INTERNASIONAL - Sidang pleno Kongres untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS kembali dimulai setelah sempat terhenti akibat serbuan para pendukung Donald Trump ke Gedung Capitol.
Wakil Presiden AS, Mike Pence, memulai sidang pada Rabu (06/01) malam waktu setempat dengan mengatakan kejadian hari itu adalah "hari yang kelam dalam sejarah Capitol Amerika Serikat". "Untuk Anda yang melakukan kekacauan di Gedung Capitol hari ini, Anda tidak menang," kata Pence dirlis BBC News.
"Kekerasan tidak pernah menang. Kebebasan berjaya dan ini masih rumah rakyat. Selagi kami kembali berkumpul di ruangan ini, dunia akan menyaksikan lagi keteguhan dan kekuatan demokrasi kami bahkan setelah aksi kekerasan dan vandalisme yang belum pernah terjadi sebelumnya," imbuhnya.
Seruan agar para senator kembali bekerja sebelumnya disampaikan Ketua Senat, Nancy Pelosi. Dalam pernyataannya, Pelosi menyebut serbuan ke Gedung Capitol sebagai "serangan memalukan" terhadap demokrasi. "Kejadian itu tidak boleh menggentarkan kita dari tanggung jawab untuk mengesahkan terpilihnya Joe Biden. Sekarang kita akan menjadi bagian dari potret negara kita yang memalukan ke dunia, yang dipicu oleh level tertinggi."
Menurut para pakar sejarah dari US Capitol Historical Society, serbuan ke Gedung Capitol adalah yang pertama sejak abad ke-19. Sejumlah pejabat keamanan AS mengumumkan Gedung Capitol aman menjelang jam malam yang ditetapkan mulai pukul 18:00 waktu setempat (06:00 WIB Kamis). Kabar ini disampaikan setelah para pengunjuk rasa pendukung Donald Trump dengan menggunakan senjata, memecah jendela dan bentrok dengan polisi dalam penyerbuan ke Gedung Capitol, Washington DC, menyebabkan rapat pengesahan Joe Biden sebagai presiden dihentikan.
Media AS melaporkan, para polisi mendorong para perusuh keluar dari Gedung Capitol menggunakan granat kejut atau flashbang. Para wartawan di dalam gedung melaporkan bahwa sejumlah anggota parlemen bertepuk tangan ketika kepala keamanan Gedung Capitol menyampaikan laporan tersebut. Saat serbuan berlangsung, teriakan "Kami ingin Trump" terdengar di koridor gedung. Para wartawan dan para anggota dewan dan Senat diungsikan ke tempat yang tidak disebutkan.
Sejumlah pemimpin dunia termasuk Kanada, Inggris dan Belanda mengecam kerusuhan itu. Garda Nasional Washington DC telah dikerahkan dan Wali Kota Muriel Bowser juga meminta tambahan pasukan dari negara-negara bagian tetangga, seperti Virginia dan Maryland. Sedikitnya 52 orang telah ditahan, 47 di antara mereka dituduh melanggar jam malam. Kemudian turut disita sebanyak lima senjata api, termasuk pistol dan senapan.
Kepala Kepolisian Metropolitan Washington DC, Robert Contee, mengatakan kepada wartawan orang-orang yang ditangkap bukan penduduk daerah sekitar DC. Menurutnya, sejumlah petugas kini tengah dirawat akibat luka-luka. Pihak kepolisian memastikan seorang perempuan yang ditembak saat kericuhan berlangsung, telah meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya. Nama perempuan itu belum diungkap pihak berwenang.
Dalam jumpa pers, Wali Kota Muriel Bowser mengatakan perempuan itu adalah bagian dari sejumlah individu yang memasuk masuk Gedung Capitol. Mereka dikonfrontasi sejumlah petugas tak berseragam dan salah seorang petugas melepaskan tembakan. Seorang perempuan dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia. Bowser menambahkan, tiga orang lainnya tewas di kawasan Gedung Capitol. Mereka terdiri dari satu perempuan dan dua pria.
'Ini pemberontakan'
Sebelumnya, Presiden terpilih Joe Biden dalam pidatonya dari Wilmington, Delaware, menyerukan kepada pendukung Trump untuk mundur dan membuka demokrasi berjalan."
"Ini bukan protes, ini pemberontakan," kata Biden, dan meminta Donald Trump untuk "bergerak", berbicara di televisi dan "meminta mengakhiri pengepungan ini."
"Cukup, cukup," katanya.
