DALAM upaya memberi akses terhadap pengusahaan dan pemanfaatan energi terbarukan kepada masyarakat, PT Pertamina Hulu Rokan bekerjasama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) saat ini tengah mengembangkan proyek Desa Energi Berdikari di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
Setelah selesai membangun 8 reaktor biogas percontohan bersama masyarakat di desa tersebut, PHR dan YRE melakukan penyuluhan tentang pengoperasian, pemanfaatan dan perawatan reaktor biogas. Termasuk pemanfaatan ampas biogas untuk menghasilkan pupuk organik bagi tanaman.
"Penyuluhan dilakukan di Balai Desa Mukti Sari, Tapung."
Desa Energi Berdikari merupakan program Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan (TJSL) PHR WK Rokan yang fokus pada dukungan terhadap kemandirian energi di tingkat masyarakat desa.
Salah satunya adalah melalui pemanfaatan dan pengembangan energi baru dan terbarukan. Program yang dilaksanakan di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, ini memanfaatkan kotoran sapi dari peternakan masyarakat setempat, yang diolah menjadi biogas.
“Metode peternakan sapi yang dikandangkan membuat program ini berpotensi berhasil dilakukan. Karena kotoran ternak menjadi mudah dikumpulkan untuk kemudian diproses di reaktor biogas”, ujar Krisna Wijaya, Pendamping Teknis dari YRE, (12/10) kemarin.
Sementara itu, Manager Social Performance PHR WK Rokan, Pinto Budi Bowo Laksono, menyampaikan bahwa proyek Desa Energi Berdikari tidak saja memberi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Tapi juga memberikan solusi pengelolaan limbah organik dan Kesehatan lingkungan bagi masyarakat, dengan mengkonversi limbah organik menjadi gas. Baik untuk memasak maupun penerangan.
“Konsep pemberdayaan yang kami lakukan dimulai dari apa potensi yang sudah dimiliki masyarakat, yang manfaatnya bisa dirasakan bersama“, tegas Pinto.
Darman, salah satu penerima manfaat program biogas di desa Mukti Sari, mengatakan bahwa dulu dia terpaksa hanya dapat berbagi aroma tidak sedap dari kandang ternaknya.
Kini Darman bisa berbagi penerangan di malam hari. Bahkan gas untuk memasak kepada warga sekitar.
“Saya sekarang bisa berbagi kebahagiaan kepada tetangga”, ujar Darman sambil tersenyum.
Penyuluhan yang dilakukan PHR dan YRE tentang bagaimana memanfaatkan ampas dari sisa pengolahan biogas ini juga dihadiri masyarat desa tetangga, yang juga antusias untuk mencoba gagasan energi berdikari ini.
Sementara di Bengkalis PT PHR ikut melakukan pengembangan desa wisata pulau Rupat Bengkalis.
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Pulau Rupat bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemkab Bengkalis semata.
Namun, butuh dukungan semua pihak, termasuk perusahaan sebagai pihak swasta yang beroperasi di Bengkalis.
PT Pertamina Rokan Hulu (PHR) sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di Negeri Junjungan, menyadari pentingnya keikutsertaan dalam pengembangan potensi pariwisata di Pulau Rupat.
Melalui program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT PHR menggelar seminar bertajuk Pengembangan Desa Wisata dan Ekonomi Kreatif Pulau Rupat.
Seminar yang dibuka Bupati Bengkalis, Kasmarni diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Bengkalis, Andris Wasono itu digelar di aula Kantor Camat Rupat Utara, Kamis (13/10.
Menurut Andris, khusus di Rupat Utara ada tiga desa yang termasuk desa wisata, yakni Tanjung Punak, Teluk Rhu dan Putri Sembilan.
Oleh karena itu, atas nama Pemkab Bengkalis, Andris menyambut baik upaya PT PHR menginisiasi kegiatan dimaksud.
"Kegiatan ini bukti sinergi dan kolaborasi dalam membangkitkan pariwisata kepulauan dan bahari sebagai ring of beauty tourism indonesia di kawasan strategis pariwisata nasional, yaitu pulau rupat," ucapnya.
Dijelaskannya lagi, Teluk Rhu, Tanjung Punak dan Putri Sembilan sebagai desa wisata memiliki potensi bahari yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
"Salah satunya melalui pendekatan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan berbasis komunitas," ucapnya lagi.
Sementara itu, sebagai salah seorang narasumber, Kepala Disparbudpora Bengkalis, Edi Sakura yang diwakili Kabid Pariwisata Disparbudpora Bengkalis, Alwizar memaparkan potensi, keunggulan dan kendala pengembangan pariwisata di Pulau Rupat.
Menurutnya, salah satu keunggulan pariwisata Pulau Rupat terletak pada sisi atraksi wisata alam yang eksotik, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata buatan yang memiliki daya ungkit wisatawan.
Sementara, kendalanya ada di sisi aksesibilitas, baik jalan arteri yang sedang dalam pengerjaan, maupun jaringan jalan dalam pulau yang menghubungkan objek wisata satu dengan objek wisata lainnya, yang perlu pembenahan.
Sedangkan pendukung dan daya tarik wisata adalah letak yang cukup strategis karena berdekatan dengan Malaka serta dukungan regulasi.
Diakhir paparannya, Alwizar menjelaskan perlunya struktur anggaran yang berimbang, antara pembangunan sarana dan prasarana wisata dengan peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha.
Hadir pada seminar tersebut Senior Analyst General PT PHR, Hardiyanto, Camat Rupat Utara Afrizal dan tamu undangan lainnya. (*)
Tags : Pertamina Hulu Rokan, PHR Kembangkan Energi Terbarukan dan Wisata,