BATAM - Perusahaan Singapura akan bangun pusat data berkapasitas 30 MW seiring meningkatnya permintaan penggunaan internet yang berkembang pesat didorong oleh industri telekomunikasi di Indonesia yang lebih terbuka dan kompetitif.
Nongsa Digital Park bekerja sama dengan Data Centre First, membangun proyek data centre baru (Nongsa One) 30 MW di Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. "Ini menjadi daya tarik arus investasi yang berkesinambungan disini," kata Mike Wiluan, CEO, Nongsa Digital Park.
Menurutnya, kehadiran Data Center 30 MW membuktikan komitmen NDP dalam menarik SDM terbaik dan sebagai mitra infrastruktur global sekaligus memperkuat peran sebagai 'Jembatan Digital' pada peta jalan digitalisasi Indonesia. "Kami ingin berkolaborasi dengan Data Centre First untuk menarik minat lebih banyak investasi asing guna mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," ujarnya.
Data Center First adalah operator data centre internasional pertama yang beroperasi di Batam. Data centre baru, Nongsa One, didesain dan akan dibangun sesuai standar "Uptime Tier III", serta diperkirakan selesai pada akhir 2023. Investasi Tahap 1 senilai US$40 juta di kompleks Nongsa One DC oleh Data Center First akan ikut memperkuat konektivitas dan "jembatan digital" antara Nongsa dan Singapura.
Nongsa One menempati lahan seluas 2,5 Ha di Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa atau dikenal sebagai Nongsa Digital Park. Desain unik dari kompleks Data Centre 30 MW ini mengusung konsep “powerhouse” unggulan yang memungkinkan Nongsa One dapat meningkatkan skala kebutuhan listrik secara independen untuk 2 gedung di kompleks tersebut.
Desain unggulan terbaru ini akan menjadi fitur andalan dari seluruh kompleks yang akan dibangun Data Center First. Nongsa One telah memperoleh komitmen pasokan listrik dari dua gardu independen di jaringan distribusi listrik PLN. Dua gardu ini akan menghubungkan Nongsa One dengan dua jalur kelistrikan independen.
Sebagai pusat data yang tidak terikat oleh satu jaringan (network neutral), Data Center First hingga saat ini akan memiliki konektivitas yang aman dari tiga Penyedia Kabel Bawah Laut, dua Penyedia Layanan Jaringan Internasional, dan dua ISP Bisnis yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui Nongsa Digital Park di Data Center First Nongsa One.
Ka Vin Wong, Chief Executive, Data Center First, menyatakan, Nongsa One menjadi penghubung baru dalam visi besar tentang masa depan digital Singapura dan Indonesia. Hal ini terwujud berkat komunitas klien yang terus bertambah dan keperluan menyediakan layanan independen di sentra bisnis terbaru ini.
"Kami terus menerima minat dari Penyelenggara Jasa Telekomunikasi, Penyedia Infrastruktur Cloud, dan Penyedia Layanan E-Commerce. Saya juga gembira atas pengakuan yang diberikan pelaku pasar. Mereka telah menjadi bagian dari komunitas yang terus berkembang," ujarnya.
Dengan kehadiran Nongsa One di Nongsa Digital Park, perusahaan-perusahaan digital dapat memanfaatkan infrastruktur kelas dunia ini untuk melindungi aset-aset digital mereka yang telah beroperasi dari ancaman bencana alam.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto sangat mengapresiasi proyek data centre 30 MW yang akan dibangun Data Center First, dan menyambut baik pelaksanaan Tahap 1 proyek senilai US$40 juta. "Diperkirakan, melalui satu proyek ini dapat ditarik arus investasi asing langsung senilai US$300 juta ke Nongsa Digital Park. Investasi ini dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan mempercepat transformasi digital di Indonesia," kata Airlangga, Senin (18/10).
Sementara, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Gan Kim Yong menyambut baik peluncuran proyek Nongsa One oleh Data Center First. Menurutnya, Nongsa One akan memperkuat status Nongsa sebagai hub yang berkembang untuk teknologi dan jasa teknologi informasi juga data center.
Investasi oleh Data Center First memperlihatkan potensi model nearshoring bagi operator data centre yang berbasis di Singapura yang ingin meningkatkan kapasitas dan memanfaatkan pesatnya permintaan layanan data centre di Asia Tenggara. "Singapura ingin melanjutkan kerja sama erat yang berkesinambungan dengan Indonesia guna mendukung pengembangan industri data centre di Nongsa," kata dia.
Pusat Data Nasional di Batam
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mematangkan rencana pembangunan Pusat Data Nasional tahap kedua di di Jalan Trans Barelang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pembangunan akan dimulai tahun 2022 mendatang. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Plate mengatakan tahapan ini adalah kelanjutan dari rencana strategi pemerintah untuk mengintegrasikan 2.700 Pusat Data Pemerintah.
