Headline Riau   2021/07/15 16:47 WIB

Riau Bersiap PPKM Darurat, Juga Disediakan 'Tempat Pasien Isoman Bergejala Ringan'

Riau Bersiap PPKM Darurat, Juga Disediakan 'Tempat Pasien Isoman Bergejala Ringan'

Pemerintah siapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] Darurat karena tingginya kasus positif dalam beberapa hari menyebabkan banyaknya orang dari luar provinsi yang masuk ke Riau.

PEKANBARU - Kasus Covid-19 di Riau hari ini, Rabu (14/7/2021) mencatat rekor tertinggi dengan 978 orang dinyatakan positif dalam satu hari. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, tingginya kasus positif di Riau dalam beberapa hari ini juga disebabkan oleh banyaknya orang dari luar provinsi yang masuk ke Riau dan setelah dilakukan pengecekan ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.

“Yang paling banyak yang datangnya dari luar Riau, semalam itu yang datang [dari luar ke Riau] 60 orang, bahkan 30 orang dari Jambi. Ini kami harapkan dengan tingginya kasus (Covid-19) semakin memperketat jalur masuk, bagaimana dengan kewajiban PCR itu [supaya] memutus penyebaran Covid-19," kata Gubri pada pers, Rabu (14/7).

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir, yang mengatakan selain banyaknya penambahan dari dalam Riau sendiri, juga ada penambahan hasil pemeriksaan kepada 30 orang pegawai perusahaan asal Muara Bungo, Jambi. "Mereka melakukan pemeriksaan rapid antigen, ternyata positif dan ditindaklanjuti dengan PCR. Dan mereka melakukan pemeriksaan di Kota Pekanbaru, seharusnya kan Muara Bungo masuk Jambi, tetapi ditambahkan masuknya ke Provinsi Riau,” kata Mimi meyakinkan kembali kasus Covid-19 di Riau akan terus bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Bisa-bisa saja kasus (Covid-19) ini naik lagi, sepanjang kita belum bisa berubah, bisa saja Riau masuk dalam PPKM darurat kalau kasusnya naik seperti ini," ujarnya.

Mimi minta agar seluruh masyarakat dan unsur pemerintahan untuk menjalankan PPKM mikro dengan benar sekaligus melakukan pengawasan yang ketat.

Pasien bergejala ringan harus isolasi mandiri yang disediakan pemerintah

Sementara Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi mengatakan semua pasien positif Corona di Riau, baik yang bergejala ringan maupun Orang Tanpa Gejala (OTG) harus melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) di tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah. "Semua pasien Covid-19 di Riau, baik yang bergejala ringan maupun OTG harus melakukan isolasi di tempat yang telah disediakan pemerintah. Karena pemerintah telah menyediakan beberapa gedung untuk isolasi pasien, baik di Pekanbaru maupun kabupaten/kota lainnya," sebut Yovi, Kamis (15/7).

"Hal ini bertujuan, supaya mayarakat atau saudara kita yang terpapar Covid-19 bisa terpantau dengan baik oleh petugas medis," jelasnya.

Ia juga menyebutkan, jangan sampai kejadian pasien Covid-19 yang meninggal saat melakukan isolasi mandiri terulang berkali-kali di Provinsi Riau. "Jangan sampai kejadian pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri di Rumah terulang. Sebab itu kami minta seluruh pasien terkonfirmasi Covid-19 di Riau, baik yang bergejala ringan maupun OTG melakukan isolasi di tempat yang telah disediakan pemerintah, supaya dapat terpantau dan terkontrol dengan baik," ujarnya.

Menurutnya, di tempat isolasi yang disediakan oleh pemerintah tersebut, sudah ada petugas medis yang ditugaskan untuk melakukan penanganan terhadap pasien Covid-19. "Sudah ada dokter, perawat, kemudian juga bisa diberikan obat-obatan sesuai dengan kondisi klinis dari pasien tersebut," tandasnya.

Penambahan fasilitas kamar

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengupayakan penambahan tempat isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 di luar dari yang telah tersedia saat ini. Data Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, saat ini ada 739 kamar isolasi mandiri yang telah disiapkan pemerintah dengan 1.119 tempat tidur tersebar di 12 Kabupaten dan Kota se-Provinsi Riau. Dari total tersebut, telah terpakai sebanyak 465 tempat tidur dan bersisa 654 buah.

Pemprov tengah mengupayakan gedung olahraga sebagai tempat isolasi mandiri. Persiapan tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi seandainya tempat yang telah tersedia saat ini tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19. "Harapan kita juga itu (penambahan kasus Covid-19) tidak mendadak, dan itu juga akan dilengkapi dengan dukungan seperti tempat tidur dan alat-alat pendukung lainnya," kata Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution usai melepas 60 unit ambulans yang akan digunakan untuk menjemput  pasien Covid-19 yang isolasi mandiri, di halaman Kantor Gubernur Riau, Kamis (15/7).

Rencana penambahan tempat isolasi mandiri itu, lanjut Wagubri, dilakukan berdasarkan instruksi Gubernur Riau Syamsuar sebagai upaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 khususnya di Kota Pekanbaru. "Harapannya dengan kita persiapkan itu (tempat isolasi mandiri), pemerintah ini bisa lebih menangani pasien dan diharapkan juga tingkat penyembuhan kita pun akan meningkat," ujar Wagubri.

