Pedagang Kaki Lima Jual Beras dan Telur Harganya Selangit

PEKANBARU- Tingginya harga beras dan telur ayam berimbas kepada kedai harian di Kota Pekanbaru.

"Gara-gara harganya selangit, pedagang kaki lima tak jual beras dan telur."

"Belanja apa-apa sekarang pada naik,  beras topi koki biasa dapat Rp10 ribu per kilogram sekarang sudah Rp14 ribu per di kedai, kalau dipasar dapatlah Rp13.500 tapi ya kalau dihitung-hitung sama ajalah, belum nanti kalau ke pasar bayar parkir lagi udah Rp2000 sekali parkir biasa Rp 1000," kata Yeni,Ibu rumah tangga mengeluhkan, Minggu (25/9).

Banyak warung memilih tidak jual beras dan telur ayam sebab harganya selangit.

Seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Sidomulio Timur ini kebingungan saat beras di rumah habis hendak membelinya dipasar.

"Tadi udah ke warung-warung nanya beras enggak ada yang stok. Alasannya mahal," katanya.

"Tadi titip sama anak beli beras yang 5 kilogram yang biasanya Rp50 ribu udah dijual Rp70 ribu," keluhnya.

Rata-rata harga telur dan beras disejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru cenderung naik. Hal ini sudah berlangsung sejak pemerintah menetapkan kenaikan harga pada bahan bakar minyak (BBM).

Hardi, seorang pemilik warung di pasar empat arengka membenarkan hal tersebut.

"Enggak sanggup nyetok beras dan telur. Mahal. Jadi mending jual jajanan anak-anak yang enggak naik. Yang penting modal warung mutar," sebutnya.

Informasinya harga beras Belida/Topi Koki dijual seharga Rp13.500/kg padahal sebelumnya hanya Rp10.000/kg. Untuk harga ditingkat kedai harian bisa mencapai Rp14 ribu/kg hingga Rp15 ribu/kg.

Untuk harga beras anak daro saat ini sudah berada diharga Rp15 ribu/kg ditingkatkan pasar padahal sebelumnya hanya Rp 14ribu/kg. Jika kembali dijual ditingkat pedagang kedai harian sudah mencapai Rp16 ribu/kg.

Telur ayam Rp2.600 per butir ditingkat pedagang pasar atau agen, harga akan lebih tinggi jika sampai ditingkat pedagang kedai harian bisa Rp3 ribu per butir. (rp.jon/*)