“Pusat Data Nasional adalah pilar penting menuju Satu Data Indonesia, selarasdengan percepatan transformasi digital yang diinstruksikan oleh Presiden Jokowi,“ kata Johnny.
Johnny menjelaskan pembangunan Pusat Data Nasional ini merupakan rencana strategis Kominfo 2020 – 2024. Hal ini memerlukan kehati-hatian dan kecermatan dalam pemilihan teknologi, solusi serta SDM yang akan mengimplementasikannya. "Khusus untuk pengembangan SDM yang mumpuni, Kominfo terus mengembangkan program literasi digital bertajuk #MakinCakapDigital," ujarnya.
Sehingga, pembangunan infrastruktur terkait pengolahan data juga selaras dengan pengembangan SDM. Seperti data analyst, data engineer dan dana scientist. "Pembangunan Pusat Data Nasional di Kota Batam ini akan berlangsung pada tahun 2022 dan ditargetkan selesai pada tahun 2025," katanya.
Johnny juga mengatakan ada 4 Lokasi yang dicanangkan untuk pembangunan Data Pusat Nasional antara lain Bekasi (Jabotabek), Batam, Ibu Kota Negara Baru dan Labuan Bajo. "Saat ini yang sudah pasti kita putuskan Pusat Data Nasional di Jabodetabek Bekasi, satu kawasan pusat data nasional, rencana tiga di tempat lain di seluruh Indonesia, Salah Satunya Batam," kata Joni saat meninjau lahan pembangunan Pusat Data Nasional di Trans Barelang Batam.
Dari tiga lokasi yang sedang dipastikan Kemeninfo akan mengkaji ulang bagaimana transmisi dan sarana Saat ini yang sudah pasti kita sudah putuskan pusat data nasional berada di Jabotabek Bekasi itu satu kawasan banyak pusat data di samping government lau rencana akan di bangun di tiga tempat lain di seluruh indonesia salah satunya Batam.
"Ibukota negara Baru untuk menunjang kawasan Indonesia di timur membangun inti dari sistem transmisi Batam kita harus perhatikan harus didukung Kabel optic yang memadai, mengenai Labuan Bajo Kominfo punya jaringan kabel optik wilayah selatan yang menghubungkan Indonesia barat tengah dan timur melalui selatan," ucap dia.
"Kita juga mempunyai jaringan kabel optic Indonesia Barat tengah dan timur utara melalui Sulawesi, nah ini semua kita analisa mana yang lebih efisien tulang punggung could data arus data paling efesien sekali kita bangun tentu akan berdampak luas dan panjang dampaknya karena itulah kita membangun lagi," lanjut Johnny.
Urgensi pusat data nasional yang pertama di bangun dejabotabek di harapkan pusat data jabotabek ditargetkan 2023 selesai. Yang di Batam ini tersedia dua lokasi kita lihat mana yang kita pilih walaupun salah satu dari keduanya akan memberikan multiplier efek khusus di bidang ekonomi posisi strategisnya sama dua2 ada di kota batam.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan Pemda menyambut baik dengan rencana pembangunan Pusat Data Nasional tersebut. Pemko Batam bersama Forkompinda dan masyarakat Batam akan mendukung penuh rencana tersebut. "Atas nama Pemda kami semua sangat berbahagia atas kehadiran Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika di Kota Batam," kata Amsakar.
Secara umum Kota Batam sangat siap untuk dibangun sebagai Pusat Data Nasional. Karena semua fasilitas pendukung dan keamanan semua sudah terpenuhi, sehingga Batam memang sangat tepat dipilih sebagai Pusat Data Nasional.
Dijelaskan fasilitas pendukung seperti kelistrikan, saat ini Batam memiliki 32 pembangkit dengan kapasitas mencapai 528 MW. Kemudian lokasi pembangunan Pusat Data Nasional ini juga terletak tak jauh dari PLTG Panaran.
"Kemudian terkait air, lokasi ini juga berdekatan dengan Waduk Tembesi. Sehingga bisa kami pastikan bahwa fasilitas untuk kelistrikan dan air bersih tak ada masalah," ujarnya.
Begitu juga dengan keamanan, Jalan Trans Barelang ini terdapat Mako Brimob, Bakamla, Yonif 135 Raiders dan Yonif 10 Marinir SBY, serta terdapat Pos Pemadam Kebakaran yang tepat berada persis di sebelah lahan Pusat Data Nasional. "Untuk luas lahannya sekitar 4,16 hektar dan sudah dikeluarkan PL nya oleh BP Batam," kata Wawako Amsakar Achmad. (*)
Tags : Nongsa Digital Park, Investasi di Batam, internet, pusat data, Data Centre First, Mike Wiluan,