INTERNASIONAL - Para pemimpin China memperingatkan para pejabat untuk tidak menutup-nutupi merebaknya wabah virus corona yang sejauh ini telah menjangkiti hampir 300 orang.
Siapapun yang menutup-nutupi terjadinya kasus baru akan "dipermalukan seumur hidup", kata lembaga politik yang bertanggung jawab atas hukum dan ketertiban. Peringatan ini muncul di tengah laporan media resmi yang menyebutkan enam orang meninggal akibat virus yang menyebabkan masalah pernafasan ini.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan mempertimbangkan Rabu (22/01) apakah akan menetapkan kasus ini sebagai darurat kesehatan masyarakat, seperti halnya flu babi dan Ebola. Bila deklarasi ini ditetapkan, maka langkah ini akan dianggap sebagai seruan darurat untuk diambilnya langkah internasional secara terkoordinasi.
Korban terbaru termasuk seorang pria berusia 89 tahun yang bermukim di Wuhan, kota pusat penyebaran galur baru virus corona. Kabar itu mengemuka setelah Komisi Kesehatan Nasional China memastikan dua kasus di Provinsi Guangdong timbul akibat penularan antarmanusia.
Dalam pernyataan terpisah, Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengatakan sedikitnya 15 petugas medis di Wuhan juga terinfeksi virus tersebut, salah satunya dalam kondisi kritis. Semuanya dilaporkan menjalani perawatan di ruangan isolasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada sebanyak 218 pasien yang terjangkit virus ini.
Ada pula dua orang Thailand, satu orang di Jepang, dan satu orang di Korea Selatan yang dilaporkan tertular. Kepastian ini muncul di tengah persiapan antisipasi di bandara-bandara di seluruh dunia untuk memasang alat pengukur suhu badan di ketika ratusan juta warga China melakukan perjalanan di dalam dan luar negeri untuk libur Imlek.
Saham perusahaan farmasi di China meningkat tajam di tengah kekhawatiran meningkatnya virus baru yang menyebar di seluruh negara itu. Beberapa perusahaan farmasi besar di pasar modal Shanghai dan Shenzen meningkat 10% dari batasan per hari. Namun di sisi lain, perusahaan penerbangan China, operator perjalanan dan hotel-hotel turun.
Virus ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan, kota berpopulasi 11 juta orang, pada akhir 2019. Semua pasien baru-baru ini bepergian ke Wuhan. Bandara di Singapura, Hong Kong, dan Tokyo memeriksa para penumpang dari Wuhan. Aparat AS menerapkan langkah serupa pekan lalu di bandara San Francisco, Los Angeles, dan New York.
Pihak berwenang Australia mengumumkan mereka akan mulai memeriksa para penumpang yang tiba di Sydney dari Wuhan. Wisatawan China adalah turis terbanyak di Australia, dengan jumlah satu juta orang tahun lalu.
Jumlah orang yang tertular virus misterius di China meningkat tiga kali lipat dengan penyebaran virus ke kota-kota besar lain termasuk Beijing, Shanghai dan Shenzen. Ada kekhawatiran virus itu menyebar cepat—dan menjangkau lebih banyak daerah—mengingat jutaan orang di seantero China bersiap pulang ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan Imlek pekan ini.
Mudik besar-besaran ini membuat pihak berwenang tidak mampu memonitor penyebaran penyakit secara ketat. Para pakar pun berpendapat banyak kasus yang mungkin belum terdeteksi saat ini. Sebuah lapora Pusat MRC untuk Analisis Penyakit Menular Global dari Imperial College London memperkirakan ada lebih dari 1.700 kasus.
Akan tetapi, Gabriel Leung selaku dekan fakultas kedokteran University of Hong Kong, memprediksi jumlah kasus mendekati 1.300. Virus yang terjadi ini mengingatkan orang pada virus Sars - yang juga berasal dari virus corona- yang menewaskan 774 orang pada awal tahun 2000 di puluhan negara, sebagian besar di Asia.
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang disebabkan virus corona, menjangkiti 8.098 orang di China sejak wabah itu meluas pada tahun 2002. Tercatat 774 orang meninggal dunia akibat virus tersebut. "Ada ingatan yang kuat tentang SARS, itulah asal sumber ketakutan. Namun kami kini lebih siap menghadapi penyakit semacam itu," kata Josie Golding, lembaga penelitian kesehatan berbasis di London, Inggris seperti dirilis BBC.
Virus corona dapat menyebabkan gejala mulai dari demam ringan yang dapat berujung pada kematian. Di tengah ini semua, pemerintah China tetap meyakinkan masyarakat bahwa virus itu "masih dapat dicegah dan dikendalikan." Komisi Kesehatan Nasional China memastikan mereka akan meningkatkan pengawasan selama liburan Imlek.
Virus ini, yang juga dikenal dengan sebutan 2019-nCoV, diketahui sebagai galur baru virus corona yang sebelumnya tidak diidentifikasi pada manusia. Para pejabat China meyakini virus itu berasal dari hewan yang terinfeksi di pasar hasil laut dan hewan liar di Wuhan. Namun para pejabat dan ilmuwan masih belum dapat memastikan bagaimana virus ini menyebar.
Virus corona adalah keluarga virus yang luas, tapi hanya enam (tujuh jika galur baru virus ini dihitung) yang diketahui menginfeksi manusia. WHO memberi arahan kepada masyarakat agar menghindari kontak "tak terlindung" dengan hewan hidup, memasak daging dan telur sampai matang, dan menghindari sentuhan langsung dengan orang yang memiliki gejala demam atau seperti flu.
Tanda-tanda seseorang sudah tertular mencakup gejala pernapasan, demam, batuk, napas pendek, dan kesulitan bernapas. Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mengatakan analisis sementara bahwa virus itu berasal dari hewan yang terinfeksi dan tidak menyebar antarmanusia dianggap berguna dan membantu pihak berwenang membuat rencana penanganan wabah. "Banyak yang perlu diketahui tentang virus baru corona," kata WHO.
Hingga kini, lanjutnya, belum cukup terkumpul bukti untuk membuat kesimpulan pasti seputar virus, termasuk metode penyebaran dan sumbernya. Peneliti dan petugas medis telah mengambil contoh virus dari beberapa pasien. Sampel itu juga sudah dianalisis di laboratorium.
Pihak berwenang di Kota Wuhan mengatakan sebanyak 136 kasus baru telah dikonfirmasi sepanjang akhir pekan. Pada periode tersebut, orang ketiga telah meninggal dunia akibat virus itu.
Hingga Minggu (19/01), para pejabat setempat mengatakan sebanyak 170 orang di Wuhan masih menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk sembilan di antaranya yang mengalami kondisi kritis. Pejabat kesehatan di Distrik Daxing, Beijing, menyebut dua orang yang telah bepergian ke Wuhan kini dirawat atas pneumonia terkait virus itu.
Tags : Kasus Baru Covid-19, China, Internasional,