PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemilihan Gubernur [Pilgub] Riau 2024 akan diikuti mantan Gubernur, Wali Kota hingga Bupati.
"Pilgub Riau 2024 bertarung merebut kekuasaan."
"Kita mengundang mereka dalam acara ta'aruf ini sebagai forum silaturrahim untuk membangun rasa kedekatan dan kebersamaan antara Partai Kebangkitan Bangsa dengan para bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah," kata Ade Agus Hartanto, Ketua Fraksi PKB kepada media, Senin (29/4).
Pihaknya dari PKB sudah meneruskan surat DPP tersebut kepada bakal calon gubernur sesuai yang terlampir. Dia mengingatkan agar bakal calon gubernur Riau yang diundang tersebut datang lebih cepat.
"Surat undangan kita sudah sampaikan kepada masing-masing Bacalon yang sebelumnya sudah mendaftar di PKB, kami harap bisa hadir,"ujar Ade Agus Hartanto.
Mantan Bupati Pelalawan dua periode, HM Harris digadang Golkar untuk maju sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau. Harris akan meramaikan Pilkada serentak di November mendatang.
Diketahui, HM Harris merupakan politikus senior di Golkar Provinsi Riau dan telah dikenal luas oleh masyarakat di Bumi Melayu ini. Sosok HM Harris menjadi pembicaraan di berbagai kalangan setelah namanya muncul sebagai Balon Gubri dari Golkar karena layak diperhitungkan.
HM Harris mengkonfirmasi rekomendasi yang diterimanya dari DPP Golkar untuk mensosialisasikan diri sebagai Bakal Calon (Balon) Gubernur Riau pada Pilgub 2024 ini.
Tokoh politik kelahiran Langgam ini tentu lebih mudah mendekatkan diri kepada masyarakat lantaran telah dikenal luas.
"Sesuai dengan perintah DPP Golkar, saya jalankan amanah untuk sosialisasi ke Pilgub Riau," beber HM Harris, Jumat (26/4).
Mantan Bupati Pelalawan dua periode ini mulai memasang baliho di berbagai daerah sebagai wadah untuk mensosialisasikan dirinya kembali.
Sebagai kader tulen Partai Beringin, Harris menjalankan amanah yang diberikan DPP Golkar melalui Ketua Umum (Ketum) Air Langga.
Tentu hampir semua politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan stakeholder masyarakat di Riau telah mengenal Harris.
Karirnya di pemerintah, Parpol, dan kiprahnya dibeberapa bidang tidak diragukan lagi. Harris lahir pada 2 Februari 1950 yang berasal dari Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Pelalawan.
Sebelum berkarir di politik dan pemerintahan, Harris memiliki latar belakang sebagai pengusaha di beberapa bidang, termasuk perkebunan kelapa sawit.
Ia menduduki Ketua DPD ll Golkar Pelalawan periode 1999 sampai 2004. Kemudian berlanjut memimpin Golkar di Pelalawan pada periode 2004-2009.
Karena pengalaman dan kepemimpinannya tak diragukan lagi, ia kembali dipercaya memimpin Golkar Pelalawan tahun 2009 sampai 2014.
Setelah purna tugas dari Bupati Pelalawan, ia tetap menjadi dewan penasehat Partai Golkar Riau.
Seiiring dengan berkiprahnya di Golkar, Harris menduduki jabatan penting di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Pelalawan.
Ayah tiga anak ini menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pelalawan masa bakti 1999-2004. Kemudian Harris terpilih lagi sebagai wakil rakyat dan kembali menduduki posisi Ketua DPRD Pelalawan periode 2004-2009.
Setelah purna dari parlemen, Harris dipercaya menjadi Wakil Bupati (Wabup) Pelalawan menggantikan Rustam Efendi.
Sebab Rustam Efendi naik menjadi Bupati Pelalawan menggantikan Tengku Azmun Ja'afar karena tersangkut persoalan hukum waktu itu.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pelalawan 2011, Harris memantapkan diri maju sebagai calon bupati didampingi Marwan Ibrahim sebagai Wabup. Mereka memenangkan pesta demokrasi dan meraup suara tertinggi.
Kemudian dilantik sebagai bupati dan Wabup periode 2011-2016.
Harris kembali bertarung para Pilkada 2016 yang berpasangan dengan Zardewan, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pelalawan.
Pasangan ini melanggeng dengan mulus dan terpilih lagi berdasarkan hasil perolehan suara.
Ia menjadi Bupati Pelalawan periode 2016-2021 dan menghabiskan masa jabatannya sampai Pilkada tahun 2020.
Harris pernah memimpin beberapa organisasi tingkat provinsi hingga tingkat nasional.
Pengalaman yang mapan ini membuat sosok Harris tidak diragukan lagi jika memimpin Provinsi Riau.
Sementara nama Ustadz Abdul Somad (UAS) bikin ketakutan para bakal calon Gubernur Riau pada Pilkada 2024. Soalnya nama Abdul Somad muncul sebagai satu kandidat Gubernur Riau pada Pilgub Riau.
Munculnya nama ulama ini dipicu oleh hasil survei sebuah lembaga di Riau.
Dalam hasil survei tersebut Nama UAS berada di posisi paling atas, mengalahkan kandidat lainnya termasuk petahana Gubernur Riau Syamsuar.
Sahabat dekat UAS, Tatang Yudiansyah mengatakan, Ustadz kondang itu tidak mau berkomentar soal hasil survei tersebut
"UAS no komen lah,"ujar Tatang Yudiansyah.
Menurut Tatang Yudiansyah saat ditanya apakah UAS memang ikut ingin maju di Pilkada Gubernur Riau mendatang, dirinya membantah jika UAS ngotot maju Pilgub.
"Cawapres saja Ditolak UAS,"ujar Tatang Yudiansyah.
Ustadz kondang tanah air Ustadz Abdul Somad (UAS) membuat geger Provinsi Riau, karena memposting sebuah hasil survei dari lembaga survei terkait elektabilitas Pilkada Gubernur Riau.
Hasilnya nama Ustadz Abdul Somad berada di posisi tertinggi dari lembaga Independen Survei Indonesia,
Di mana isu atau yang hangat diperbincangkan sebagai Bacalon Gubernur Riau adalah UAS.
UAS berada di posisi pertama disusul Suhardiman Amby, kemudian Syamsuar, dan Abdul Wahid serta Syahrul Aidi, Achmad dan Harris, kemudian SF Hariyanto dan nama lainnya.
Postingan UAS ini sontak mendapatkan banyak respon dan tanggapan dari netizen, ada yang mendoakan agar UAS maju, ada juga yang meminta UAS untuk tetap di tengah ummat sebagai da'i.
Sebagaimana diketahui dari hasil survei terakhir yang dilakukan partai Golkar, elektabilitas tertinggi untuk Pilkada Gubernur masih petahana Syamsuar.
Survei Golkar ini akan dilakukan untuk beberapa kali lagi ke depannya, sebagai pertimbangan untuk mengusung Pilkada 2024 mendatang.
Untuk saat ini sejumlah Bacalon yang muncul masih nama-nama lama, seperti Achmad, Abdul Wahid, Syamsuar, Harris, Syahrul Aidi Maazat, Edy Natar Nasution, Syamsurizal, bahkan Annas Maamun. (*)
Tags : pilkada serentak 2024, pilgub riau, mantan gubernur, wali kota dan bupati ikuti pilkada, pilkada merebut kekuasaan,