Headline Sejarah   2020/08/12 10:42:00 AM WIB

Pegunungan Terjal Berusia 37 Juta Tahun

Pegunungan Terjal Berusia 37 Juta Tahun

SEJARAH - Peneliti Geologi dari College of Marine Sciences di King Abdulaziz University serta dari Departemen Fossil di Saudi Geological Survey melakukan survei terhadap usia geologi tebing gunung di Bagian Utara Saudi. Gunung-gunung yang terdiri dari batu gamping lunak itu diperkirakan berusia sekitar 37 juta tahun.

Fosil coccolith berkapur laut berkapur laut digunakan dalam penelitian pertama dari jenisnya dan diterbitkan dalam Journal of Riset Ekologi dan lingkungan Terapan pada edisi Agustus 2020. Coccoliths adalah pelat individu kalsium karbonat yang dibentuk oleh coccolithophores.

Fosil Cocclith adalah stalaktit kecil dari sel alga bersel tunggal. Yang setelah kematian dan kehancurannya, mereka menyebar residu stalaktitnya, yang ukurannya berkisar antara 3-30 mikrometer. (Satu milimeter sama dengan 1000 mikrometer). 

Anggota Fakultas di Departemen Geologi Kelautan di KUA Collage of Marine Sciences, Dr Muhamamd Hamdi Al-Jahdali dianggap sebagai orang pertama Saudi yang berpartisipasi dalam misi eksplorasi global dua kali berturut-turut di kapal penelitian Joides Resolusi di Pasifik  dan Karibia saat belajar untuk gelar master dan doktoral di State University Florida. Univeritas telah mempublikasikan penelitiannya di pegunungan utara kerajaan melalui fosil laut mikro-collette.

Al-Jahdali mengungkapkan bahwa pegunungan tersebut merupakan sedimen semi yang berumur 37 juta tahun dan organisme ini muncul dalam catatan geologi sekitar 200 juta tahun yang lalu. Ini adalah alat penting dalam menentukan umur geologi batuan sedimen batu gamping dalam studi geologi. Mengingat konsentrasi dan kepadatannya dalam sistem geologi laut. 

“Sebagian besar arab saudi bagian utara dan negara- negara tetangga ditutupi dengan lingkungan laut semi-dalam pada akhir periode Eosen, yaitu sekitar 37 juta tahun yang lalu, ketika mikro- coccolith mengapung di permukaan air sebelum kematiannya. Dan jatuh ke dasar laut berupa pancuran batu kapur, selain fosil coccolith. Fosil laut berukuran besar seperti bulu babi juga terdapat di wilayah penelitian.,” ujar AlJahdali dilansir dari saudi Gazette, pada Selasa (11/8).

Gunung Sinai 

Penelitian terbaru mengatakan bahwa gunung tempat Nabi Musa mendapatkan 10 perintah dari Tuhan bukanlah di Semenanjung Sinai, Mesir, akan tetapi di Arab Saudi. Hal tersebut diungkap oleh Ryan Mouro, seorang peneliti di lembaga non-profit anti ekstrimisme Clarion Project dan Doubting Thomas Research Foundation Amerika Serikat, lewat sebuah film dokumenter yang berjudul: Finding the Mountain of Mouses, The Real Mount Sinai in Saudi Arabia.

Film dokumenter ini mengklaim, berdasarkan beberapa wawancara terhadap umat Kristen, Yahudi, dan Islam, sekitar situs bahwa Gunung Sinai yang disebutkan dalam Alkitab sebenarnya terletak di barat laut Arab Saudi. Mouro menuduh bahwa pemerintah Saudi telah berusaha untuk menyembunyikan lokasinya dari seluruh dunia menggunakan “pagar, polisi, dan ancaman kekuatan”.

Alasan lain di balik tuduhan yang ia ungkapkan karena lokasi lembah suci tersebut masuk dalam rencana proyek pembangunan kota mega-politan senilai 500 milyar dolar yang akan dibangun oleh Saudi Arabia pada beberapa tahun mendatang yang diklaim akan 33 kali lebih besar dari ukuran kota New York.

Oleh karena itu pihaknya telah menyebarluaskan hasil penelitian itu untuk mencoba meyakinkan Arab Saudi agar melestarikan situs suci tersebut. Moure percaya bahwa Jabal Maqla, salah satu gunung tertinggi di Semenanjung Arab dan puncak di pegunungan Jabal al-Lawz, adalah tempat sebenarnya di mana Musa menerima Sepuluh Perintah.

Dia juga menduga telah menemukan Elam, oasis di mana Musa dan Israel menemukan air setelah melintasi Laut Merah dalam perjalanan ke Gunung Sinai, dan apa yang bisa menjadi beberapa bukti lain, seperti batu yang dipecah oleh Musa atau sisa-sisa sebuah altar kuno tempat orang Israel menyembah seekor anak lembu emas sementara Musa berada di puncak gunung.

“Pikirkan tentang berapa banyak hal sejalan dengan kisah Alkitab di sini, di gunung ini,” kata Mauro menyimpulkan penelitiannya yang menentang teori populer bahwa Gunung Sinai yang dikatakan dalam Alkitab terletak di Semenanjung Sinai, Mesir. (*)

Tags : Pegunungan Terjal, Pegunungan Berusia 37 Juta Tahun, Gunung Sinai, Arab Saudi Bagian Utara,