KESEHATAN - Pekerjaan Jennylyn M Barrios sebagai penata rias memaksanya bepergian ke seluruh penjuru Manila, Filipina. Akibatnya, dia harus merelakan waktu yang berharga dengan Uno, bayi laki-lakinya yang berusia 10 bulan.
Jennylyn tak punya waktu menyiapkan masakan rumahan yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayinya.
Namun di Filipina, ada banyak pilihan alternatif untuk ibu yang sibuk bekerja seperti dirinya.
“Kalau saya harus memasak semua dari awal, saya akan menghabiskan waktu dua kali lipat,” kata Jennylyn.
“Tapi kalau pakai Cerelac, saya cuma perlu menambahkan air panas dan menyiapkan campurannya. Saya memberi Uno makan tiga kali sehari untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.”
“Ini sangat praktis, mudah didapat, dan terjangkau. Cocok untuk ibu yang bekerja,” tuturnya.
Jennylyn adalah salah satu dari sekian banyak ibu yang beralih ke produk makanan bayi komersial dalam beberapa tahun terakhir.
Penjualan sereal instan, bubur, makanan yang dihaluskan, dan makanan ringan di seluruh Asia Tenggara telah meningkat dua kali lipat dalam lima tahun.
Cerelac—yang merupakan campuran bubur instan—merupakan produk terlaris Nestle di Filipina.
Produk ini tidak hanya menawarkan kepraktisan, tapi juga harga yang terjangkau. Dan itu menjadi faktor pertimbangan utama di tengah biaya hidup yang meningkat.
Penelusuran di media sosial menunjukkan ada banyak ibu yang memuji kehebatan produk ini, termasuk soal kandungan nutrisi penting yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Namun perlu diingat, walaupun produk ini langsung dikenali oleh para orang tua di seluruh dunia, bahan-bahannya mungkin tidak familiar.
Cerelac menawarkan manfaat tambahan mikronutrien kepada para orang tua di Filipina dan Inggris. Tetapi beberapa varian yang dijual di Filipina mengandung sesuatu yang lain, yakni tambahan gula.
Jadi ketika para orang tua semakin beralih dari pola makan tradisional ke makanan siap saji, para ahli kesehatan pun khawatir akan dampaknya.
Di Filipina, Nestle mengeklaim mereka mengikuti serangkaian standar dan pedoman dari Komisi Codex, sebuah kelompok beranggotakan produsen makanan, pemerintah dan badan-badan PBB yang dibentuk oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Gula tambahan yang kami gunakan pada produk kami semuanya jauh di bawah ambang batas yang ditentukan oleh pedoman internasional dan lokal yang selalu mengikuti FDA, Codex, dan mereka adalah ahlinya bidang ini,” kata Arlene Tan-Bantoto, pejabat eksekutif bisnis Nestlé Nutrition.
Namun WHO menyebut standar yang berlaku saat ini tidak memadai dan telah merekomendasikan agar standar tersebut diperbarui dengan fokus utama untuk menghindari gula dan garam dalam makanan apa pun untuk anak di bawah tiga tahun.
Sebuah penelitian Unicef terhadap 1.600 makanan bayi di seluruh Asia Tenggara menemukan bahwa hampir setengahnya mengandung gula dan pemanis tambahan.
Ada penjelasan sederhana mengapa gula dan garam disebut diperlukan dalam Cerelac, kata Tan-Bantoto.
Gula dan garam digunakan untuk menyamarkan rasa nutrisi penting seperti zat besi yang rasanya seperti logam, dan nutrisi otak, DHA, yang rasanya seperti ikan.
“Banyak anak kekurangan mikronutrisi di negara ini dan kami sangat serius dalam upaya mengatasinya,” kata Tan-Bantoto.
“97 persen bayi tidak tercukupi kebutuhan nutrisi hariannya, 40 persen bayi berusia nol sampai lima tahun menderita anemia karena kekurangan zat besi. Dan kita sadar bahwa anemia punya dampak seumur hidup. Misalnya, perkembangan otak dan kekebalan tubuh yang buruk.”
“20 persen anak berusia nol hingga lima tahun mengalami stunting. Itu berarti kami memperkaya nutrisi produk kami.”
Di sebuah klinik di Manila, kasus malnutrisi pada bayi dan balita adalah hal yang kerap ditemukan, dan seiring berubahnya pola makan, pola kasus yang muncul juga berubah.
“Kadang-kadang mereka kekurangan berat badan, kadang kelebihan berat badan, dan ada juga yang kekurangan gizi,” kata seorang dokter kepada BBC.
Sulit untuk mengetahui penyebab pasti mengapa jumlah anak yang kelebihan berat badan meningkat.
Ada beragam faktor yang menyebabkan kasus obesitas meningkat, di antaranya perubahan gaya hidup dan urbanisasi.
Namun para ahli gizi mengatakan bahwa preferensi rasa dikembangkan saat berusia muda. Di beberapa negara seperti Filipina, banyak makanan yang memenuhi selera manis dikonsumsi sejak dini.
Itulah sebabnya kandungan gula tambahan dalam produk seperti Cerelac menjadi perhatian serius, kata pakar kesehatan masyarakat Dr Mianne Silvestre.
