SIAK - Program Transfer Anggaran Kabupaten/Kota berbasis Ekologi (TAKE) Siak Hijau diperkenalkan yang ditaja The Asia Foundation dan Sejumlah NGO Nasional .
Bupati Siak Drs H Alfedri MSi didaulat menjadi pembicara workshop nasional perluasan pengembangan adopsi dan implementasi Transfer Anggaran Kabupaten/Kota berbasis Ekologi (TAKE) di Surabaya, Rabu (5/10).
Dihadapan 49 peserta dari 7 Pemprov dan 23 Pemkab/Pemko se-Indonesia, 17 Civil Society Organization (CSO) serta 2 Lembaga Donor FCDO dan CLUA, Alfedri diminta berbagi pengalaman colaborative finance dalam mendukung implementasi Siak Kabupaten Hijau, khususnya terkait berbagai pembelajaran mengenai dampak positif atas implementasi TAKE terhadap pengelolaan lingkungan hidup.
Materi yang dipaparkan juga terkait sejumlah tantangan yang dihadapi Pemerintah Daerah maupun CSO, serta peluang yang dapat memperkuat pelembagaan dan kolaborasinya dengan skema TAKE maupun sumber pendanaan lingkungan hidup lainnya pasca terbitnya UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD).
"Dalam rangka merefleksikan adopsi dan pelaksanaan pengembangan kebijakan transfer fiskal berbasis ekologi di Indonesia, kami berbagi pengalaman pembiayaan hijau di Kabupaten Siak yang didukung berbagai lembaga baik CSO maupun lembaga pemerintah lainnya, salah satunya melalui pola TAKE," kata Bupati Siak Alfedri.
Menurut Alfedri dalam paparannya, Siak Hijau merupakan bentuk kerjabersama multipihak dengan seluruh stakeholder dalam mendorong prinsip-prinsip kelestarian dan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk pembiayaannya.
"Mengapa perlu kolaborasi? Karena tidak semua agenda aksi Siak Hijau pada sektor tertentu menjadi kewenangan daerah, selain itu kapasitas fiskal daerah terbatas untuk membiayai inisiatif kebijakan Siak Hijau," tuturnya.
"Oleh karena itu kami berkolaborasi untuk memobilisasi dukungan dari berbagai pihak baik berupa program maupun pendanaan untuk mendukung Siak Hijau, baik oleh Pemda, Pemerintah Desa, NGO, hingga private sector," jelasnya.
Para Pihak yang mendukung Siak Hijau sebut Alfedri diantaranya, Pemerintah Daerah melalui 12 OPD Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Perikanan & Peternakan, Dinas PUPR, Dinas Penanaman Modal dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
"Kami juga dibantu melalui berbagai program dan kajian oleh Forum Sedagho Siak, gabungan dari 22 NGO diantaranya Fitra Riau, Perkumpulan Elang, Jikalahari, Walhi, YMI, LPSEM, TERAS RIAU, SART, Kaliptra, RWWG, JMGR, SENDS, YEZ, Winrock, LTKL, Econusantara, SPKS, Madani, Greenpeace, Koaksi, CSF, dan Rainforest Alliance. Selain itu dari pihak privat sektor yang membantu diantaranya RAPP, Arara Abadi, Sinas Mas, Musimas, Wilmar," rincinya.
Dalam mendorong peran serta pemerintah dan masyarakat kampung dalam mendukung implementasi Siak Hijau sesuai kewenangannya sebut Alfedri, Pemkab Siak memberikan insentive kinerja TAKE sebagai stimulus mendorong kinerja desa dalam hal kebijakan pelindungan lingkungan dan ekonomi masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan berbasis kampung.
"Insentif diberikan melalui reformulasi ADD sejak Tahun 2020. Pada Tahun 2021 dimulainya program TAKE, 5 persen dari ADK sebesar Rp7.582.500.000 diberikan kepada 67 kampung, dengan jumlah insentif tertinggi Rp229 juta dan insentif terendah berjumlah Rp65 juta," terangnya.
"Di tahun kedua, 3 persen dari ADK sebesar Rp3.408.000.000 disalurkan kepada 48 kampung, dengan insentif tertinggi Rp310,9 juta dan insentif terendah sebesar Rp87,8 juta. Tahun ini kami sedang mengjaji peningkatan TAKE melalui penggunaan insentif BKK DBH DR," ungkapnya.
Hasilnya kata dia, penilaian kinerja kampung melalui Indikator Kampung Hijau (IKH) melalui penyelamatan, perlindungan lingkungan dan peningkatan ekonomi dan penurunan kemiskinan berprinsip kelestarian lingkungan menunjukkan trend positif dalam dua tahun terakhir.
"Selain itu peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan meningkat, dan bermunculan berbagai inovasi kampung dalam menjaga lingkungan," pungkasnya. (*)
Tags : Transfer Anggaran Kabupaten/Kota berbasis Ekologi, Program TAKE, Siak Hijau Program TAKE Didukung The Asia Foundation dan NGO,