PENDERITA Diabetes selalu meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Jarang sekali negara yang berhasil mengurangi angka diabetes penduduknya.
"Siapapun bisa kena diabetes, baik itu tua, muda, cantik atau jelek. Untuk itu pola hidup sehat harus benar-benar diperhatikan."
"Pengobatan juga harus rutin, jangan karena mahal lalu berhenti," kata Asun alias Mastur, salah satu distributor obat diabetes Singapura ini dalam bincang-bincangnya di Hotel Grand Zuri suatu hari.
"Singapura berhasil melakukan penekanan penyakit diabetes dan mungkin patut dicontoh."
Tetapi jumlah penderita diabetes meningkat terus, diakui Asun.
Menurut Asun, faktor gaya hidup (makan berlebih, olahraga kurang, stres), turunan dan akses pengobatan yang tidak terjangkau adalah penyebab naiknya kadar gula darah dan rendahnya hormon insulin yang menyebabkan penyakit diabetes.
Apa gunanya mengobati penyakit itu jika jumlahnya terus bertambah?
Menurutnya, pencegahan jauh lebih penting daripada pengobatan.
"Untuk mencegah, masyarakat kita di Riau mungkin harus mencontoh negara Singapura yang berhasil menurunkan angka penderita diabetes di negaranya," katanya.
"Pemerintah Singapura membuat peraturan yang mendorong gaya hidup sehat bagi masyarakat."
"Intinya adalah membuat aturan yang sifatnya sedikit memaksa untuk berlaku hidup sehat," kata Asun menyikapi selama ini kehidupan masyarakat masih banyak ditemukan penderita diabetes yang menunjukkan beberapa photo penderita itu.
Menurutnya, karena masyarakat sering lupa dan kurang disiplin soal menjaga kesehatan. "Mungkin bisa dengan cara menambah jam kerja bagi yang gemuk," saranya.
Mungkin gula darah sesorang tinggi. Maka harus cek kadar gula darah dan jaga pola makan rendah gula.
Nasi putih termasuk dalam makanan dengan indeks glikemik tinggi, yaitu sekitar 70. Setelah mengonsumsinya, kadar gula darah bisa saja melonjak naik karena Glukosa dari nasi putih. Jika tubuh tidak segera mengolah Glukosa sebagai sumber energi, hal ini dapat menjadi pemicu penyakit diabetes.
Mengingat sumber makanan manusia memiliki 3 komponen besar yaitu; Protein, Karbohidrat dan Lemak.
"Ketika kita makan makanan berkabohidrat seperti nasi putih dan gula, karbohidrat tersebut akan menjadi Glukosa," katanya.
Lalu Glukosa akan masuk ke dalam 2 tempat tubuh manusia yaitu; sel dan darah.
"Jika Glukosa masuk ke sel, glukosa akan menjadi energi," sebutnya lagi.
Tetapi, jika Glukosa terlalu banyak masuk ke darah, akan menyebabkan gula darah tinggi, lalu Pankreas akan bekerja lebih keras dan lama-lama akan rusak, yang berujung Diabetes.
"Itulah kenapa orang yang sering makan manis lebih cenderung terkena Diabetes," terangnya.
Pada seminar Institute Jantung Negara [IJN] Malaysia yang dilakukan di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru kemarin, itu sangat membantu terkait pasien jantung, kata Asun yang juga Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia [PSMTI] Kabupaten Indragiri Hulu [Inhu] yang hadir diacara itu.
Dua dokter jantung dari IJN, dr Ahmad Farhan Abdul Hamid dan dr Hasri Samion selaku senior consultant pediatric and head jadi narasumbernya serta dihadiri oleh Konsulat Malaysia dan para undangan.
Institute Jantung Negara (IJN) hadir di Kota Pekanbaru, Riau untuk membantu pasien khusus yang memiliki masalah pada jantung. Rumah sakit yang didirikan pada tahun 1992 bertempat di Kuala Lumpur Malaysia itu merupakan rumah sakit jantung terbesar di Malaysia dan di Asia Pasifik.
WHO juga mempredikisi tahun 2025 Indonesia bakal menjadi negara ke-5 terbesar untuk penderita diabetes setelah India, China, Amerika dan Pakistan. Sementara data Depkes tahun 2008, prevalensi diabetes di Indonesia adalah 5,7 persen, namun hanya 1,5 persen saja yang terdiagnosa. Sulawesi Utara adalah provinsi dengan jumlah penderita diabetes terbesar di Indonesia, terutama kota Manado. (*)
Tags : Rahasia Kurangi Penderita Diabetes, Disiplin Hidup Bersih-Sehat, Kesehatan, Riau,