Tak lama setelah Biden berpidato, Trump membagikan video melalui Twitternya. "Saya tahu rasa sakit Anda. Saya tahu kepedihan Anda," kata Trump dan lagi-lagi mengatakan pemilu "dicuri", klaim yang tak ada buktinya. Semua orang tahu itu, khususnya pihak sebelah. Namun Anda harus pulang sekarang."
Twitter menggambarkan tanggapan Trump melalui video itu sebagai pernyataan dengan "risiko kekerasan". Meminjam salah satu slogan kampanyenya, ia menambahkan, "Kita harus damai. Kita harus memiliki hukum dan ketertiban."
"Pemilu lalu curang namun kita tak bisa dipermainkan orang-orang itu. Kita harus damai," katanya.
Beberapa saat setelah insiden itu, Twitter dan Facebook mengumumkan bakal mengunci akun Donald Trump untuk sementara. Twitter menyatakan akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam sekaligus meminta Trump menghapus tiga cuitan yang dinilai melanggar ketentuan mereka. Jika Trump tidak menghapusnya, akun tersebut akan tetap dikunci. Adapun Facebook membuat Trump tidak bisa mengunggah apapun di media sosial tersebut selama 24 jam. Pihak Facebook menilai laman Presiden Trump telah melanggar dua kebijakan mereka.
Wakil Presiden Mike Pence yang memimpin rapat pengesahan itu mengatakan sebelumnya ia tidak akan memblok pengesahan Biden, seperti yang diminta oleh Trump. Pence meminta para pendukung Trump untuk meninggalkan gedung itu dan menghentikan kekerasan. "Serangan terhadap Capitol kita tak akan dibiarkan dan mereka yang terlibat akan ditindak sesuai dengan hukum," kata Pence dalam cuitannya.
Pengesahan Kongres ini merupakan langkah terakhir sebelum Biden dan wakilnya Kamala Harris dilantik pada 20 Januari. Para anggota senat dan DPR yang berada di gedung mengatakan mereka diminta untuk melakukan evakuasi dan berlindung serta mengenakan masker gas air mata. Jam malam ditetapkan oleh wali kota Washington DC mulai jam 18:00 sampai 06:00 (Kamis 06:00 WIB-18:00 WIB). Sebelumnya, Trump mengatakan di depan pendukungnya bahwa dia tidak akan pernah mengaku kalah dalam pemilihan presiden 3 November.
Trump tetap menekankan bahwa terjadi kecurangan walaupun tidak ada bukti dan sejumlah pengadilan telah menolak klaim itu. Sebelum mengakhiri pidatonya, Trump mengatakan, "Saya tahu kamu akan ke Gedung Capitol secara damai dan berusaha agar suaramu terdengar. Menyusul penyerbuan di Gedung Capitol, Trump melalui cuitannya meminta agar pengunjuk rasa "untuk tetap damai".
"Saya minta semua orang di Gedung Capitol untuk tetap damai. Tidak ada kekerasan. Ingat, Kita adalah partai yang mematuhi hukum dan ketertiban - hargainya hukum," cuitnya.
Polisi Capitol Hill meminta bantuan saat para demonstran mulai menyerbut gedung. Seorang juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan para anggota dinas rahasia AS dan institusi keamanan lain tengah mengadakan pertemuan untuk memberikan bantuan. Unjuk rasa digelar bersamaan dengan sidang Kongres Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada Rabu (06/01) untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden, yang berarti juga mengukuhkan kekalahan Trump.
Sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik telah menyatakan dukungan terhadap upaya Trump membalikkan hasil pemilihan presiden dengan jalan menolak pengesahan itu, tetapi ikhtiar itu hampir dipastikan gagal. Pendukung Trump juga telah berkumpul di Washington DC sejak Selasa untuk menggelar aksi menentang pengesahan kemenangan Biden yang sekaligus pengesahan kekalahan Trump.
Dalam cuitannya pada Selasa (05/01), Trump mengumumkan ia akan berbicara dalam pawai umum "SAVE AMERICA RALLY" pada Rabu ini. Hingga kini ia tetap menolak mengakui kekalahan dalam pemilihan presiden pada tanggal 3 November tahun 2020 dan berkali-kali melontarkan tuduhan kecurangan pemilu meskipun tanpa memberikan bukti.
