KESEHATAN - Ketika daerah-daerah di Jepang menyatakan keadaan darurat, sejumlah orang menghadapi pandemi Covid-19 dengan cara unik: membagikan gambar makhluk mistis mirip duyung yang dipercaya mampu menangkal wabah.
Amabie telah banyak dilupakan orang, terutama generasi baru. Ia termasuk yokai (makhluk mistis yang populer melalui cerita rakyat Jepang) pembawa keberuntungan yang pertama kali didokumentasikan pada 1846.
Syahdan, seorang petugas pemerintah sedang menyelidiki munculnya cahaya kehijauan yang misterius di perairan Provinsi Higo (kini Prefektur Kumamoto). Saat sang petugas tiba di titik cahaya itu berasal, sesosok makhluk berkilauan berwarna hijau muncul dari laut.
Kulitnya bersisik bak ikan, rambutnya panjang bergelombang, kakinya tiga dan berbentuk menyerupai sirip, dan mulutnya adalah paruh.
Amabie memperkenalkan diri kepada pria tersebut dan memberikan dua nubuat: Jepang akan diberkahi dengan panen raya selama enam tahun berturut-turut, dan sebuah pandemi akan mengoyak negara tersebut.
Makhluk separuh manusia itu kemudian memberikan instruksi, untuk mencegah penyakit, orang-orang harus menggambar dirinya dan membagikan gambar tersebut kepada sebanyak mungkin orang-orang lain.
Pertemuan misterius ini dipublikasikan di koran lokal, dengan gambar Amabie di cetakan kayu. Sejak itu, sosok Amabie semakin tersebar ke seluruh Jepang.
Hingga 174 tahun terakhir, Amabie tak terdengar. Namun sejak virus corona merambah Jepang, sosoknya muncul kembali di media sosial, membawa harapan dari para penyebarnya supaya pandemi ini segera berakhir.
"Amabie dapat dilihat sebagai meme dari Zaman Edo (1603-1968)," kata Victoria Rahbar, lulusan Pusat Studi Asia Timur dari Universitas Stanford.
"Amabie meminta publik menggambarnya, lalu membuat gambar tersebut viral untuk mencegah wabah."
Menurut Google Trends, yokai mitos ini mulai muncul di awal Maret dan telah menyebar ke lima benua, berkat tagar #AMABIEchallange yang kini turut menyebar dalam bahasa Inggris.
Selain puluhan ribu lukisan, gambar, dan penafsiran personal sosok Amabie di Twitter dan Instagram, orang-orang di Jepang mulai menjual masker wajah dan cairan pembersih tangan dengan gambar Amabie.
Seorang ilustrator yang menggambar sosok Amabie di sisi sebuah truk mengunggah foto dan berkata, "Saya melakukan perjalanan ke seluruh negeri dengan barang-barang saya dan Amabie untuk mendoakan penyakit ini segera pergi."
Satu lagi orang yang percaya Amabie membuat sushi dan biskuit dengan bentuk makhluk tersebut. Yokai itu juga dibordir ke kain, digambar di balon udara, dan tersedia dalam bentuk liontin di dalam gachapon (mesin kapsul Jepang). Beberapa bahkan mendandani hewan peliharaan mereka dengan kostum Amabie.
Meskipun yokai juga bisa berarti monster atau setan, yokai satu ini dicintai rakyat Jepang, terlebih di hari-hari ini. Beberapa yokai, seperti Amabie, dipercaya memiliki kekuatan yang penuh kebajikan. Sementara sejumlah yokai lain adalah pengubah bentuk dan biasanya diceritakan dengan latar kisah yang luar biasa rumit.
Ada Karakasa Kozo, makhluk berbentuk payung dengan satu mata yang mengendap-endap di belakang manusia dan menjilati mereka. Biwa bokuboku adalah kecapi yang bisa memainkan dawai-dawainya sendiri — ia suka tampil di tepi jalan dan meminta uang. Tofu kozo adalah pria dalam wujud anak kecil yang suka menguntit orang hingga ke rumah mereka dan menawarkan tahu.
