Masyarakat di Riau diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), saat ini beberapa titik hotspot mulai menunjukkan dibeberapa lokasi daerah akibat terjadinya transisi perubahan cuaca.
PEKANBARU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengingatkan kepada semua lapisan menyusul adanya informasi yang pihaknya terima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa pada Februari ini terjadi transisi perubahan cuaca dari musim hujan ke musim panas.
Meski perubahan cuaca ini tidak berlangsung lama, dan kembali akan terjadi musim hujan di akhir bulan Maret, Edwar tetap mengingatkan kepada masyarakat dan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Kalau dari BMKG informasinya masih dalam masa transisi cuaca, untuk fase pertama masuk musim panas," sebutnya pada media, Senin (8/2).
Menurutnya, curah hujan mulai menurun, sekitar bulan Maret akhir atau awal April kembali masuk musim hujan. "Jadi kita perlu antisipasi dari sekarang,” katanya.
Edwar mengungkapkan, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) telah mengadakan rapat bersama Pemprov Riau untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla di tahun 2021 ini. "Pencegahan hari kita lakukan sedini mungkin agar titik api tidak meluas. Kalau titik api sudah meluas, itu akan sulit dipadamkan, butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit, makanya dari sekarang kita sudah melakukan pencegahan," katanya.
Edwar menjelaskan, memasuki awal Februari ini pihaknya sudah menerima laporan terjadinya Karhutla di Kabupaten Siak. Tepatnya di Sungai Apit. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Siak dan perusahaan untuk melakukan pemadaman. Petugas yang berada di lokasi telah melakukan pemadaman lahan yang terbakar agar tidak meluas. Termasuk meminta bantuan kepada perusahaan swasta melakukan pemadaman, dengan helikopter milik perusahaan. “Lahan yang terbakar di Siak memang ada dan sudah dikoordinasikan. Kita belum dapat laporang secara detilnya, tapi sudah dilakukan pemadaman. Sudah dikoordinasikan bersama dunia usaha seperti Sinar Mas juga ikut membantu. Kita tetap mengantisipasi terjadinya Karhutla ditahun ini,” katanya.
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru sebelumnya sudah memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah Riau cerah berawan. Pada pagi harinya cuaca cerah berawan hingga berawan, tidak ada potensi hujan turun, kondisi ini terjadi hingga siang harinya. Pada sore hingga malam harinya cuaca juga masih cerah berawan hingga berawan dengan Potensi hujan dengan intensitas ringan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Kuantan Singingi.
Sedangkan pada dini hari cuaca juga masih cerah berawan hingga berawan, hanya saja tidak ada potensi hujan. Suhu udara masih pada kisaran 23.0 hingga 33.0 °C, dengan kelembapan udara pada 55 hingga 97 % sedangkan arah angin berhembus dari Barat Laut ke Timur Laut dengan kecepatan 05 – 36 km/jam. Tidak ada peringatan dini dari BMKG bagi masyarakat soal potensi hujan lebat maupun angin kencang, serta petir. Sementara untuk Hotspot sendiri Selasa pagi terpantau 9 titik di Riau, terbanyak ada di Kabupaten Kepulauan Meranti 3 titik, Indragiri Hulu dan Dumai masing-masing 2 titik, Bengkalis dan Siak masing-masing 1 titik.
Selain di Riau Provinsi lain di Sumatera juga mulai terpantau hotspot seperti di Bangka Belitung 9 titik, Bengkulu 7 titik, Sumatera Selatan 2 titik, Sumbar, Kepri dan Lampung masing-masing 1 titik. "Potensi hujan dengan intensitas ringan masih terjadi di sebagian wilayah di Riau," ujar Forecaster On Duty Putri Santy S menambahkan bulan Februari hingga Maret 2021 merupakan musim kering pertama tahun ini dan April nanti curah hujan akan kembali muncul di Riau.
Riau Mulai Diselimuti Karhutla
Sedangkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Abu Bakar FE, menyebutkan Sejumlah titik panas mulai terpantau di beberapa wilayah di Riau khususnya tiga hari terakhir hotspot terpantau di Pelalawan yang tersebar di dua kecamatan. Ketika petugas dari tim gabungan melakukan pengecekan ternyata hanya titik panas saja dan tidak kelihatan ada api. Hotspot terdeteksi akibat musim kemarau kering yang terjadi beberapa hari sebelumnya. "Ini sudah musim kemarau. Titik api mulai muncul. Untung cepat ditangani petugas masing-masing kecamatan," kata Abu Bakar FE, Senin (8/2).
Ia menjelaskan, titik api terpantau pada Sabtu (6/02/2021) di areal Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) berlangsung tidak lama dan hanya menghanguskan sedikit lahan semak belukar. Petugas terkait turun ke lokasi dan tidak menemukan pelaku pembakarannya. Kemudian pada Minggu (7/02/2021) sore lalu Karhutla terjadi di Desa Angkasa Kecamatan Bandar Petalangan.
