PEKANBARU - Memasuki hari besar Natal hingga diperkirakan sampai Tahun Baru 2021, harga sejumlah komoditas pangan merangkak naik. Kenaikan signifikan dialami oleh produk cabai-cabaian. Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga rata-rata nasional untuk cabai merah besar pada 23 Desember 2020 mencapai Rp 59.250/kg. Turun tipis 0,08% dibandingkan hari sebelumnya tetapi naik tajam 41,24% dari posisi sebulan sebelumnya.
Harga cabai jenis lain pun naik. Misalnya harga cabai rawit hijau pada 23 Desember 2020 adalah Rp 50.000/kg. Naik hampir 50% ketimbang sebulan lalu. Kenaikan harga cabai akan menjadi warna dominan dalam inflasi bulan ini. Harga bahan pangan masih terus melambung dan diperkirakan bakal memiliki andil besar terhadap inflasi di penghujung tahun ini.
Meskipun libur panjang akhir tahun dipangkas dan masih ada pandemi, tren musiman kenaikan harga pangan jelang penutupan tahun masih terjadi. "Cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, tomat, daging ayam ras, minyak goreng, wortel pada naik semua," kata Weni Ibu rumah tangga yang ditanya tadi saat berbelanja di pasar Arengka.
Sejalan yang didata Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional kenaikan cabai merah mengalami kenaikan sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,02% (mtm), minyak goreng, jeruk, wortel, hingga tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Setidaknya tercatat ada enam bahan pangan yang mengalami kenaikan lebih dari 10% dibanding bulan sebelumnya.
Baik cabai merah maupun rawit telah melesat lebih dari 30% dalam sebulan terakhir. Harga cabai rawit merah kini di pasaran tradisional sudah tembus Rp 56 ribu/kg atau naik 43% dalam sebulan terakhir, sedangkan untuk harga cabai rawit hijau naik 41% menjadi ke Rp 47 ribu/kg. Untuk cabai merah keriting dan cabai merah besar kenaikannya masing-masing mencapai 36% dan 34%. Saat ini rata-rata harga cabai merah keriting di pasar tradisional dibanderol di Rp 53 ribu/kg. Harga cabai merah besar hampir menyentuh Rp 58 ribu/kg.
Untuk komoditas unggas, harga daging ayam dan telur ayam masing-masing melesat dobel digit sebesar 12% dan 10%. Harga daging ayam saat ini sudah menyentuh Rp 36 ribu/kg dan untuk telur ayam hampir menyentuh Rp 29 ribu/kg. Kenaikan permintaan akhir tahun akibat faktor musiman bisa jadi salah satu pemicu naiknya harga. Namun dari sisi pasokan untuk komoditas hortikultura seperti cabai adanya hujan lebat akibat La Nina memang menjadi ancaman terhadap produksi cabai di berbagai daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas bawang merah dan cabai merah memiliki MPP yang tinggi. MPP adalah selisih total antara penjualan dengan pembelian sebagai kompensasi kepada pedagang yang menjadi penyalur komoditas. MPP cabai merah bahkan mencapai 61,31% pada 2019. Sementara di saat yang sama MPP bawang merah juga mencapai 38,01%.
MPP kedua komoditas hortikultura tersebut jauh lebih tinggi ketimbang komoditas beras (22,34%) dan daging ayam ras (25,53%). Pola perdagangan cabai merah dan bawang merah memang memiliki rantai distribusi yang lebih panjang dari daging ayam ras segar. Untuk dapat sampai di tangan konsumen akhir, bawang merah dan cabai merah harus berpindah tangan sebanyak tiga kali. Pertama dari petani kemudian lanjut ke pedagang pengepul yang selanjutnya diteruskan ke pedagang eceran. Setelah dari pedagang eceran barulah sampai ke tangan konsumen.
Hal tersebut jelas berbeda dengan pola distribusi perdagangan daging ayam ras segar yang harus melalui produsen dan pedagang eceran saja untuk bisa sampai di tangan konsumen akhir. Kombinasi pola distribusi yang memiliki cabang lebih banyak, menipisnya pasokan di pasar akibat produksi rendah dan jalur distribusi yang terganggu hingga kenaikan permintaan membuat harga cabai dan bawang merah seringkali melambung. (*)
Tags : harga bahan pangan, harga cabai, sembako, harga sembako,