Yokai berasal dari Zaman Edo, dan hingga awal Abad 20-an, melaporkan penampakan yokai adalah hal biasa bagi koran lokal di Jepang. Secara sejarah, yokai biasanya ditakuti, namun generasi sekarang menganggap yokai sebagai sosok yang lebih ramah.
"Yokai kerap kali berperan sebagai penolong dalam memproses perasaan atau situasi yang kurang menyenangkan. Mereka terkadang jadi semacam penghibur saat situasi menegangkan," ujar Hiroko Yoda, penulis buku Yōkai Attack! The Japanese Monster Survival Guide.
"Yang membuat mereka begitu berakar adalah sejarahnya yang panjang. Yokai, dalam berbagai bentuk dan nama, telah menjadi bagian dari budaya Jepang sejak berabad lalu. Di masa sekarang, yokai paling sering muncul sebagai hiburan. Mereka sering dipakai sebagai karakter dalam video gim, anime, dan komik."
Serupa dengan perasaan nyaman yang dibawa oleh maskot kenamaan Kumamon setelah gempa bumi Kumamoto pada 2016, kemunculan Amabie membawa sedikit humor dalam keadaan penuh ketidakpastian ini.
Salah satu penjelasan untuk fenomena ini adalah hubungan antara yokai dengan agama asli Jepang, Shinto, yang politeistis. Bahkan, bukan tidak aneh bila yokai juga digambarkan mengambil peran religius.
Yokai berbentuk rubah pengubah bentuk, Kitsune, misalnya, secara tradisional dipercaya sebagai pembawa pesan dari dewa Shinto, Inari. Patung kitsune bisa dilihat di banyak kuil Shinto di seluruh Jepang.
"Yokai adalah pembawa kenangan sejarah dari masyarakat Jepang," ujar Rahbar. "Mereka tidak statis, selalu ada yokai baru yang muncul berkat dokumentasi atau karya master manga seperti Shigeru Mizuki."
Mizuki, dalam komik GeGeGe no Kitaro, membantu memperkenalkan kembali karakter-karakter yokai dari masa 1960-an, juga menyajikan mereka menjadi karakter yang lebih disukai dan tak menakutkan.
Mizuki Productions juga lah yang sedikit banyak berperan dalam mempopulerkan Amabie di masa pandemi sekarang. Pada 17 Maret, perusahaan ini mencuit sebuah ilustrasi Amabie dengan pesan ini, "Semoga wabah masa modern segera berlalu."
Cuitan ini membuat seniman-seniman manga lain, seperti Mari Okazaki, mengunggah ilustrasi mereka dengan pesan sama: harapan supaya pandemi ini lekas berakhir.
"Begitu banyak berita sedih pada saat ini," ujar Okazaki. "Saya rasa masyarakat yang sudah terlalu banyak melihat berita sedih ingin merasakan sedikit kesenangan."
"Ketika seseorang melukis atau menggambar, mereka bisa merasa lebih tenang, jadi mereka menggambar [Amabie] untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain," lanjut Okazaki. "Banyak seniman ikut berpartisipasi, dan saya rasa ini hal yang bagus."
Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang baru-baru ini memanfaatkan kegilaan publik pada Amabie. Dalam sebuah twit pada 9 April, kementerian membagikan gambar Amabie dengan pesan kepada orang-orang untuk "mencegah penyebaran virus".
Amabie mungkin hanya figur fiktif, namun menyebarkan gambarnya ternyata mampu membawa sedikit harapan dan rasa kebersamaan di kala orang mencari pegangan dan harapan
Okazaki sendiri menggambar Amabie sebagai makhluk warna-warni yang dengan kekuatannya muncul dari laut, menghalangi sosok gelap bertampang jahat yang mengendap-endap di belakangnya.
"Ada banyak macam yokai di Jepang, dari yang imut hingga menyeramkan. Saya rasa sosok yang saya lukis adalah yang paling menggambarkan yang ada di hati saya," ujar Okazaki.
"Ini adalah manifestasi perasaan saya — cara saya mengatakan, 'Tolong lindungi orang-orang'". (*)
Tags : pandemi, monster ganas mirip duyung tangkal pandemi, monster ganas menangkal wabah pandemi, kesehatan, covid-19,