INTERNASIONAL - Polisi di London, Inggris, tengah menyelidiki rangkaian pesta yang diyakini diadakan di Downing Street dan Whitehall saat pemberlakukan penguncian wilayah (lockdown) akibat pandemi virus corona.
Penyelidikan ini diluncurkan setelah adanya investigasi terpisah yang dipimpin oleh pejabat negara Sue Gray tentang rangkaian dugaan rangkaian pesta di kantor yang juga rumah dinas Perdana Menteri Boris Johnson di Downing Street Nomor 10 saat pemerintahnya sendiri melarang warga untuk berkumpul melibatkan banyak orang karena adanya pembatasan pandemi.
Peristiwa apa yang sedang diselidiki polisi?
Kami tidak tahu seberapa banyak kasus yang diselidiki polisi. Sejauh ini, the Met, sebutan untuk kepolisian London, mengatakan sedang menyelidiki "sejumlah peristiwa yang terjadi di Downing Street dan Whitehall dalam dua tahun terakhir sehubungan dengan potensi pelanggaran peraturan Covid-19".
Keputusan untuk memulai penyelidikan diambil berdasarkan hasil dari informasi yang diberikan oleh tim penyelidik pegawai negeri senior Sue Gray dan "penilaian petugas sendiri", kata Kepala Kepolisian London, Dame Cressida Dick.
Kediaman No. 10 diselidiki?
Kepala kepolisian London, Cressida Dick, pernah mengatakan polisi biasanya tidak akan menyelidiki pelanggaran peraturan Covid-19 di masa lalu.
Namun, ia menambahkan, penyelidikan retrospektif dilakukan untuk "jenis pelanggaran paling serius dan mencolok" di mana ada bukti dan kriteria tertentu terpenuhi, termasuk:
Berapa lama penyelidikan polisi akan berlangsung?
Dalam beberapa hal, penyelidikan ini sangat mudah dilakukan oleh polisi. Polisi perlu memutuskan siapa yang hadir di acara tersebut dan apakah mereka memiliki alasan yang tepat untuk hadir di sana, katanya.
"Ini bukan investigasi berbulan-bulan, ini adalah sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dalam beberapa minggu."
Investigasi akan dilakukan oleh Tim Penyelidikan Khusus yang sudah lama berdiri, unit korupsi kontrapolitik utama Inggris.
Unit tersebut sebelumnya telah melakukan lebih dari 170 investigasi - seperti orang-orang yang menggunakan kekuasaan politik untuk keuntungan mereka sendiri, pelanggaran dalam jabatan publik dan kecurangan pemilu.
Tindakan apa yang bisa dilakukan
Berdasarkan Undang-Undang Coronavirus, pelanggaran Covid diklasifikasikan sebagai pelanggaran ringan.
Artinya, sanksi yang diberikan berupa hukuman denda, bukan penjara.
Selama tahun 2020, Kepolisian Met memiliki wewenang untuk mendenda warga sebesar £100 (Rp1,9 juta) untuk pelanggaran Covid tingkat pertama (diturunkan menjadi £50 atau Rp968.000 jika dibayar kurang dari 14 hari).
Denda untuk pelanggaran berikutnya dapat berlipat ganda, hingga maksimum £3.200 (Rp62 juta).
Kegagalan atau penolakan untuk membayar denda dapat mengakibatkan penuntutan dan menyelesaikan di pengadilan.
Namun, fakta bahwa polisi sedang menyelidiki peristiwa Downing Street tidak berarti "pemberitahuan hukuman tetap harus dikeluarkan di setiap kejadian dan untuk setiap orang yang terlibat", kata Dame Cressida.
Siapa yang akan diselidiki dan diwawancarai?
Kami tidak tahu pasti karena kepolisian London belum mengatakan pertemuan mana yang sedang diselidiki.
Seperti yang sedang diselidiki, Cressida Dick mengatakan terdapat "beberapa peristiwa lain" yang telah dinilai, tetapi dianggap tidak memenuhi unsur dugaan pelanggaran.
Ditanya oleh wartawan apakah perdana menteri bersedia diwawancarai oleh petugas, juru bicaranya menjawab: "Siapa pun yang diminta akan bekerja sama sepenuhnya seperti yang Anda harapkan."
Apakah polisi pernah menyelidiki perdana menteri sebelumnya?
Kembali pada tahun 2006, Tony Blair menjadi perdana menteri pertama yang diinterogasi oleh polisi dalam proses penyelidikan.
Investigasi itu untuk menyelidiki tuduhan bahwa gelar bangsawan diberikan sebagai imbalan atas sumbangan dana.
Blair tidak diinterogasi di bawah peringatan (sebagai terduga pelaku), jadi dia diperlakukan sebagai saksi, bukan tersangka.
Pada Juli 2007, diumumkan bahwa tidak seorang pun akan menghadapi dakwaan.
Apa arti investigasi untuk laporan Sue Gray?
Penyelidikan oleh polisi ini dapat memiliki arti bahwa penyelidikan terpisah atas dugaan pesta-pesta di Downing Street - yang dilakukan oleh pejabat senior Sue Gray - akan ditunda.
Namun, juru bicara Downing Street mengatakan beberapa bagian dari laporan - unsur-unsur yang tidak diselidiki oleh polisi - masih dapat dipublikasikan.
Apa tanggapan Boris Johnson dan bagaimana skandal pesta itu mengancam posisinya?
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, dia menyambut baik tindakan kepolisian karena akan "membantu memberikan kejelasan yang dibutuhkan publik".
Juru bicaranya mengatakan, Johnson merasa apa yang dilakukan tidak melanggar hukum.
Para politisi kubu oposisi telah mengulangi seruan agar Boris Johnson mengundurkan diri. Malah bukan hanya di kubu oposisi saja.
Beberapa politisi senior di Partai Konservatif yang mengusung Johnson pun kini meminta dia untuk mundur. Salah satunya adalah Douglas Ross, politisi senior Partai Konservatif di Skotlandia.
Bagi Ross, Johnson sudah tidak konsisten mematuhi aturan yang dibuat pemerintahnya sendiri.
"Dia kan perdana menteri. Pemerintahnya sendiri yang memberlakukan aturan itu, dan dia harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya," ujar Ross seperti dirilis BBC.
Didukung sesama politisi Konservatif dari Skotlandia, dia akan menulis kepada Komite 1922, yang menyelenggarakan kontes kepemimpinan Partai Konservatif, untuk menyatakan kurangnya kepercayaan kepada perdana menteri Johnson.
Dibutuhkan pernyataan yang sama dari minimal 54 politisi Konservatif di parlemen kepada komite itu untuk mendesak Johnson lengser dari jabatannya.
Sebelumnya, Johnson telah meminta maaf atas video yang menunjukkan stafnya bercanda tentang pesta Natal tahun lalu di kantor sekaligus rumah dinas PM Inggris, Downing Street No. 10, selama masa lockdown, sehingga mengundang kemarahan publik.
Dalam debat mingguan di parlemen, pada Rabu 8 Januari 2022, Boris mengatakan, "saya memahami dan turut merasakan kemarahan seluruh negeri atas staf No. 10 yang tampak meremehkan pemberlakuan karantina, dan saya bisa memahami betapa menggeramkannya bahwa orang-orang yang membuat aturan, tidak mentaati aturan tersebut."
Dia mengaku turut marah dan telah memerintahkan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran atas aturan lockdown itu. (*)
Tags : Politik, Inggris raya, Virus Corona, Kesehatan,