"Sejumlah pasar elektronik mengaku lesu di tengah pandemi, pedagang elektronik ikut terimbas dalam situasi yang membuat banyak orang yang disarankan bekerja dan belajar dari rumah"
uasana toko elektronik di Kota Pekanbaru terus nampak sepi pembeli, terlebih Kota Pekanbaru masih menerapkan PSBM hingga November 2020 mendatang. Pengusaha toko elektronik mengaku penjualan berbagai macam barang elektronik turun hingga 60 persen selama masa pandemi Covid-19, meskipun telah berusaha memasarkan produk secara daring.
"Pada Januari-Maret 2020 kemarin saja permintaan barang elektronik sangat sedikit sekali (bisa -bisa hanya tumbuh 2,84 persen)," dalam perkiraan Along alias Adjun, salah satu Distributor Elektronik dibilangan Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru ini dan menambahkan perdagangan elektronik mengalami tantangan tersendiri karena penjualan anjlok akibat wabah virus corona, Rabu (14/10/2020).
Menurutnya, penjualan AC juga mengalami penurunan hingga 20 persen, lemari es turun 20 persen, televisi turun 15 persen, dan mesin cuci turun 5 persen.
Pasang surut elektronik selama pandemi
Walaupun barang-barang elektronik di era sekarang sudah kian dilengkapi berbagai kemampuan teknologi sempat membuat daya tarik konsumen. Namun, Covid-19 tampaknya membuat penjualan elektronik mengalami ikut lesu, seperti halnya industri lainnya.
Along alias Adjun, Distributor Elektronik boleh disebut sebagai Authorized Dealer terbesar di Kota Pekanbaru, Riau itu sepertinya tak mampu lagi berkomentar untuk menanggapi situasi yang serba 'runyam' ini. Dia berulang kali menggeleng-gelengkan kepalanya seakan mengisyaratkan, pemasaran produk elektronik semakin terpuruk. Menurutnya, penjualan elektronik dari berbagai produk dan merk terus mengalami penurun hingga 20 persen sejak terjadi pada kuartal pertama 2020. Anjuran untuk tetap berada di rumah yang dikombinasikan dengan ketidakpastian ekonomi, menyebabkan permintaan elektronik pun menurun.
Karena konsumen memutuskan berhenti belanja produk di luar kebutuhan pokok. Along alias Adjun mengungkapkan secara tersirat tadi ini bahwa bisnis elektronik yang ditekuninya sejak 15 tahun terkahir di tengah pandemi tidak mungkin menghilang begitu saja. Tetapi, ada peluang untuk menurun. Sebagai pengusaha di bidang elektronik, Along tetap melanjutkan, ia tetap harus berpikir optimistis, serta mengubah apa yang terjadi menjadi sebuah kesempatan.
Misalnya, ketika permintaan elektronik dan beberapa produk elektronik lainnya turun, namun masih ada produk lain atau alat-alat pendukung pekerjaan di rumah yang diminati masyarakat. “Jadi ini adalah tentang bagaimana kita melihat kesempatan,” ujarnya dengan logat singkat.
Dia tidak menampik saat ini, banyak orang melakukan model bisnis Business to Costumer (B2C) secara daring, menurut Along, akan sangat membantu di tengah pandemi. Saat ini, penjualan elektronik sudah berubah dan tinggal bagaimana penjual bisa mencari barang yang menarik dan dapat dijual lagi di secara daring. Along menilai saluran penjualan seperti pusat perbelanjaan, terkait elektronik di tengah pandemi mungkin akan mengalami kesulitan dalam jangka pendek. Sebab, mereka terbiasa mencari tempat elektronik untuk membeli secara langsung.
Namun, meski penjualan elektronik saat ini sedikit melambat masih ada produk mobile entertainment lainnya yang berpotensi menarik konsumen. Misalnya, Nintendo atau permainan lainnya, karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Alat-alat elektronik yang terkait rumah tangga, mungkin juga memiliki sedikit baik dalam setengah tahun ini. “Saya pikir jenis produk yang kita beli akan berubah untuk sementara. Di masa lalu, kita hanya melihat produk yang berhubungan dengan ponsel menjadi populer, tetapi kali ini produk yang berhubungan dengan rumah akan muncul,” ujar Along.
Ia juga menyebutkan memiliki pembeli aktif dan pembeli terverifikasi dalam komunitas pembeli elektronik. Ditanya tren ke depan dalam masalah ini, Along melihat pandemi yang masih akan terus berlangsung, nampaknya juga akan memberi dinamika pada perdagangan elektronik. tetapi dia tidak menampik akan ada lebih banyak pemintaan produk yang berkaitan dengan perawatan medis dan kesehatan. Tak ketinggalan juga, produk-produk yang menunjang aktivitas belajar serta bekerja dari rumah.
Memang jika disimak situasi pandemi covid-19 saat ini, produk perawatan medis dan kesehatan termasuk personal health electronic, produk medis, rehabilitasi dan kesejahteraan, kebersihan pribadi dan perawatan, masker dan aksesoris, pemantauan kesehatan, penjaga kualitas udara, dan peralatan sanitasi terus diminati konsumen. “Produk itu akan populer. Saya percaya akan ada lebih banyak produk baru terkait perawatan medis dan kesehatan yang diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.
Selain itu, situasi beberapa bulan terakhir yang membuat banyak orang yang disarankan bekerja dan belajar dari rumah, akan membuat produk yang terkait dengan belajar dan bekerja dari rumah akan terus populer. Mungkin juga produk terkait dengan hiburan audio dan video, gaming dan leisure. Kemudian, peralatan rumah tangga, produk komputer dan peralatan kantor, serta keamanan rumah, juga akan menjadi buruan para konsumen dalam beberapa bulan ke depan.
Jajal strategi berbeda
Sebagian konsumen berperanggapan penjualan elektronik terbilang lesu selama pandemic, pabrikan tentu harus memiliki strategi baru untuk kembali memikat pasar. Apalagi, saat ini masyarakat sudah mulai memasuki era new normal. Salah satu strategi yang dilakukan LG Electronic Indonesia adalah dengan memberikan asuransi Covid-19 pada seluruh konsumen yang berbelanja produk perangkat elektronik rumah tangga.
Seperti disebutkan Product Marketing Manager Home Appliance PT LG Electronics Indonesia, Jun Yub Lee, menjelaskan, program asuransi ini didesain untuk memberi manfaat berlapis pada risiko yang dialami peserta akibat pandemi. “Tentu menjadi harapan kami, konsumen tak memerlukannya. Namun kami berupaya mendukung lebih banyak orang dalam menata kehidupannya di masa kenormalan baru ini,” ujarnya.
Perusahaan LG Electronics Indonesia itu selama dua bulan, dimulai dari 22 Juni 2020 kemarin melakukan program dapat diikuti untuk setiap pembelian produk perangkat elektronik rumah tangga. Termasuk didalamnya kulkas, mesin cuci, mesin pengering pakaian hingga styler. LG pun tak membatasi program ini hanya berlaku untuk varian produk premium. Masyarakat juga dapat melakukan pembelian pada berbagai kanal penjualan, tanpa harus kehilangan hak atas promosi lain yang berlaku pada toko tersebut. (*)
Editor: Surya Dharma Panjaitan
Tags : Pandemi Corona, Covid-19, Pasar Elektronik Lesu, Elektronik di Tengah Pandemi, Pekanbaru-Riau,