Biden dari Partai Demokrat dijadwalkan akan dilantik sebagai presiden pada tanggal 20 Januari. Dua majelis Kongres - DPR dan Senat - akan menggelar sidang bersama pada Rabu (06/01). Dalam sidang, akan dibuka sertifikat dalam amplop dari masing-masing 50 negara bagian. Amplop berisi dokumen suara elektoral. Berdasarkan sistem pemilihan AS, pemilih memberikan suara untuk "elektor" atau semacam perwakilan pemilih, yang akan menyalurkan suara mereka untuk memilih kandidat beberapa minggu sesudah pemilihan digelar.
Berdasarkan sistem elektoral ini, Biden mendapat 306 suara, sedangkan Trump 232 suara, dalam pemilihan presiden pada 3 November lalu. Wakil-wakil kedua partai di DPR dan Senat akan membacakan hasil pilpres dan melakukan penghitungan resmi. Di dalam Partai Republik sendiri terjadi perpecahan tentang sikap yang mesti diambil. Puluhan anggota DPR dari Republik dan sejumlah anggota Senat dari kubu yang sama diperkirakan akan menyatakan keberatan atas hasil penghitungan suara di sejumlah negara bagian penting.
Belasan senator di bawah komando Ted Cruz menyerukan penundaan selama 10 hari untuk memungkinkan audit tuduhan tak berdasar soal kecurangan pemilihan ini. Wakil Presiden Mike Pence - selaku presiden Senat yang dijadwalkan memimpin sidang dan menyatakan Biden sebagai pemenang - sudah mengatakan ia menyambut langkah tersebut.
Pence tidak sampai mengulangi tuduhan kecurangan tetapi menurut kepala stafnya, Pence merasakan hal yang disebutnya sebagai "keprihatinan jutaan warga AS tentang kecurangan pemilih dan penyimpangan-penyimpangan". Berdasarkan undang-undang pemilu AS, tugas Pence dalam sidang Kongres hanyalah tugas administratif, tetapi Trump telah mendesak wapres untuk "mempengaruhi" hasil pemilu.
Trump mengatakan Wapres Pence mempunyai kewenangan menolak pengesahan resmi kemenangan Biden, namun sejatinya wapres tidak mempunyai kewenangan menganulir kemenangan saingan Trump itu. Keberatan yang disetujui oleh seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan seorang anggota Senat harus dipertimbangkan oleh Kongres dalam debat selama dua jam, disusul dengan pemungutan suara.
Namun mayoritas suara di DPR dan Senat harus mendukungnya agar keberatan itu dapat diterima. Republik menguasai Senat tetapi sebagian dari mereka telah menyatakan tidak akan menolak hasil pilpres. Demokrat menguasai kursi DPR. Para politikus senior Republik mengatakan peran Senat dalam mengesahkan hasil pemilihan ini hanyalah seremonial dan semestinya tidak dijadikan peluang untuk mengulur-ulur perdebatan tentang hasilnya. Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sudah mengakui kemenangan Joe Biden dan meminta sesama Republikan untuk tidak menolaknya.
Protes digelar
Ribuan pendukung Donald Trump, termasuk aktivis kanan-jauh, diperkirakan turut bergabung dalam aksi unjuk rasa di Washington pada Rabu ini. Sebagian massa sudah mulai berkumpul sejak sehari sebelumnya. "Saya berada di sini hanya untuk mendukung presiden," kata salah seorang peserta kepada kantor berita Associated Press. "Saya tidak yakin apa yang dapat ia lakukan pada tahap ini, tetapi saya ingin mendengar apa yang akan dikatakannya."
Pihak berwenang meminta para pendukung Trump untuk tidak membawa senjata. Pasukan Garda Nasional telah diminta oleh wali kota Washington DC untuk membantu pihak berwenang setempat. Menurut para pejabat, pasukan tidak akan membawa senjata dan mereka diterjunkan untuk membantu mengendalikan massa serta mengatur lalu lintas. Dalam kaitan protes sebelumnya, kepolisian pada Senin (04/01) menangkap Enrique Tarrio, pemimpin kelompok kanan-jauh, supremasi kulit putih, Proud Boys, dengan dakwaan perusakan properti. Ia telah dibebaskan tetapi hakim memerintahkan agar ia tidak masuk ke wilayah Washington. Tarrio, melalui media sosial, mengatakan Proud Boys akan "turun dalam jumlah terbanyak sejauh ini", dan menyebut anggotanya sebagai "kelompok paling terkenal yang terdiri dari laki-laki yang luar biasa". (*)
Tags : Gedung Capitol Diserbu, AS, Pendukung Trump Serbu Gedung Capitol, Pemberontakan di Gedung Capitol ,