Api sempat melalap semak belukar yang tidak jauh dari kebun kelapa sawit milik warga. Beruntung petugas pemadaman turun ke lokasi dengan cepat dan dibantu oleh personil lainnya. Api berhasil dijinakkan dan tidak sempat merembet ke lahan lainnya. Abu Bakar mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memliki lahan, baik perkebunan maupun sejenisnya atau yang belum diolah untuk menjaganya dari kebakaran. Jika ditemukan ada titik api, masyarakat juga diminta untuk melaporkan kepada petugas di kecamatan atau desa.
Selain itu pihaknya akan meningkatkan patroli bersama tim gabungan sesuai dengan lokasi yang ditetapkan. Kemudian menggalakan sosialisasi larangan membakar lahan dan hutan kepada warga. "Kita tingkatkan kewaspadaan terhadap Karhutla. Masyarakat juga harus menjaga lahannya masing-masing. Itu sudah cukup membantu," tandas Kepala Satpol dan Damkar Pelalawan ini.
Lahan terbakar di Bengkalis
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bengkalis, Riau mulai muncul memasuki bulan kedua tahun 2021 ini. Setidaknya satu titik api mulai terpantau sejak tiga hari belakangan di sekitar kecamatan Bandar Laksamana yang berbatasan langsung dengan Kota Dumai. Karhutla ini membara wilayah Dusun Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana.
Saat ini masih dilakukan upaya pemadaman oleh petugas gabungan Karhurtla Bengkalis. Menurut Camat Bandar Laksamana, Acil Esyno pihaknya pada Sabtu (6/2/2021) kemarin langsung melakukan pemantauan lokasi yang terbakar. "Kondisi terakhir, dari pamadaman yang dilakukan tim gabungan beberapa hari sudah ada bagian yang bisa dikontrol,” terangnya menambahkan kini petugas di lapangan sudah membuat sekat basah untuk mencegah api terus meluas.
Sebagian lagi masih dilakukan pemadaman oleh petugas gabungan Karhutla Bengkalis. Setidaknya gambaran hingga Sabtu kemarin luas lahan terbakar sudah mencapai sekitar 5 hektare. Lahan yang terbakar sebagian lahan kosong dan sebagian lagi kebun masyarakat yang sawitnya masih berumur sekitar dua tahunan. "Terkait sumber api kita belum ketahui berasal dari mana, mungkin pihak kepolisian nantinya yang menyelidiki sumber api yang menyebabkan karhutla ini," tambah.
Menurutnya, tim gabungan dari semua lini sudah turun melakukan pemadaman darat. Di antaranya personil dari TNI, Polri, Damkar, Mangala Agni, MPA dan masyarakat serta beberapa pihak lain. "Kita lihat kemarin tim di lapangan cukup solid melakukan pemadaman. Kita juga kemarin berinisiatif mencarikan alat berat untuk membantu pemadaman," terang Camat.
Hari ini (Selasa 10/2) sudah ada satu alat berat yang diturunkan ke lokasi karhutla. Mudah- mudahan dengan tambahan alat berat ini bisa mempermudah petugas di lapangan dalam membuat sekat bakar atau sekat basah agar api tidak meluas ke lahan lainnya. Camat juga mengatakan, meskipun saat ini pemadaman melalui darat sudah dilakukan maksimal, pihaknya berharap stakeholder terkait bisa memperbantukan pemadaman melalui udara. Dengan melibatkan helikopter untuk melakukan water bombing di wilayah yang terbakar. "Kalau kita lihat sudah sangat perlu water bombing," harap Camat sambil menambahkan kondisi jalan menuju lokasi melalui jalur darat sangat sulit diakses, begitu juga sumber air yang terbatas, sehingga water bombing sangat diperlukan membantu upaya pemadaman.
Hotspot terpantau di Meranti
Sementara Hotspot hingga Selasa pagi terpantau 9 titik di Riau, terbanyak ada di Kabupaten Kepulauan Meranti 3 titik, Indragiri Hulu dan Dumai masing-masing 2 titik, Bengkalis dan Siak masing-masing 1 titik. Selain di Riau Provinsi lain di Sumatera juga mulai terpantau hotspot seperti di Bangka Belitung 9 titik, Bengkulu 7 titik, Sumatera Selatan 2 titik, Sumbar, Kepri dan Lampung masing-masing 1 titik. "Potensi hujan dengan intensitas ringan masih terjadi di sebagian wilayah di Riau," ujar Forecaster On Duty Putri Santy S dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru menambahkan Februari hingga Maret 2021 merupakan musim kering pertama tahun ini, pada April nanti curah hujan akan kembali muncul di Riau. (*)
Tags : hotspot di riau, cuaca riau, karhutla, titik api, BPBD, berjibaku padamkan api,