News Kota   2023/06/22 15:49 WIB

Pemerintah dan Muhammadiyah Beda Penetapan Tanggal Hari Raya Iduladha, Legislatif: Warga Bijak Menyikapi dan Saling Menghargai

Pemerintah dan Muhammadiyah Beda Penetapan Tanggal Hari Raya Iduladha, Legislatif: Warga Bijak Menyikapi dan Saling Menghargai

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah dan ormas Islam Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Iduladha 1444 H/2023 pada tanggal berbeda. Kementerian Agama telah menetapkan awal Zulhijah pada Selasa (20/6). Dengan demikian, Hari Raya Iduladha  jatuh pada Kamis 29 Juni.

"Sidang isbat secara mufakat bahwa 1 Dzulhijjah 144 Hijriah jatuh pada hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 Masehi dan hari raya Idul Adha jatuh pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2023 masehi," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi saat mengabarkan hasil sidang isbat di Kantor Kemenag, Minggu (18/6).

Penetapan Hari Raya Iduladha 1444 H oleh pemerintah ini merupakan hasil hisab dan rukyat yang telah dilaksanakan oleh tim hisab rukyat Kementerian Agama di 99 titik seluruh wilayah Indonesia.

Sementara Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah terlebih dulu menetapkan Hari Raya Iduladha 1444 H jatuh pada Rabu 28 Juni. Keputusan ini ditetapkan Muhammadiyah berdasarkan kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti sempat mengusulkan libur Iduladha menjadi dua hari, yakni 28 dan 29 Juni 2023. Usulan itu dibuat setelah melihat ada potensi beda tanggal perayaan Iduladha antara Muhammadiyah dengan pemerintah.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan umat Islam saling memahami dan toleransi soal perbedaan tanggal Hari Raya Iduladha antara pemerintah dan Muhammadiyah. Menurutnya, perbedaan adalah hal yang biasa.

"Maka sikap yang sudah dibangun yaitu adanya toleransi, sikap saling mengerti, dan saling memahami adanya perbedaan itu yang, artinya sudah lama kita sudah bertahun-tahun," kata Ma'ruf di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (19/6)

Sementara anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Irman Sasrianto mengaku adanya perbedaan perayaan Idul Adha 2023 antara Muhammadiyah dengan yang ditetapkan Kementerian Agama.

"Meski berbeda, diharapkan masyarakat menanggapinya dengan bijak."

"Perbedaan ini bukan yang pertama kali. Maka dari itu kita mengimbau masyarakat untuk lebih bijak. Kalau memang merasa meyakini dari dua pendapat yang berbeda itu silakan saja masing-masing warga di waktu mana yang mereka yakini untuk mengikuti Lebaran haji itu," ungkap Irman, Kamis (22/6)

Ia mempersilahkan masyarakat umat Islam untuk merayakan Iduladha 1444 H/2023 M sesuai keyakinan.

Ia mempersilahkan masyarakat menentukan pilihannya masing-masing sesuai keyakinan. Boleh merayakan Iduladha di Rabu (28/6/2023) atau Kamis (29/6/2023) asalkan dengan keyakinan sendiri dan tidak ikut-ikutan.

"Kita tidak bisa juga memaksakan keyakinan, meyakini apa yang kita yakini bahwasa di tanggal dan hari ini Lebaran Haji. Sementara masyarakat yang lain mungkin meyakini hari lain," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk saling menghargai dan tidak berdebat dengan adanya perbedaan perayaan Hari Raya Iduladha 1444 H. Sebab, perbedaan pendapat seperti ini sudah biasa terjadi, hanya perlu saling toleransi.

"Silahkan bagi masyarakat untuk melaksanakan Lebaran Haji itu sesuai dengan keyakinan masing-masing. Mau tanggal berapa dan pada hari apa," ucap Irman.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah menetapkan Iduladha 1444 Hijriah jatuh pada 29 Juni 2023. Sementara Muhammadiyah menetapkan Iduladha jatuh pada 28 Juni 2023. (*)

Tags : idul adha, perbedaan penetapan idul adha, pemerintah dan muhammadiyah beda penetapan hari raya iduladha, warga bijak menyikapi perbedaan idul adha, news kota,