggun dan bersih, begitupun di dalamnya sejuk dan tenang.

Masjid ini bertempat di 471-Victoria Street, Singapura. Masjid Jamaath Muslim Malabar, atau familiar dengan nama Masjid Malabar, dulunya ini dibangun oleh Jemaah Muslim dari India Kerala pada tahun 1927, namun sayangnya pada tahun 1956 pembangunan masjid ini sempat terhenti karena tidak ada biaya lagi untuk kosntruksi, beruntungnya banyak masyarakat dari yang Muslin dan non-Muslim memberikan bantuan dana agar pembangunan Masjid ini tetap berjalan, dan akhirnya pembangunan Masjid ini dilanjutkan kembali pada 1963.

Warna biru yang ada pada Masjid ini memberi kesan yang tenang dan damai, Masjid dua lantai memiliki 3 kubah berwarna emas atasnya dengan bintang dan bulan sabit. Masjid Malabar memiliki ubin biru dan hijau di sekitar struktur internal dan eksternal. Selain itu fasilitas disni juga lengkap dan bersih, dan ada juga multifunction hall yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan.

Masjid ini adalah salah satu Masjid tertua di Singapura, rumah ibadah ini terletak di Chinatown, Masjid ini punya cirri khas dengan gerbangnya yang bernuasa Pagoda Tiongkok dominasi dari Chinatown, Masjid ini dulunya sering meghiasi kartu pos negeri singa ini pada jaman dulu.

Dulunya, Masjid ini untuk kaum migran Chulia, dibangun pada 1826, Masjid Jamae Chulia adalah masjid pertama dari tiga masjid di Chinatown yang didirikan oleh kaum Chulia, Muslim Tamil dari Coromandel Coast di India Selatan. Karena itu masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Chulia atau Chulia Mosque. Masjid ini adalah satu dari segelintir masjid di Singapura yang membuka kelas agama dalam bahasa Tamil hingga hari ini.

Gaya  arsitektur Masjid ini sungguh unik karena megunakan warna yang berani dan mnegusung gaya Barat dan Timur, gerbang masuknya diambil dari elemen gaya Indo-Melayu-Tioghua, lalu ruang shalat-nya mengusung aksen neo-klasik, dengan tiang-tiang jendela yang besar dan ubin yang mengilap khas Tiongkok. Berbeda dengan Masjid lainnya, Masjin ini belum pernah dibangun kembali, walapun sudah diperbaiki dan di cat ulang, bangunan ini masih asli dan otentik.Masjid Jamae Chulia ditetapkan sebagai monumen nasional pada 1974. (*)

Tags : Arsitektur, Singapura, masjid,