RENDAHNYA minat baca dan tingkat literasi media digital membuat biaya kampanye tinggi. Selain itu masyarakat mudah terprovokasi informasi yang tidak akurat bahkan hoak.
"Bahas melek media atau disebut dengan media literasi sebaiknya juga dikenalkan dengan intens di sekolah-sekolah," kata Herayulwita, M.Si, mantan Pustawakan Madya yang juga ketua Pokja II PKK Provinsi Riau ini.
Ia banyak menyoroti tentang rendahnya minat baca ataupun sekarang sedang trend dengan istilah literasi.
Menurutnya, sebaiknya media literasi ini juga di kenalkan dengan intens di sekolah sekolah, karena masyarakat sekarang mudah sekali terpengaruh infomasi yang tidak akurat tentang perkembangan politik di Indonesia.
"Sebaiknya kita wajib membaca atau mendengarkan lebih dari satu sumber informasi, untuk membandingkan tingkat kebenaran sebuah berita," sebutnya.
Hera menyarankan untuk mengetahui media media yang memuat berita atau informasi itu tentu harus media berizin, karena jelas pertanggung jawaban berita yang di tampilkannya.
Akibat ini semua, biaya politik menjadi semakin mahal, harus menggunakan buah tangan unag bernilai, "padahal jika masyarakat kita adalah masyarakat yang membaca dan Berliterasi cukup, mungkin saja kampanye akan semakin murah," terangnya. (rilis)
Tags : rendahnya literasi, minat baca kurang, riau, perlunya terapkan media literasi di sekolah,