PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Anggota DPRD Riau daerah pemilihan (dapil) Kuansing-Inhu, Mardianto Manan, mengimbau masyarakat agar jangan mau menerima uang suap dari para calon legislatif (caleg) agar dipilih saat Pemilu.
"Politik uang dari Caleg sudah bentuk penghinaan."
"Caleg-caleg seperti itu berpikir kalau orang miskin isi kepalanya tidak ada selain uang. Orang miskin tidak mampu menelaah dan berpikir, makanya kasih saja Rp50.000 selesai urusan," kata dia, Selasa (30/1/2024).
"Tanpa disadari, kalau kita menerima serangan fajar, politik uang seperti itu, kita sedang dihina di depan muka. Apa kita tidak tersinggung digitukan?," tanya dia.
Menurut Mardianto, praktik politik uang seperti itu adalah bentuk penghinaan.
Ketika caleg yang menyuap masyarakat itu menang saat Pemilu, Mardianto melanjutkan, maka ia tidak akan menjalankan kewajibannya untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
"Kenapa? Karena dia merasa utangnya sudah lunas ketika memberi Rp50.000 tadi. Jadi saat dia jadi anggota dewan, ada dana pokir, datang masyarakat minta dibangunkan jembatan, rumah layak huni, dan lain sebagainya, si anggota dewan bisa mengatakan 'loh untuk apa? Kan dulu sudah saya bayar Rp50.000 untuk anda, urusan kita sudah selesai'," pungkasnya.
Mardianto mengaku bahwa ia sering dikritik oleh oknum-oknum yang melakukan politik uang.
Oknum tersebut, kata Mardianto, menganggap anggota dewan tidak perlu turun ke daerah-daerah dan tidak perlu menampung aspirasi masyarakat.
"Dia bilang sama saya simpan saja uang itu untuk diberi ke masyarakat jelang Pemilu. 'Orang miskin untuk apa ditanya kebutuhannya, kasih aja uang nanti dipilih juga kok'. Makanya saya sarankan kalau nanti ada caleg yang kasih uang, kalau perlu lempar, usir. Enak saja kita dihina," tuturnya.
Jika masyarakat menormalisasi politik uang dan mau memilih caleg yang menyuapnya, Mardianto menambahkan, garis kemiskinan dan ketimpangan sosial akan terus terjadi.
"Maka dari itu saya meminta kepada masyakarat, jangan mau dihina. Kenali dan pelajari siapa caleg itu. Kalau ada caleg atau anggota dewan tak pernah sekalipun turun lalu tiba-tiba datang beri uang, itu tandanya dia tidak akan pernah memperhatikan kita ketika dia menang," tutupnya. (*)
Tags : calon legislatif, caleg, pekanbaru, politik uang, News Kota,