KEPRI - Sahabat Alam Rimba (SALAMBA) melihat dalam beberapa minggu terakhir, cuaca khususnya di Kepualaun Riau (Kepri) dan sekitarnya mengalami perubahan drastis.
"Nelayan dan warga di tepi pantai waspadai cuaca ekstrem."
"Setelah hujan dengan intensitas sedang mengguyur dibeberapa daerah, kini cuaca beralih menjadi terik dengan suhu mencapai 30 derajat Celsius," kata Ketua Umum (Ketum) Yayasan SALAMBA Ir Marganda Simamora SH MSi, Senin.
Menurutnya, para nelayan harus berhati-hati pergi melaut, ombaknya tinggi cuaca pun kurang bersahabat.
"Iklim yang ekstrem ditengarai pemanasn global atau juga efek rumah kaca,akibat menguapnyaCO2 ke udara disebabkan deforestasi hutan dan terbukanya tutupan lahan di kawasan gambut,"sebutnya.
Ganda Mora (nama sehari-harinya) ini juga menyoroti fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim yang kian terasa.
"Peningkatan frekuensi bencana banjir, kekeringan, dan mundurnya musim hujan adalah tanda-tanda bahwa perubahan iklim sudah mulai dirasakan oleh masyarakat," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa perubahan cuaca ini dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam sektor ekonomi.
"Anomali cuaca seperti ini dapat menyebabkan kerugian besar, khususnya di bidang pertanian yang mengakibatkan hasil pertanian menurun, begitu juga tangkapan ikan oleh nelayan," tambahnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Natuna juga sudah menghimbau warga untuk mewaspadai kondisi cuaca buruk.
Prakirawan Meteorologi Maritim Natuna. Muhammad Brian Zuhrufi Qolbi mengatakan untuk bebarapa hari kedepan kondisi cuaca di wilayah Natuna diperkirakan terdapat peningkatan angin dan gelombang diseluruh wilayah Natuna.
“Untuk beberapa hari kedepan diprakirakan kondisi cuaca masih sama, akan tetapi perlu diperhatikan dari tanggal 10 kemaren hingga 13 Januari 2025 dimana diprakirakan terdapat peningkatan kecepatan angin dan gelombang diseluruh wilayah Natuna,” terang M. Brian dikontak ponselnya.
Adapun tinggi gelombang signifikan berkisar antara 1 hingga 4 meter dan bisa mencapai 5 Meter dilaut Natuna Utara. Selain itu pada periode tersebut juga terdapat peningkatan curah hujan khususnya diwilayah Natuna dan sekitarnya.
Diprakirakan secara umum berawan tebal dengan potensi hujan ringan hingga lebat dan dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang.
BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Natuna menghimbau kepada masyarakat terutama yang berprofesi sebagai Nelayan dan yang melakukan aktifitas dilaut dihimbau untuk dapat mengurangi atau menahan diri terlebih dahulu untuk tidak melaut dikarenakan resiko pelayaran yang cukup tinggi.
Tetapi Ganda Mora menambahkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya hujan lebat dalam durasi singkat.
"Perubahan cuaca yang signifikan ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan pentingnya tindakan mitigasi untuk mengurangi risikonya."
"Kesadaran dan langkah-langkah preventif perlu terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan ini," pesannya.
Basarnas Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau juga mengimbau para nelayan mewaspadai cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga 13 Januari 2025.
"Kami mengimbau nelayan untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di laut," kata Kepala KPP Natuna Abdul Rahman saat dikonfirmasi lewat ponselnya dari Natuna, Sabtu.
Imbauan ini merupakan langkah Basarnas Natuna dalam mengantisipasi korban jiwa, sebab prakiraan itu dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Abdul Rahman menjelaskan pula bahwa cuaca ekstrem juga menghambat operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap dua warga Serasan yang hilang di Perairan Pulau Merundung pada Minggu (5/1/2025).
Selain Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah selama cuaca ekstrem berlangsung.
Kepala Pelaksana BPBD Natuna Raja Darmika mengingatkan warga untuk menjauhi area rawan pohon tumbang dan bahaya lainnya. (*)
Tags : cuaca ekstrem, nelayan, warga di tepi pantai, waspadai cuaca ekstrem, cuaca ekstrem nelayan tidak melaut,