Riau   2022/03/10 12:20 WIB

Sapi Bantuan Pemprov Diserang Penyakit LSD, 'Ada yang Tewas tak Terselamatkan'

Sapi Bantuan Pemprov Diserang Penyakit LSD, 'Ada yang Tewas tak Terselamatkan'

Sapi bantuan Pemerintah Provinsi yang akan dibagikan pada kelompok tani di Riau ada yang terpapar kasus penyakit Lumpy Skin Desease bahkan ada yang sudah tewas saat menjalani perawatan.

PEKANBARU - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakes) Provinsi Riau telah menelusuri temuan kasus penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) pada hewan ternak sapi.

"Saat dilakukan perawatan setidaknya 243 ekor sapi terpapar yang terpapar LSD ada yang tewas tak terselamatkan."

"Sapi yang mati ada tiga ekor," kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Faralinda Sari pada media, Rabu (9/3).

Menurut Faralinda, wabah LSD sapi pertama kali ditemukan di Indragiri Hulu, pada 9 Februari 2022. Namun saat ini sudah tertular di tujuh kabupaten yakni Indragiri Hulu, Pelalawan, Kampar, Dumai, Bengkalis, dan Siak. "Kasus tertinggi saat ini masih di Indragiri Hulu," ujarnya.

Faralinda menambahkan penyakit LSD menimbulkan gejala benjol-benjol pada kulit sapi. Benjolan itu menimbulkan gatal sehingga membuat hewan ternak gelisah. Penyakit LSD juga bisa menyebabkan suhu badan hewan ternak panas.

Namun, penyakit LSD pada sapi tidak menular terhadap manusia. "Ini bukan penyakit zoonosis, bukan penyakit yang bisa pindah dari hewan ke manusia," jelasnya.

Penyakit LSD kata Faralinda tidak membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsi daging sapi. Namun kulit sapi harus dimusnahkan agar tidak menulari ke hewan lainnya.

"Sebaiknya pemotongan dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH), jadi bisa diawasi, untuk kulitnya memang benar-benar dipastikan dimusnahkan karena itu bisa jadi sumber penularan," ujarnya.

Meski terbilang baru, penyakit LSD sejauh ini belum meresahkan peternak sapi di Riau karena tingkat kematiannya cukup rendah bila dibanding jembrana. Hingga kini, petani di Riau masih lebih mengkhawatirkan jembrana ketimbang LSD.

"Kematian sakit LSD ini hanya satu sampai lima persen, jadi peternak jauh lebih takut dengan penyakit jembrana karena kematiannya sampai 100 persen," tukasnya.

Terlebih progres penyembuhan cukup baik setelah dilakukan penanganan medis.

"Karena sakit ini disebabkan oleh virus, belum ada obatnya, jadi kami hanya melakukan peningkatan stamina ternak, berupa pemberian vitamin dan pemberian obat demam," jelasnya.

Temuan penyakit LSD sapi di Riau merupakan kasus pertama di Indonesia. Penyakit LSD disebabkan oleh virus yang masih satu jenis dengan penyebab cacar pada kambing dan domba.

Kasus LSD kata Faralinda sudah lebih dulu menyebar di sejumlah negara di Asia, terakhir kali terpantau di Malaysia pada Juni 2021. Letak geografis Provinsi Riau dengan negeri jiran dinilai turut menjadi pemicu terjadinya penyebaran penyakit LSD di Riau.

"Ini penyakit ekosistik di Indonesia, jadi di Riau ini memang pertama. Laporan pertama dilakukan petugas kami di kabupaten Indragiri Hulu," katanya.

Guna mencegah penularan, Pemerintah Provinsi Riau telah memerintahkan pemerintah daerah agar segera melakukan isolasi terhadap hewan ternak terpapar LSD hingga kondisi membaik.

"Sapi yang tertular tidak bisa sama sekali dibawa ke luar daerah," ucapnya.

Selain pengobatan kata Faralinda, untuk pengendalian penyakit perlu dilakukan vaksinasi. Kementerian Pertanian tengah melakukan persiapan vaksinasi hingga dua pekan ke depan.

"Petugas nantinya akan melakukan vaksinasi pada radius 10 meter dari daerah wabah. Saat ini kami lakukan pelatihan untuk petugas vaksinasi," katanya.

Faralinda mengimbau petani atau peternak sapi agar selalu menjaga kebersihan kandang. Pola tradisional dengan pengasapan di sekitar kandang dinilai efektif untuk mengurangi nyamuk dan lalat yang menjadi penyebab penularan penyakit LSD tesebut.

"Karena ini penularan lewat lalat dan nyamuk, faktor kebersihan kandang sangat penting, harus selalu dibersihkan. Kami juga telah memberikan bantuan disinfektan kepada petarnak," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan mengerahkan sumber daya terbaik mulai dari dokter hewan hingga paramedis untuk menangani penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). (*)

Tags : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Disnakes Riau, Kasus Penyakit LSD pada Sapi, Sapi Terpapar Penyakit Hingga Tewas,