Sorotan   2021/02/09 16:18 WIB

Pencanangan Vaksinasi, Satgas Ingatkan Tetap Patuhi Prokes

Pencanangan Vaksinasi, Satgas Ingatkan Tetap Patuhi Prokes

"Pencanangan Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di kabupaten/kota dibuka secara resmi dan pemberian vaksinasi dilakukan terhadap 10 orang yang mewakili pihak pemerintahan, tokoh politik, masyarakat, tokoh agama, organisasi profesi kesehatan dan TNI Polri"

emua masyarakat wajib menerapkan protokol kesehatan hingga pandemi Covid-19 berakhir, meski telah divaksin. "Siapapun yang sudah divaksin tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan Covid-19," kata Pj Walikota H Jonli yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Covid-19 Kota Dumai menekankan.

"Pakai masker, jaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta menghindari kerumunan, tetap dijalankan, ditambah jaga kesehatan dan tingkatkan imun tubuh agar tidak mudah tertular virus Corona," tambahnya.

H Jonli menekankan meski vaksin dapat meningkatkan imunitas tubuh yang dapat menurunkan risiko tertular virus Corona, Prokes tetap harus dijalankan sampai pandemi Covid-19 berakhir.  "Untuk itu, saya mengimbau Nakes yang sudah menerima vaksin agar tetap disiplin protokol kesehatan, sampai pandemi Covid-19 berakhir," pesannya.

Selain untuk meningkatkan imunitas tubuh, vaksin juga untuk mengurangi transmisi atau penularan Covid-19, untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian Covid 19, mencapai kelompok kekebalan masyarakat dan melindungi masyarakat dari Covid-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Dumai dr Syaipul mengatakan, tahap pertama, Pemerintah Kota Dumai menerima 3.960 vaksin sinovac. Vaksin tersebut untuk tenaga kesehatan sebanyak 1.980 orang.

Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Dumai, Syahrinaldi didampingi Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Dumai dr Syaipul menyebutkan, Forkopimda dan Tenaga Kesehatan menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 di Kota Dumai. Hingga saat ini belum menunjukkan keluhan apa pun. "Sejak dilaksanakan pencanganan vaksinasi Covid-19 di Dumai Senin lalu, belum ada laporan keluhan dari Forkopimda dan tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksin," kata Syahrinaldi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Dumai dr Syaipul menambahkan, selain Forkopimda, 50 persen tenaga kesehatan di Dumai sudah menerima vaksin Covid-19. "Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada keluhan apapun," tambah Syaipul.

Syaipul pun menargetkan, vaksinasi dosis pertama selesai pada 5 Februari, dan akan dilanjutkan dengan pemberian dosis kedua setelah 14 hari. "Jika tidak ada kendala, dosis kedua akan kita laksanakan 21 Februari 2021, setelah menerima dosis kedua kita berharap dapat menciptakan kekebalan tubuh untuk mencegah penularan Covid-19, sebab nakes merupakan orang yang berada di garda terdepan menangani Covid-19," harap Syaipul

Secara menyeluruh, lanjut Syaipul, Dumai akan memvaksinasi 210 ribu orang atau sekitar 70 persen dari jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa guna mencapai kelompok kekebalan masyarakat dan melindungi masyarakat dari Covid 19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. "Vaksinasi ini dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama, vaksin sinovac yang tiba di Dumai dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebanyak 3.960 dosis untuk vaksinasi 1.980 Nakes," pungkasnya. 

Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kesehatan (Diskes) mengimbau agar warga Dumai selalu waspada. Sekretaris Diskes Dumai dr Syaipul memberikan tips kepada masyarakat Dumai untuk menghindari virus mematikan itu. "Segala bentuk antisipasi harus kita lakukan untuk mencegah masuknya virus Corona," kata dr Syaipul.

Virus Corona menyerupai SARS dan MERS, ciri-ciri orang yang terkena virus Corona demam tinggi di atas 38 derajat celcius dan dapat menyebabkan kematian. "Agar kita tidak terjangkit virus Corona, pertama hindari berpergian ke negara yang telah didapati kasus tersebut," sebutnya.

Pastikan selalu menggunakan masker jika berada di tempat keramaian sebab virus Corona bisa menular melalui udara. Cuci tangan sesering mungkin kalau bisa menggunakan hand sanitizer. Dan hindari kontak langsung dengan orang yang baru tiba dari luar negeri sebelum dinyatakan bebas dari virus Corona. Diakuinya, belum ada warga Dumai yang dilaporkan terkena virus Corona. "Alhamdulillah, kita belum menerima laporan adanya warga Dumai yang terjangkit virus Corona. Namun kami bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tetap melakukan upaya pencegahan dengan memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang di pelabuhan Internasional," ungkapnya.

