Kasus Covid-19 di Riau masih terus bertambah dari hari ke harinya seperti Sabtu 5 Mei 2021 bertambah 507 kasus baru yang dilaporkan. Hal tersebut membuat total kasus Covid-19 di Riau menjadi 62.095.
RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Menurut Ketua Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan, pemerintah dinilai kurang berhasil dalam penanganan Covid-19. "Dua kata, kurang berhasil," katanya pada wartawan, Jumat (4/6).
Wildan Asfan Hasibuan menjelaskan, ada banyak hal yang membuatnya mengatakan demikian. Pertama kegagalan pemerintah menyampaikan pesan pencegahan Covid-19. "Kita bisa lihat pemerintah memang menyampaikan pesan pake masker, jaga jarak, dan cuci tangan tapi tidak terlihat pada banyak acara yang dilakukan pemerintah pusat," kata dia.
Menurutnya, membuat masyarakat akhirnya menirukan atau melakukan hal yang sama, yakni tidak memakai masker dan lain sebagainya. Lalu ketidakberhasilan pemerintah daerah dalam meningkatkan testing, isolasi, dan contact tracing. Selain itu ketidakberhasilan pemerintah dalam memantau dan membantu pemerintah daerah menangani Covid-19.
Namun menurutnya hukuman atau sanksi untuk masyarakat yang melanggar tidak terlalu urgent. "Hukuman itu tidak begitu urgent, yang penting pesannya disampaikan dengan benar dan konsisten," kata Wildan Asfan Hasibuan.
Dia juga menyoroti target testing pemerintah yang tidak tercapai. "Katanya mau meningkatkan kapasitas testing tapi sampai saat ini tidak tercapai," ujarnya.
Pemerintah harus konsisten, sebaiknya pemerintah lebih konsisten dalam menyampaikan pesan. Tak hanya dengan iklan, tapi masyarakat butuh konsistensi dari semua orang pemerintahan untuk menggunakan masker. "Tidak ada lagi orang atau siapapun foto enggak pakai masker, bicara enggak pakai masker," katanya.
Bagaimana Riau jika dibanding provinsi lain? Bayu mencontohkan Singapura sebagai salah satu negara yang sudah terkontrol. Meski masih ada sedikit penambahan kasus, pemerintah melakukan tes dan tracing dengan cepat dan massif, sehingga cepat terkontrol. Sedangkan di Riau, dari satu kasus saja, jumlah yang di-tracing masih sedikit. Belum lagi yang dites. "Akhirnya kontaknya banyak yang lepas dan menimbulkan penularan baru. Akan selesai ketika mayoritas sudah pernah kena dan timbul kekebalan, atau ada vaksin," katanya.
Sementara itu jika penanganan Covid-19 di Riau masih tidak ada perbaikan, dia hanya berharap vaksin segera ditemukan. "Harapannya pada vaksin kalau melihat penanganan yang segini segini saja," imbuh dia.
Anggaran Penanganan Covid-19 tahun 2021 tidak ada
Berbagai keluhan Rumah sakit umum daerah (RSUD) di Provinsi Riau rata-rata mengaku kekurangan perlengkapan dan butuh anggaran untuk penanganan Covid-19. Mereka menyampaikan keluhan kepada pemangku kepentingan di pemerintahan provinsi disikapi Anggota Komisi V, Soniwati, bahwa dari seluruh kabupaten kota yang menyampaikan keluahannya, inilah barangkali kehadiran provinsi dan anggota DPRD Riau untuk membantu.
Soniwati kemudian mengatakan untuk menangani Covid-19 memang butuh anggaran. "Di sini kan perlu anggaran. Dalam hal ini nanti kami minta usulan kawan-kawan dari kabupaten, nanti kami tindak lanjuti, mungkin ke dinas kesehatan besama komisi V, bagaimanapun nanti harus persetujuan komisi V juga dalam perencanaan anggaran nantinya," kata Soniwati.
Mimi Yuliani Nazir, Kepala Dinas Kesehatan Riau, menilai tentang terkait keluhan pihak RSUD kabupaten kota di Riau dan tentang insentif. "Seluruh insentif kabupaten kota diambil dari 8 persen Dana Alokasi Umum (DAU) dari kabupaten kota. Baik itu insentif untuk tenaga penanganan Covid-19 maupun vaksinator," kata Mimi. (*)
Tags : virus corona di Riau, Covid-19, kasus corona di Riau, pandemi virus corona, penanganan Covid-19, penanganan Covid-19 di Riau,