SEJUMLAH pedagang elektronik di Kota Pekanbaru masih menghadapi kesulitan dalam pemasaran elektronik.
Setidaknya demikian disebutkan Along alias Adjun, Distributor Batam Elektronik dibilangan Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru dalam bincang-bincangnya dengan riaupagi.com belum lama ini.
Disejumlah pusat perdagangan elektronik di kota itu sejak awal bulan Desember juga mengalami sepi pengunjung.
"Coba lihat, suasana toko elektronik yang ada di kota ini, semua nampak sepi pembeli," katanya menyakinkan.
"Karena masih menerapkan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga pasar elektronik masih terlihat sepi hingga jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 ini."
Pengusaha toko elektronik mengaku penjualan berbagai macam barang elektronik turun hingga 60 persen selama masa pandemi Covid-19.
"Meskipun telah berusaha memasarkan produk secara daring tetapi tetap sama," kata Along lagi.
Perkiraannya, pada Januari-Maret 2021 kemarin permintaan barang elektronik hanya tumbuh 2,84 persen.
Memang Industri elektronik mengalami tantangan tersendiri karena penjualan anjlok akibat wabah virus corona melanda.
Menurutnya, penjualan AC turun 20 persen, lemari es turun 20 persen, televisi turun 15 persen, dan mesin cuci turun 5 persen.
'Di tahun kedua pandemi lebih parah lagi'
Pedagang banyak duduk menunggu pembeli barang-barang elektronik perlengkapan rumah tangga yang sepi akibat Pandemi di Kota Pekanbaru seperti Sabtu 11 Desember 2021 tadi.
"Memasuki tahun kedua pandemi covid-19 disertai penerapan PPKM Level 3 di Pekanbaru keliatan memperburuk kondisi penjualan barang elektronik."
Perubahan kebiasaan masyarakat selama pandemi covid-19 tidak menunjukkan peningkatan permintaan terhadap produk-produk elektronik.
"Hal ini seiring diberlakukannya kebijakan bekerja dari rumah maupun pembelajaran daring," kata Along menyikapi.
Tetapi data Kementerian Perindustrian menunjukkan rata-rata utilisasi industri meningkat sebesar 56,5 persen. Peningkatan utilisasi terjadi pada beberapa sektor yakni industri percetakan (40 persen), Industri bahan kimia (68 persen), industri logam dasar (38 persen), industri komputer dan barang elektronik (55 persen), industri alat angkutan lainnya (45,2 persen) dan industri furnitur (47 persen).
Permintaan yang semakin tinggi tersebut membuat toko ritel elektronik modern menyasar kawasan terintegrasi demi memenuhi kebutuhan elektronik rumah tangga maupun perkantoran.
"Kalau permintaan produk elektronik untuk rumah dan perkantoran ya mungkin memang sedikit meningkat di kota ini," kata Along.
Along pun lantas meningkatkan penjualan dengan memberikan diskon dan cicilan dengan bunga nol persen.
"Dengan cara itu mungkin akan meringankan masyarakat yang membutuhkan barang elektronik baik peralatan untuk bekerja maupun belajar dari rumah selama pandemi."
Batam Electronic optimis dapat menjadi toko elektronik terpercaya dan dapat diandalkan bagi seluruh warga Kota Pekanbaru maupun Riau.
Untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan, toko ritel elektronik modern ini tetap menjalankan protokol kesehatan covid-19 secara ketat bagi pengunjung dan karyawan.
"Kami menerapkan aturan jaga jarak fisik dengan memberikan garis antrian di area kasir dan area tunggu, menjalankan cashless payment dan memastikan semua mesin elektronik disterilisasi sebelum dan setelah transaksi," kata Along.
Jadi Batam Elektronik masih tetap bertahan di tengah pandemi dan berupaya mewujudkan sektor manufaktur yang ekspansif dan menunjukkan masih ada tersisa geliat elektronik di Riau yang masih positif. (rp.sdp/*)
Tags : Penjulanan Elektronik Anjlok di Riau, Artikel, Permintaan Pasar Elektronik Lesu dan Sepi Ditengah Pandemi,