"Alat thermal scanner sudah kita pasang di pelabuhan internasional. Gunanya untuk mendeteksi suhu tubuh, jika ada penumpang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius akan dilakukan pemeriksaan lanjutan," sebutnya.

Jika ada penumpang positif Corona akan diperiksa secara intensif di RSUD Dumai. Pihaknya juga sudah siapkan dua ruangan khusus untuk penyakit tersebut. "Tahap pertama untuk 1.980 tenaga kesehatan, vaksinasi dosis pertama sudah dilakukan di 14 fasilitas kesehatan sebagai lokasi penyuntikan vaksin di Kota Dumai, termasuk RSUD Kota Dumai, untuk vaksinasi dosis kedua akan dilaksanakan 21 Februari mendatang," urainya.

Pencanangan Vaksinasi Covid-19 di Kepulauan Meranti

Sementara Pencanangan Vaksinasi Covid-19 se Kabupaten Kepulauan Meranti dibuka secara resmi oleh Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir di Puskesmas Anak Setatah, Kecamatan Rangsang Barat, Senin 8 Februari 2021 kemarin. Pemberian vaksinasi dilakukan terhadap 10 orang yang mewakili pihak pemerintahan, tokoh politik, masyarakat, tokoh agama, organisasi profesi kesehatan dan TNI Polri. Selain Bupati, hadir dalam pencanangan tersebut, Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti, Dr H Kamsol, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Ardiansyah, anggota DPRD, Sopandi Rozali, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Misri Hasanto, Camat Rangsang Barat, Juwita Ratna Sari, Kepala UPT Puskesmas Anak Setatah Vellyna Septy Widiya, sejumlah pejabat OPD, dan yang mewakili pihak Kepolisian dan TNI.

Seyogyanya Bupati menjadi orang pertama yang akan divaksin dalam pencanangan tersebut. Hanya saja, karena kondisi kesehatannya yang tidak baik, maka ia berhalangan untuk diberikan vaksin Sinovac tersebut. Begitu juga dengan Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti, Dr H Kamsol yang mengalami tensi tinggi. Sementara itu Ketua DPRD, Ardiansyah dan Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Misri Hasanto usai divaksin mengatakan tidak merasakan efek samping.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan saat ini masih dalam kondisi Pandemi Covid-19 dan sudah memasuki hampir 1 tahun. Pihaknya pun tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, namun hal itu perlu dilakukan sebuah usaha salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi. "Mudah-mudahan Covid-19 tidak ada lagi dan kita juga tidak mengharapkan hal itu tetapi tidak tahu sampai kapan ini berakhir dan tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Namun kita perlu melakukan ikhtiar, dimana salah satunya pemerintah melaksanakan vaksinasi. Dimana vaksinasi ini dilaksanakan untuk 70 persen minimal masyarakat di wilayahnya namun demikian untuk tenaga kesehatan harus 100 persen kecuali yang tidak lulus screening," kata Mimi.

Di Provinsi Riau persentase yang sudah melakukan vaksinasi masih berada di angka 54 persen dengan rincian yang ditunda sebanyak 10 persen dan batal sebanyak 13 persen. "Dalam persentase, angka vaksinasi kita masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah ketika akan dilakukan vaksinasi tiba-tiba banyak yang Komorbid dan ini perlu menjadi perhatian kita semua. Selain itu banyak juga yang pada saat dilakukan pemeriksaan langsung tensinya tinggi, apakah pada saat itu kondisinya seperti itu atau memang takut disuntik. Dengan adanya kondisi seperti itu tentu kita semua perlu meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan gerakan masyarakat hidup sehat karena itulah yang akan membuat tubuh seseorang sehat dan produktivitas," ungkapnya.

Untuk Provinsi Riau yang diprioritaskan untuk sasaran vaksinasi tenaga kesehatan (Nakes) sebanyak 36.693 orang. Sasaran kedua adalah pada orang di pelayanan publik mencapai 393.293 orang. Kemudian masyarakat rentan geospasial dan ekonomi 2.352.853 orang, masyarakat umum 1.463.194 orang, dan masyarakat rentan lainnya 653.387 orang. "Untuk Kepulauan Meranti, Nakes yang baru melakukan vaksinasi baru 42,4% jadi mungkin ini perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.

