STRATEGI untuk mempersiapkan mekanisasi sawit perusahaan terus melakukan pelatih kompetensi operator alat berat dan alat mekanisasi lainnya. Selain itu, landscape kebun sawit harus dibangun mudah beradaptasi dengan mekanisasi alat.
"Sumber Daya Manusia (SDM) mempengaruhi performa alat berat di perkebunan sawit."
“Banyak orang 20 tahun di bidang mekanisasi, terus melakukan pembelajaran. Tetapi belum menemukan formulasi yang tepat,” kata Malinton Purba SH, Manager Humas PT Musim Mas dalam bincang-bincangnya belum lama ini.
Ia pun mengakui kalau di perusahaan terus melakukan diskusi-diskusi khusus seputar perkembangan mekanisasi di perkebunan sawit. Berbicara mekanisasi, program ini sebenarnya sudah lama tetapi belum semua perusahaan sawit menjalankannya.
Lalu seperti apa tantangan yang dihadapi?
Malinton mengakui perusahaan tempat Ia bekerja sudah memiliki tenaga professional di bidang alat berat dan alat mekanisasi lainnya. "Perusahaan sawit memang perlu mempersiapkan sumberdaya manusia sebagai operator alat berat yang dapat bekerja sesuai SOP (Standar Operating Procedure)," sebutnya.
Menurutnya, sumberdaya manusia yang bertanggungjawab terhadap alat berat perlu mendapatkan pelatihan yang rutin dan kompeten, baik itu di bidang mekanik dan operator.
Bahkan sebelum serah terima alat, perusahaan telah melakukan pelatihan bagaimana cara penggunaan dan perawatan alat tetapi modelnya sebatas training maupun pengenalan.
“Di saat training, calon operator belajar memahami alat dalam waktu singkat karena dinilai sudah paham dan dapat mengoperasikannya. Jadi, training harus seperti pilot untuk menghindari trouble dan membuat alat lebih terawat,” jelasnya.
Ia juga berpendapat perlunya pendidikan bagi generasi muda dibidang operator & mekanik alat-alat pertanian yang mungkin bisa dikerjasamakan antara perusahaan sawit, pabrikan alat berat dan alat mekanisasi pertanian lainnya serta institusi pendidikan/perguruan tinggi dan atau lembaga riset pemerintah.
“Dalam hal perusahaan mewujudkan lembaga pelatihan ini juga sebagai CSR-nya di industri perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
Faktor lain yang pengaruhi adaptasi mekanisasi adalah landscape kebun sawit. "Jadi di perkebunan yang memiliki hamparan luas dan kontur tanah yang flat sehingga mempermudah alat berat bekerja," katanya.
Menurutnya, perkebunan sawit adalah tanaman keras yang mempengaruhi kerja alat berat dimana landscape kebun sawit terdapat jalan poros dan koleksi.
Saat ini, desain infrastruktur perkebunan sawit mulai mempertimbangkan alat berat dapat masuk dan bekerja.
Menurutnya, peremajaan kebun sawit menjadi pintu masuk untuk menjadikan kebun lebih mudah beradaptasi dengan mekanisasi. Sebab, peremajaan memungkinkan pekebun dan perusahaan mengubah landscape dari yang sulit diakses alat berat menjadi lebih mudah.
“Paling utama bagaimana kebun mengubah kebun sawit petani supaya lebih mudah diakses alat seperti transporter dan traktor,” urai Malinton Purba.
"Jadi landscape kebun mengubah yang sebelumnya lebih tradisional."
“Alat berat yang digunakan membantu petani supaya kegiatan pupuk dan panen lebih efisien serta tepat. Manfaat lainnya, pemakaian alat juga menghargai tenaga manusia sehingga memperoleh hasil lebih baik,” ujarnya.
Ia berharap program peremajaan sawit rakyat juga mengubah cara pikir petani terhadap modernisasi alat. Tujuannya membantu peningkatan produktivitas hasil sawit supaya dapat menyamai perusahaan-perusahaan yang maju.
Seperti Traktor Erreppi Buffalo dapat membantu mekanisasi di perkebunan khususnya alat angkut didalam lahan (infield collection equipment) di semua medan. Tetapi Malinton melihat alat itu bisa menjaga kelestarian lingkungan, memberikan solusi inovasi, terutama daya lebih kuat dan kompeksi rendah serta penggunaan yang serbaguna. (*)
Tags : musim mas, perusahaan perkebunan sawit, perusahaan lakukan pelatihan operator alat berat, strategi mempersiapkan mekanisasi sawit,