JAKARTA - Sejumlah perusahaan teknologi finansial (tekfin) pembiayaan syariah berhasil menorehkan kinerja positif pada 2021. Dengan raihan tersebut, tekfin peer to peer lending (P2P) syariah pun bertekad mencetak pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi lagi pada tahun ini.
Tekfin syariah Alami menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan dua kali lipat pada 2022. CEO Alami, Dima Djani menyampaikan, pertumbuhan pembiayaan pada 2021 cukup signifikan yakni hingga enam kali lipat.
"Kita berambisi bisa menyalurkan Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Ada juga target-target lain yang masih didiskusikan secara internal," kata Dima dirilis Republika, Ahad (9/1).
Hingga akhir 2021, Alami menyalurkan pembiayaan senilai Rp 1,25 triliun dengan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB90) mencapai 100 persen. Semuanya disalurkan ke sektor produktif dengan mayoritas sektor pertanian dan perikanan. Beberapa di antaranya yakni pembiayaan aquaculture ke lebih dari 1.000 petani ikan.
Jumlah pendana atau lender juga naik signifikan dengan total hampir 100 ribu untuk lender retail. Sementara total kontribusi bulanannya naik 10 kali lipat.
"Pendana institusi juga makin solid. Sudah banyak BPR dan BPR Syariah yang bergabung menjadi funder kita," kata Dima.
Selain target kinerja, Dima mengatakan, ada target internal perusahaan yang terus dikembangkan. Pada 2021, Alami menjadi pelopor hari kerja empat hari dalam satu pekan.
Alami juga mengimplementasikan program yang disebut sebagai Bye5 yakni empat hari kerja dan Jumat libur. Alami juga mengimplementasikan allowance untuk ibu, sehingga impression di media sosial naik dan menjadikannya salah satu yang tertinggi dibandingkan usaha rintisan lainnya di Indonesia.
Sementara itu, tekfin syariah yang bergerak di sektor properti, Dana Syariah mencatatkan pertumbuhan portofolio positif pada 2021. CEO dan Founder Dana Syariah, Taufiq Aljufri menyampaikan, hal ini terjadi salah satunya karena stimulus pemerintah.
"Alhamdulillah selama 2021 jumlah akumulasi nilai penyaluran pendanaan melalui Danasyariah meningkat menjadi Rp 1,85 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan akumulasi tahun sebelumnya yang sekitar Rp 1,05 triliun," kata Taufiq.
Taufiq mengatakan, pemerintah membanjiri sektor properti dengan berbagai insentif pada 2021. Hal ini mendorong terjadinya transaksi jual beli properti terutama jenis hunian rumah tapak.
Stimulus yang memberi pengaruh positif seperti keringanan down payment hingga nol persen dan insentif pajak pertambahan nilai (PPN). Pada 2022, Danasyariah juga optimistis bisa melipatgandakan nilai penyaluran pendanaan karena pemerintah masih melanjutkan insentifnya.
"Di sisi lain konsumen sudah ingin merealisasikan rencana pembelian rumahnya yang sudah tertunda sekitar dua tahun karena pandemi," katanya.
Perpaduan antara dorongan insentif pemerintah, meredanya kondisi pandemi, dan tingkat suku bunga bank sentral yang masih dipertahankan di level 3,5 persen diharapkan bisa terus membawa tren positif. Ini juga menjadi pendorong untuk meningkatnya transaksi properti di Indonesia.
Danasyariah sebagai tekfin syariah yang fokus untuk pendanaan dan pembiayaan di bidang properti juga terus melakukan inovasi. Ini agar bisa memberi solusi pada masyarakat untuk semakin mudah mendapatkan pembiayaan properti terutama rumah hunian.
Dengan menggunakan kemajuan teknologi dan berkolaborasi dengan penyedia layanan digital, Danasyariah telah mengembangkan sistem mitigasi risiko credit scoring. Teknologi ini dapat menganalisis kelayakan atas permohonan pembiayaan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda dengan yang biasa digunakan secara konvensional.
"Dengan menggunakan sistem dan pendekatan yang dikembangkan oleh Danasyariah, maka hasil dari analisis akan menjadi lebih cepat dan akurat," katanya.
Inovasi ini diharapkan dapat semakin membuka kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan kepemilikan rumah atau kredit konstruksi bagi pengembang. Bahkan, menurutnya, dengan teknologi ini individu yang bukan karyawan atau kalangan non fixed income tetap bisa mendapatkan pembiayaan kepemilikan rumah.
Tags : peluang tekfin syariah, fintech syariah,