Tujuan daripada vaksinasi ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Covid-19 dan meningkatkan imunitas tubuh. Ditambahkan masyarakat yang akan dilakukan vaksinasi tidak perlu risau, karena vaksin ini aman dan halal karena sudah mengantongi izin dari BPOM. Hingga saat ini kasus Covid-19 di Riau sebanyak 29.521 dan untuk Kepulauan Meranti sebanyak 237 kasus, dimana saat ini masih ada dua suspek yang dirawat di RSUD Kepulauan Meranti. "Kasus Covid-19 di Riau hampir mencapai angka 30 ribu, tentunya kita tidak menginginkan terjadinya penambahan. Pemprov Riau juga sudah menyediakan 48 rumah sakit rujukan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 1.659 dan sudah terisi sebanyak 30 persen," ungkapnya.

Kadiskes Provinsi Riau itu juga meminta kepada Bupati Kepulauan Meranti untuk segera menyiapkan ruang ICU untuk penanganan pasien Covid-19. Dimana pihaknya sudah mendatangkan oksigen konsentrator dan ventilator untuk kesiapsiagaan bantuan oleh kementerian kesehatan. Sementara itu, Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir mengatakan hingga hari ini tenaga kesehatan yang dilakukan vaksinasi sebanyak 543 orang dan hingga saat ini pula belum ada satupun dari mereka yang bermasalah terhadap kesehatan pasca divaksinasi.

"Sudah 500 lebih tenaga kesehatan di Kepulauan Meranti telah dilakukan vaksinasi. Alhamdulillah semuanya selamat dan masih sehat, namun menurut laporan ada satu perawat yang mengalami kantuk setelah divaksinasi. Namun secara umum mungkin 99,9 persen vaksin ini aman dan Insha Allah bisa membantu kita semua. Oleh karena itu pencanangan vaksinasi Covid-19 di Kepulauan Meranti ini harus disosialisasikan secara masif dan saya mengharapkan kepada seluruh pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat agar bersama-sama dengan pemerintah meyakinkan masyarakat bahwa vaksin covid-19 ini aman dan tidak berbahaya," kata Irwan.

Dikatakan Irwan bahwa saat ini masyarakat dibuat bingung oleh isu yang berkembang yang mengatakan bahwa vaksin itu tidak aman, tentunya kata Irwan informasi itu sangat keliru dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. "Saat ini yang terjadi di Indonesia maraknya informasi di media sosial yang membuat masyarakat bingung karena banyak sekali pendapat - pendapat dan informasi yang tidak mempunyai dasar yang kuat dan tidak bertanggung jawab yang membuat masyarakat kita kebingungan dengan keberadaan vaksin covid-19 ini tetapi Alhamdulillah setelah vaksin ini berjalan ternyata aman dan kita harapkan bisa kita lakukan secara maksimal di Kepulauan Meranti," kata Irwan.

Irwan juga menyatakan, pencanangan vaksinasi Covid-19 ini akan dilakukan secara maraton di setiap kecamatan sehingga nantinya program ini akan tuntas di semua kecamatan yang ada di Kepulauan Meranti. Diceritakan bahwa saat ini keberadaan Covid-19 menjadi perdebatan ditengah masyarakat karena masih ada yang menganggap hal itu merupakan sebuah kebohongan. "Saat ini di tengah-tengah masyarakat kita memang sedang menjadi perdebatan terkait Covid-19 ini. Ada yang percaya ada yang masih kurang percaya dan saya harapkan kita semua yang ada harus meyakini bahwa penyakit ini ada. Oleh karena itu saya minta dalam kegiatan-kegiatan resmi pemerintahan supaya protokol kesehatan dapat dilaksanakan secara ketat karena memang Covid-19 ini seperti hantu tidak kelihatan tidak bisa kita rasakan, tidak bisa diraba tapi kalau sudah tertular kita akan tahu bagaimana sakitnya ketika kita mengidap covid-19 ini," kata Irwan.

Irwan menceritakan bahwa dirinya mengetahui persis bagaimana sakitnya jika terpapar Covid-19 karena dirinya baru saja sembuh dari virus asal Wuhan tersebut. "Saya menyampaikan kepada kita semua bahwa saya adalah salah seorang alumni dari Covid-19 itu. Dimana pada waktu itu pada 7 Januari saya melakukan pemeriksaan mandiri di Eka Hospital dan dinyatakan positif Covid-19, karena gejalanya ringan saya tidak dirawat, namun hanya menjalani isolasi mandiri. Selama 13 hari lamanya saya menanggung sakit, mulai dari tidak bisa tidur hingga kurang nafsu makan sehingga membuat tubuh menjadi lemas. Selain itu semua serba salah dibuatnya dan untuk bernafas saja sangat sulit. Dan hari ini Alhamdulillah saya masih hidup karena ada beberapa teman saya yang terpapar dia langsung meninggal," pungkasnya. (*)

Tags : Pencanangan Vaksinasi, Satgas Ingatkan Tetap Patuhi Prokes, Pencanangan Vaksin di Kabupaten/Kota di Riau,