Varian rasa Cerelac yang paling populer di Filipina mengandung sekitar 17,5 gram total gula per sajian—atau lebih dari empat sendok the gula—dan itu mencakup gula alami serta gula tambahan.
Nestle mengatakan bahwa produk mereka di Filipina memiliki beberapa varian atau rasa tanpa tambahan gula, juga varian dengan tambahan gula.
“Malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi, tapi juga kelebihan gizi, kelebihan berat badan dan obesitas, dan sangat sulit untuk diet,” jelas Dr Silvestre.
“Membiasakan bayi-bayi dengan kadar gula seperti ini, sangat mengejutkan.”
Minimnya regulasi pemerintah setempat juga membuat orang tua dirugikan, kata petugas gizi UNICEF untuk Filipina, Alice Nkoroi.
“Kalau Anda pergi ke negara-negara Eropa, ada peraturan yang mengontrol apa yang dijual di luar sana dan memastikan perusahaan-perusahaan mencantumkan dengan jelas apa saja yang ada di dalam kandungannya di bagian depan kemasan,” jelas Nkoroi.
“Jadi konsumen bisa dengan mudah memahami apa yang baik untuk mereka dan mana yang tidak sehat.”
Dia menambahkan bahwa yang perlu diatur bukan semata apa yang ada di dalam produk atau pada kemasan.
“Kami memindai secara digital, dan kami melihat keluarga-keluarga dibombardir 99 persen dengan apa yang ada di media sosial, terutama yang ditargetkan untuk anak-anak,” katanya.
Chiara Maganalles, seorang selebritas di media sosial yang dikenal sebagai Mommy Diaries PH memiliki 1,6 juta pengikut di Facebook.
Dalam sebuah video YouTube yang menarik untuk platform edukasi “Parenteam” Nestle, dia memberi tahu puluhan ribu audiens soal manfaat Cerelac.
Dia telah mempromosikan produk ini selama bertahun-tahun, dan baginya, ini saling menguntungkan.
“Saya memberi anak pertama saya Cerelac karena ini praktis. Sesuai dengan anggaran kami, karena kandungan nutrisinya juga, katanya diperkaya dengan zat besi,” tutur Chiara.
Hidup Chiarra berubah setelah menjadi seorang pemengaruh. Dia kini bisa menghidupi keluarganya dari uang yang dia hasilkan lewat kerja sama dengan merek.
Namun para kritikus mengatakan bahwa kemitraan berbayar semacam ini bisa terlihat seperti saran ahli yang dapat dipercaya ketimbang iklan konvensional.
Saran Chiara untuk memberi makan anak Cerelac beberapa kali sehari bahkan bertentangan dengan apa yang dikatakan Nestle kepada BBC.
Tan-Bantoto menyebut Cerelac sebagai “pelengkap” untuk makanan bayi yang tidak boleh dikonsumsi “sepanjang hari”.
“Setidaknya berikan satu mangkuk untuk mendapatkan nilai gizinya,” kata Tan-Bantoto.
Nestle mengatakan bahwa mereka merekomendasikan satu porsi sereal bayi setiap hari bersama dengan makanan yang beragam seperti buah-buahan, sayuran, dan daging.
Menurut mereka, informasi ini dicantumkan pada label produknya, tetapi materi promosi di situs lokapasar dan platform edukasinya justru menyarankan makan Cerelac hingga tiga kali sehari.
Tuntutan soal regulasi mengenai ini di Filipina didukung oleh kekuatan besar.
Adik perempuan dari Presiden Ferdinand Marcos Jr, Imee Marcos mendukung rancangan undang-undang yang akan melarang produsen makanan bayi menambahkan gula ke dalam produk mereka.
Kalau aturan itu tak dipenuhi, produsen akan dikenakan denda besar dan hukuman penjara selama satu hingga lima tahun.
“Saya sangat berharap ini akan disahkan. Ada banyak RUU dan lobi-lobi makanan, perusahaan-perusahaan multinasional besar yang memasok semua ini sangat kuat dan sampai hari ini saya belum pernah ikut rapat dengar pendapat,” kata Senator Imee Marcos kepada BBC.
Sementara itu, Nestle mengatakan bahwa mereka mendengar kekhawatiran tersebut.
Mereka akan menghentikan penggunaan gula tambahan pada makanan bayi secara bertahap. Namun perlu waktu untuk bisa menyeimbangkan nutrisi dan komposisi produk dengan rasanya.
Produk terlaris perusahaan ini akan memiliki varian bebas gula. Mereka berencana untuk menghilangkan gula tambahan sepenuhnya dalam “dua hingga tiga tahun ke depan”, kata Tan Bantoto.
Penelitian yang baru diterbitkan pada pekan ini menunjukkan bahwa mengurangi gula dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi sejak masa pembuahan hingga berusia dua tahun dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang signifikan saat dewasa.
Tim peneliti University of Southern California menemukan bahwa membatasi asupan gula pada awal kehidupan dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 35%, dan tekanan darah tinggi hingga 20%.
Para ahli juga percaya bahwa 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang sangat penting. (*)
Tags : Pangan, Asia, Asia tenggara, Anak-anak, Keluarga, Kesehatan, Filipina,