TANJUNGPINANG - Objek wisata sepanjang Pantai Trikora kelihatan mulai ramai dikunjugi wisatawan dari berbagai daerah sejak Sabtu 28 Desember 2024 kemarin.
Pengunjung Pantai Trikora, Bintan mulai membludak. Tetapi Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri, Wawan Sudarwanto menilai, moment itu bisa memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai luhur dibalik warisan Provinsi Kepri yang ada saat ini.
“Sepekan terakhir memang kelihatan mulai ramai. Sejak Sabtu 28-29 Desember 2024 lalu saat libur Tahun Baru, jumlah kunjungan wisatawan di Pantai Trikora, diprediksi meningkat,” kata Wawan Sudarwanto melihat perkembangan terakhir objek wisata yang ada di Pantai Trikora itu menyampaikan melalui alat elektronik ponselnya, Kamis (26/12).
Dia melihat masyarakat yang berlibur di sepanjang Pantai Trikora untuk tetap waspada.
"Terlebih, orangtua yang membawa anak, untuk tetap diawasi anaknya yang bermain di pantai atau berenang di pesisir."
“Kondisi laut di Pantai Trikora sering terjadi gelombang pasang, jadi orangtua untuk tetap mengawasi anaknya,” ujarnya.
Wawan Sudarwanto melihat, tujuan wisata yang tak kalah penting, terutama di daerah-daerah mayoritas Islam yang kaya akan warisan kejayaan peradaban tempo dulu, bisa dilakukan dengan berdakwah kepada para turis.
"Ini bisa dilakukan dengan memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai luhur di balik warisan sejarah yang ada di Kepri," sebutnya.
Menurutnya, peluang semacam ini ia sebut sebagai kesempatan emas, "saat tepat mengenalkan ke turis domestik ataupun mancanegara tentang Melayu Islam," katanya.
Inilah mengapa, kata Wawan, potensi Islamisasi luar biasa dimiliki oleh Kepri. "Ini juga dilihat dari membludaknya wisatawan asing ke Negeri Tanah Bunda Melayu itu.
"Bila tiap warga Kepri memperkenalkan dan mendakwahkan Islam kepada para turis maka niscaya mayoritas banyak penduduk jadi memeluk Islam dalam waktu yang singkat."
"Jika tujuan nonfisik ini tercapai, secara otomotis peningkatan devisa meningkat. Pariwisata juga akan mendorong perubahan tingkat ekonomi masyarakat. Terlebih, industri pariwisata di banyak daerah terbukti mampu membuka lapangan pekerjaan dengan melibatkan warga lokal ataupun para pendatang," sebutnya.
Jadi Wawan juga berharap kepada pengelola wisata untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung untuk juga keselamatan bagi pengunjung.
Wawan menjelaskan pula beberapa ketentuan dan etika umum dalam pariwasata. Bagi pemerintah dan pelaku industri pariwasata, ia menyarankan adanya cetak biru dalam pengelolaan wisata.
"Ini penting supaya potensi besar di balik pariwisata terakomodasi dengan baik. Sebagai contoh, tidak memfasilitasi tindakan maksiat oleh para turis, seperti menyediakan minuman beralkohol," kata dia.
"Pemerintah juga berkewajiban memberikan jaminan dan garansi keamanan untuk wisatawan asing. Semangat ini sangat ditekankan oleh Islam, sebagaimana termaktub pada ayat keenam Surah At-Taubah."
Sedangkan ketentuan yang khusus diperuntukkan bagi wisatawan Muslim, menurut Wawan Sudarwanto, tetap menekankan niat tamasya yang ia lakukan dan menjaga etika-etika keislaman selama bertamasya, baik di daerah Muslim ataupun non-Muslim. (*)
Tags : pantai trikora, tanjungpinang, kepri, pengunjung pantai trikora, pengunjung wisatawan ke kepri membludak, LP3 Anak Negeri, kepri kenalkan sejarah dan nilai-nilai luhur, warisan sejarah,