NATAL menjadi hari atau momen yang dinantikan umat Kristiani di seluruh dunia. Hari baik tersebut menjadi peringatan atas kelahiran Yesus Kristus ke dunia.
"Sebagai daerah [Provinsi Riau] juga memiliki ragam tradisi dan budaya, bahkan ada juga selalu muncul dengan aneka tampilan yang unik dan mempesona di setiap hari-hari bersejarah."
"Semua itu, karena masyarakatnya memiliki latar belakang adat istiadat yang berbeda-beda," kata Ir Marganda Simamora M.Si, Ketua Umum [Ketum] Sahabat Alam Rimba [Salamba] ini menceritakan.
Menurutnya, banyak tradisi unik yang bisa ditemukan di Riau, utamanya saat perayaan Hari Natal, "tetapi memang masing-masing daerah memiliki karakter dan ciri khas yang unik nan mempesona," sebutnya.
"Penuh dengan tradisi, musim perayaan adalah saat dimana masyarakat berkumpul, memadukan adat istiadat setempat dengan semangat universal yaitu kegembiraan dan niat baik."
"Dari ramainya jalanan, hingga tradisi unik untuk di Riau hingga ke desa-desa yang tenang, kehangatan Natal sangat terasa dengan beberapa tradisinya," kata Marganda.
Di balik kota minyak dan kebun sawit yang terkenal dengan gaya hidup modern, Riau memiliki tradisi Natal yang juga terkenal unik dan masih dilestarikan seperti memberi ucapan kepada orang tua yang masih hidup, berjalan [bertamsya] ke alam wisata maupun berkunjung ke sanak family.
Berkeliling area kampung dan mengunjungi rumah-rumah kerabat, sambil menyanyikan lagu, melansir website juga dilakukan.
Ada juga tradisi mandi-mandi, yaitu menggambar wajah satu sama lain dengan bedak putih. Menurut kepercayaan, kegiatan tersebut menyimbolkan penebusan dosa dan pengampunan, serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dalam keadaan suci.
Masyarakat Batak di Riau juga punya tradisi perayaan Natal yang tidak kalah menarik, yaitu Marbinda dan Marhobas. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan menjelang Hari Raya Natal. Sedangkan, Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh para pria.
Makna dari tradisi Natal Marhobas dan Marbinda tidak sekadar simbol kebersamaan dan pengingat persaudaraan antara masyarakat saja. Tapi, sebagai wujud dari rasa syukur kepada Tuhan.
"Jadi Riau juga memiliki tradisi Natal yang tidak kalah unik dan menarik. Bisa juga dilakukan dengan tradisi memeriahkannya dengan pentas kesenian yang diangkat dari cerita-cerita di Alkitab," terangnya.
"Pentas kesenian juga bisa dilakukan di gereja-gereja, tapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan."
Jadi tradisi pentas kesenian pun menjadi sarana untuk menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi keberagaman, ungkapnya.
Bahkan adajuga sebagian daerah melakukan tradisi Natal, secara harfiah diartikan dengan “mengunci tahun”.
Tradisi ini dimulai sejak memasuki bulan Desember.
Tetapi tradisi Natal ini [Kunci Taon] dimulai dengan serangkaian ibadah di gereja dan dilanjutkan dengan kegiatan ziarah ke makam kerabat.
Jadi menurut Marganda Riau terkenal sebagai daerah dengan toleransi agama yang sangat tinggi, tentu terdapat tradisi keagamaan setiap agama, salah satunya adalah tradisi Natal tetap berjalan aman.
Memang, kata dia, Natal menjadi hari atau momen yang dinantikan umat Kristiani di seluruh dunia. Hari baik tersebut menjadi peringatan atas kelahiran Yesus Kristus ke dunia.
Perayaan Natal tentu tak bisa lepas dari sosok Sinterklas, pohon Natal, hadiah, dan berkumpul bersama keluarga.
Namun, tak lengkap rasanya jika tak mempersiapkan ucapan selamat Natal, khususnya untuk orang tua di rumah.
Jadi menurut Marganda Simamora, Natal merupakan peristiwa lahirnya Tuhan Yesus yang membawa damai dan sukacita untuk setiap manusia dan maknanya adalah perekat kedamaian, sukacita dan saling memberikan dukungan untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan dan beragama. Maka memberikan ucapan selamat Natal akan menunjukan kepedulian kepada mereka dan saling mendoakan satu sama lain agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia. (*)
Tags : marganda simamaora ketum sahabat alam rimba, salamba, natal 2023, riau, natal momen umat kristiani, tradisi dan budaya natal,