Jelang musim kemarau Juli-Agustus 2022 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau siap-siap standbykan personel dan peralatan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan musim kemarau tahun ini. Untuk diketahui, kondisi iklim sangat bergantung pada kondisi di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
"Puncak musim kemarau diprediksi bulan Juli-Agustus 2022."
"Hasil analisis menunjukkan La Nina masih akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga waktu tersebut," kata Kepala BMKG Pekanbaru Ramlan dalam siaran persnya, Selasa (28/6).
Sebelumnya BMKG Stasiun Pekanbaru ini telah memprediksi pada awal bulan Mei 2022 Riau memasuki musim kering, sehingga potensi hujan akan mulai berkurang di Riau.
Namun untuk beberapa hari ke depan ini, menurut prakiraan cuaca dari BMKG, hujan masih mengguyur sebagian besar wilayah di Riau.
Menurutnya, pada Mei lalu sudah ada wilayah yang mulai musim kemarau yaitu Rohul dan kampar sebagian, wilayah lainnya masuk kemarau di bulan Juni dan Juli.
"Tapi curah hujan akan terus berkurang dari sebelumnya," kata Ramlan.
Sebagian wilayah daerah lain diprediksi akan mengalami keterlambatan memasuki musim kemarau. Adapun analisis El Niño-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kondisi La Niña lemah dan diprediksi berangsur menuju netral pada periode Maret-April-Mei lalu.
Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan kondisi negatif berpeluang netral, sedangkan Sea Surface Temperature (SST) Indonesia diprakirakan hangat hingga netral sampai pertengahan tahun 2022. Lantas, kapan puncak musim kemarau 2022?
Menurut informasi resmi BMKG, puncak musim kemarau umumnya diprediksi terjadi pada Agustus 2022.
Sementara itu, secara umum kondisi musim kemarau tahun 2022 diperkirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya.
Adapun wilayah yang sedang mengalami musim kemarau saat ini, pertengahan April 2022 kemarin terjadi yaitu: Aceh bagian utara dan timur Pesisir utara Banten Pesisir utara Jawa Barat Sebagian Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan bagian timur Sulawesi Utara bagian selatan Maluku Utara bagian barat Sebagian Maluku Kendati sudah memasuki musim kemarau, bukan berarti tidak akan terjadi hujan di wilayah tersebut.
Jadi,hasil analisis BMKG menunjukkan La Nina masih akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga waktu tersebut. Hal itu berakibat pada beberapa zona musim di Indonesia yang diprediksi akan mengalami keterlambatan memasuki musim kemarau.
Menyikapi masuknya musim kemarau yang diperkirakan padaJuli-Agustus 2022 ini, BPBD Riau telah menyiapkan personel dan peralatan pemadam sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Selama ini kegiatan patroli pencegahan karhutla tetap dilakukan. "Petugas sudah standby, kita juga terus memantau titik api melalui satelit jadi kalau ada laporan kita langsung turun," kata Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal, Senin kemarin.
Edy menambahkan, pemerintah pusat melalui BNPB juga telah memberi bantuan untuk antisipasi karhutla di Riau berupa satu unit helikopter jenis Superpuma. Sebelumnya, Riau juga telah memiliki 2 unit helikopter dan 1 unit pesawat.
Untuk meminta tambahan armada pada pemerintah pusat, Edy mengaku belum perlu. "Kita belum minta tambahan, karena situasi karhutla di Riau masih aman," ujarnya.
Edy menjabarkan, dalam rentang waktu Januari sampai Juni 2021, total kawasan yang mengalami karhutla di Riau mencapai 874,32 Hektar.
"Sedangkan Januari sampai Juni 2022 berjumlah 651,65 Hektar," sebutnya.
"Artinya pada tahun ini karhutla di Riau berhasil dikendalikan oleh petugas. Sejumlah wilayah yang sebelumnya sempat ditemukan karhutla saat ini juga sudah berhasil dipadamkan oleh petugas," jelasnya. (*)
Tags : kemarau, musim kemarau, musim, memasuki musim, memasuki musim kemarau,