"Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau terus bertambah hingga total keseluruhannya menjadi 1.097 kasus. Tapi ahli Epidemiologi menyarankan segera dibentuk Satuan Tugas [Satgas] Covid-19"
asien covid-19 di Riau terus bertambah, namun pasien sembuh juga bertambah, setidaknya hari ini sebanyak 36 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan sembuh, totalnya 695 orang. Untuk kasus meninggal dunia juga mengalami penambahan sebanyak satu orang, totalnya sekarang menjadi 17 kasus.
Secara nasional untuk pasien positif bertambah sebanyak 2.266 orang, totalnya 147.211 orang. Hal ini berdasarkan data laporan harian Satgas Penanganan Covid-19 yang dihimpun dari seluruh daerah di Indonesia. Untuk pasien sembuh juga terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hari ini tercatat 2.017 pasien sembuh, sehingga total keseluruhan yang dinyatakan sembuh sebanyak 100.674 orang. Untuk kasus meninggal dunia bertambah sedikit, yakni sebanyak 72 kasus dengan total keseluruhan 6.418 kasus.
WNA asal Swiss Terkonfirmasi Covid-19
Dalam penambahan kasus Covid-19 di Riau kali ini terdapat penambahan 11 kasus terkonfirmasi Covid-19 baru, yang mana satu kasus di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA) dari Swiss. "Hari ini Riau ada tambahan 11 kasus terkonfirmasi Covid-19 baru, dan satu kasus di antaranya merupakan seorang Warga Negara Asing (Swiss) yang ada keperluan kerja di Riau," kata Kepala Dinas Kesehatan [Kadiskes] Riau, Mimi Yuliani Nazir.
Namun kabar baiknya, Riau juga terdapat penambahan 20 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan dipulangkan ke rumahnya. Maka total kasus terkonfirmasi Covid-19 Riau berjumlah 1.050 orang, dengan rincian diisolasi mandiri 136 orang, rawat di RS 238 orang, sembuh 660 orang dan 16 meninggal dunia. Adapun 11 tambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 baru hari ini adalah warga Pekanbaru 6 orang, Warga Negara Asing (WNA) Swiss 1 orang, Siak 3 orang dan warga Kuansing 1 orang. "Sedangkan untuk kabar baiknya, yakni penambahan 20 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, adalah Tn D (48) warga Pekanbaru. An SN (15) warga Pekanbaru. Tn ES (51) warga Pekanbaru.Tn GYH (36) warga Pekanbaru.Tn FF (51) warga Pekanbaru.Tn FI (38) warga Pekanbaru. Tn FR (55) warga Pekanbaru. Tn WMK (37) warga Pekanbaru. Tn S (50) warga Pekanbaru," terang Mimi.
"Lalu, Tn DMF (27) warga Pekanbaru. Ny GAF (29) warga Pekanbaru. By ES (0 hari) warga Kampar. Ny Y (54) warga Kampar. Ny EH (34) warga Kampar. Tn RA (36) warga Siak.Tn DI (25) warga Siak. Ny P (28) warga Siak.Tn S (42) warga Siak. Tn P (50) warga Siak. Tn MY (28) warga Pelalawan," urainya.
Suspek yang diisolasi mandiri berjumlah 5.285 orang, diisolasi di RS berjumlah 45 orang, selesai isolasi berjumlah 6.214 orang, meninggal dunia berjumlah 23 orang. Total suspek berjumlah 11.567 orang.
Razia protokol kesehatan belum sentuh perkantoran dan pusat keramaian
Sementara tim gabungan penegak hukum Pemko Pekanbaru gencar meakukan razia di beberapa titik jalan. Namun, razia protokol kesehatan hingga kini belum menyentuh pusat perbelanjaan. "Untuk tempat keramaian kita susun dulu, apalagi Walikota sudah memerintahkan agar razia protokol kesehatan di perkantoran dan pusat keramaian," kata Plt Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Burhan Gurning, Kamis (20/8/2020).
Pemko Pekanbaru rencananya lakukan razia lanjutan pekan depan. Ia mengimbau masyarakat agar menyadari pentingnya mengikuti protokol kesehatan, apalagi saat ini kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru meningkat. Selama lakukan razia, ada 411 warga yang kedapatan tidak mematuhi protokol kesehatan. 42 diantaranya memilih sanksi denda. Saat ini, dana terkumpul dari denda sebesar Rp10.500.000. Jumlah ini terkumpul sejak Senin 10 Agustus lalu hingga 18 Agustus kemarin. Uang denda yang terkumpul itu masuk kas daerah.
Diperlukan Satgas Covid-19
Ahli epidemiologi Riau sarankan agar setiap perkantoran di Riau, baik itu swasta maupun instansi pemerintahan, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kantor dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid-19, kata Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Riau dr Wildan Asfan Hasibuan M.Kes (Epid).
Dia menyatakan dengan adanya Satgas Kantor, akan dapat memudahkan lembaga untuk memantau penyebaran virus corona di tempat kerja masing-masing. "Nantinya tim Satgas inilah yang akan melakukan pemantauan terhadap setiap karyawan atau pegawai di kantor masing-masing yang memiliki penyakit kronis, kemudian diusulkan kepada pimpinan agar sebaiknya mereka bekerja di Rumah," sebutnya.
Menurutnya, orang dengan usia lanjut dan orang dengan penyakit kronis sangat beresiko jika terpapar virus corona. Bahkan untuk saat ini, klaster - klaster kantor sangat dikhawatirkan, karena penyebaran virusnya sangat cepat. "Sekarang kita tidak perlu berbicara seberapa efektif keberadaan Satgas ini dalam mengantisipasi penyebaran wabah corona di perkantoran. Tapi setidaknya, kasus-kasus penularan di perkantoran bisa dipantau lebih dini dengan menggerakkan Satgas ini agar tidak bermunculan klaster-klaster perkantoran," terangnya.
Dia mencotohkan, seandainya ada karyawan yang baru pulang dari daerah terjangkit, mereka bisa diminta untuk tidak masuk kerja dulu. Bahkan kalau perlu di tes dulu, "tim Satgas ini bisa merespon setiap masalah yang berkaitan dengan Covid-19 di kantor-kantor mereka".
"Jadi kalau ada pegawai-pegawai yang demam, suruh pulang saja lah. Sementara jangan dulu bekerja di kantor karena berpotensi membahayakan karyawan yang lain," terangnya. (*)
Tags : Satgas Covid-19, Riau, Virus Corona ,