Baru 800 ribu orang divaksin Covid-19

Data Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau total masyarakat Riau yang menjadi target vaksinasi Covid-19 sebanyak 4.475.860 orang, namun hingga Rabu 14 Juli 2021 baru terealisasi kepada 804.478 orang untuk vaksinasi dosis pertama dan 456.580 untuk dosis kedua. Data dirangkum dari. Artinya baru 18% dari total keseluruhan target vaksinasi Provinsi Riau yang mendapat suntikan vaksin dosis pertama dan baru 10,3% yang mendapat suntikan kedua.

"Setiap individu harus melakukan suntik vaksin Covid-19 sebanyak dua kali. Total target 4.475.860 penduduk Riau yang harus divaksin tersebut adalah jumlah ideal yang harus dipenuhi agar tercipta kekebalan kelompok (herd immunity) agar kuat melawan Covid-19. Jika tercapai, hasilnya adalah penurunan drastis bahkan terputusnya rantai penularan virus tersebut," kata Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir.

Menurutnya, vaksin saja tidak cukup untuk melawan Covid-19 tapi yang terpenting adalah melakukan protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Mimi juga menyebutkan, kasus Covid-19 di Riau akan terus bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes). “Bisa-bisa saja kasus (Covid-19) ini naik lagi, sepanjang kita belum bisa berubah (tidak disiplin prokes-red)," katanya.

Jika dilihat data per Kabupaten dan Kota se-Provinsi Riau, menurut Diskes, daerah yang sementara ini melakukan vaksinasi terbanyak adalah Kota Pekanbaru. Dari total sasaran 688.349 penduduk Pekanbaru yang divaksin, sudah 282.828 orang (41,1%) mendapat vaksin pertama dan 192.672 (28%) untuk vaksin kedua. Sementara itu realisasi vaksinasi yang paling rendah adalah Kabupaten Kampar. Dari total target 588.932 penduduk yang divaksin, baru 52.635 (8,9%) yang mendapat suntikan vaksin pertama dan 23.595 (4%)  untuk vaksin kedua.

PPKM Mikro diganti dengan PPKM Darurat

Tetapi Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19, dr Indra Yovi dalam conferensi pers, Kamis 15 Juli 2021 ini melihat tambahan terkonfirmasi Covid-19 baru di Riau kemarin yang berada di angka 978 kasus, menandakan bahwa pengetatan PPKM yang tengah dilakukan di Riau, khususnya Pekanbaru saat ini tidak efektif untuk mengontrol atau menahan laju Covid-19.

"Kemarin merupakan tambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di Riau selama pandemi Corona berlangsung. Dan artinya itu merupakan suatu tanda atau signal bahwa pengetatan PPKM yang kita lakukan saat ini tidak efektif untuk mengontrol atau menahan laju konfirmasi Covid-19 di Riau," ungkap Yovi.

Maka dari itu, sambungnya, pada Senin kemarin Forkopimda Riau dan Forkopimda Pekanbaru mengadakan rapat bersama untuk melakukan persiapan segala sesuatunya jika pusat menginstruksikan kabupaten/kota di Riau melakukan PPKM Darurat. "Terlebih kalau kita lihat sekarang, laju kasus terkonfirmasi Covid-19 di Riau dalam seminggu belakangan ini seperti tidak terkendali, terlebih kasus terkonfirmasi Covid-19 di Pekanbaru sendiri hampir 500 orang perhari," sebutnya.

Menurutnya, Riau memiliki titik sikologis corona di diangka 1.000 kasus dan 500 kasus untuk Pekanbaru. "Kita (Riau) memiliki titik sikologis kasus corona di angka 1.000 kasus, dan Pekanbaru sebanyak 500 kasus. Artinya, kalau 500 akan ada kasus terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat sebanyak 100 perhari untuk Pekanbaru, dan 1.000 akan ada sebanyak 200 kasus perhari yang dirawat di Provinsi Riau," jelasnya menambahkan masyarakat tetap antisipasi.

PPKM skala mikro di Kota Pekanbaru dinilai Satgas Covid-19 tidak efektif, karena masih tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per harinya. Bahkan hingga Rabu 14 Juli 2021 nyaris 1.000 orang di Provinsi Riau yang dinyatakan positif dalam satu hari. Artinya hal tersebut merupakan pertanda tidak efektifnya PPKM skala mikro. Masyarakat dan pemerintah Riau harus bersiap melakukan PPKM Darurat seperti yang telah diterapkan oleh Pulau Jawa dan Bali. "Ini merupakan suatu sinyal yang menyampaikan ke kita bersama bahwa PPKM yang ditebalkan ini tidak terlihat efektif dalam mengontrol atau menahan laju kasus Covid-19 di Riau," kata Indra Yovi.

Indra mengungkapkan Pemprov Riau bersama Forkopimda telah mengadakan pertemuan untuk membahas jika sewaktu-waktu pemerintah pusat memberi instruksi agar Riau melakukan PPKM darurat. "Persiapan sudah dibahas, supaya begitu sudah dinyatakan PPKM Darurat untuk di kota atau kabupaten, semua sudah siap. Kita harus siap-siap dari sekarang, karena kita melihat laju peningkatan kasus di Riau ini tidak terkendali," tegasnya. (*)

Tags : Riau Bersiap PPKM Darurat, Pemerintah Siapkan Tempat Pasien, Pasien Isolasi Mandiri Bergejala Ringan,