AGAMA - Sejarah Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad Naik ke Langit ke-7
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
"Sub-ḫânalladzî asrâ bi'abdihî lailam minal-masjidil-ḫarâmi ilal-masjidil-aqshalladzî bâraknâ ḫaulahû linuriyahû min âyâtinâ, innahû huwas-samî'ul-bashîr."
Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Mengingat Isra dan Miraj merupakan peristiwa yang sangat penting dalam Islam, hendaknya seorang muslim untuk memahami terkait hal tersebut. Agar lebih mengenal tentang peristiwa tersebut, simak sejarah Isra Miraj yang telah dirangkum dalam artikel berikut.
Sejarah Isra Miraj
Mengutip dari laman resmi Kemenag RI, secara singkat Isra Miraj dapat diartikan sebagai dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Peristiwa ini diketahui menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Isra Miraj terbagi dalam dua peristiwa berbeda. Pada saat peristiwa Isra, Rasulullah SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam peristiwa Miraj, Rasulullah SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Pada saat itu, beliau mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan sholat lima waktu.
Hadits Mengenai Peristiwa Isra Miraj
Diketahui bahwa melalui peristiwa Isra dan Miraj, Rasulullah SAW mengalami perjalanan naik hingga langit ke-7 dan mendapatkan perintah agar menegakkan sholat lima waktu. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Isra Miraj' karya Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti.
Dijelaskan bahwa terdapat hadits tentang peristiwa Isra Miraj yang bebas dari segala pendapat. Hadits yang dimaksud berasal dari Hamad ibn Salamah dari Tsabit, dari Anas r.a. Hadits tersebut dinilai paling kuat dan bebas dari segala perselisihan.
Dijelaskan bahwa Imam Muslim meriwayatkan,
"Syaiban ibn Farukh telah menyampaikan kepada kami dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani, dari Anas ibn Malik r.a. bahwa Rasulullah SAW bercerita:
'Dibawakan kepadaku Buraq-sejenis hewan berwarna putih, tubuhnya lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada bagalyang langkah kakinya sejauh matanya memandang. Aku pun mengendarainya sampai tiba di Baitul Maqdis. Buraq itu kutambatkan dengan tali yang digunakan oleh para nabi (untuk menambatkan hewan tunggangan mereka).
Kemudian aku masuk Masjidil Aqsha dan kudirikan shalat dua rakaat di sana. Setelah aku keluar, Malaikat Jibril AS membawakan ke hadapanku segelas arak dan segelas susu. Aku lantas memilih susu. Jibril pun berkata, 'Engkau telah memilih fitrah.'
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit terdekat (pertama). Jibril lalu meminta agar pintunya dibukakan. Dia pun ditanya oleh penjaga pintunya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Adam AS. Dia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit kedua. Jibril AS juga meminta agar pintu langit itu dibukakan. Dia pun ditanya oleh penjaga pintunya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan dua orang sepupuku, yaitu Isa ibn Maryam AS. dan Yahya ibn Zakariya AS, keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit ketiga, Jibril AS lalu meminta agar pintu langit ini dibukakan. Dia pun ditanya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Yusuf AS, yang ternyata ketampanannya luar biasa. Dia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit keempat. Jibril AS pun meminta agar pintu langit ini dibukakan. Dia (oleh penjaga pintunya) ditanya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Idris AS Dia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Memang benar firman Allah, 'Dan Kami telah mengangkatnya (Idris AS) ke martabat yang tinggi.' (QS. Maryam: 57).
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit kelima. Jibril AS meminta agar pintu langit itu dibukakan. Dia (oleh penjaga pintunya) ditanya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Harun AS. Dia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku Selanjutnya kami dinaikkan ke langit keenam, Jibril AS lalu meminta agar pintu itu langit dibukakan. Dia pun ditanya, 'Siapa kamu?' Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Kemudian, pintunya dibukakan untuk kami. Di sana, aku bertemu dengan Musa AS. Dia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Selanjutnya kami dinaikkan ke langit ketujuh Jibril AS pun meminta agar pintu langit dibukakan. Dia lalu ditanya. 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?' Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Ibrahim as. yang sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Ma'mur
Kemudian Jibril membawaku ke (pohon) Sidratul Muntaha yang daun-daunnya selebar telinga gajah dan buah buahnya sebesar kendi.
Tatkala Allah menitahkan perintah-Nya, (pohon) Sidratul Muntaha langsung berubah sehingga tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggambarkannya karena sangat indah.
Allah pun memberiku wahyu dan mewajibkan shalat lima puluh kali kepadaku dalam sehari semalam.
Kemudian aku turun lagi dan bertemu dengan Musa AS.
Dia bertanya, 'Apakah yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu?'
Aku menjawab, 'Lima puluh kali shalat sehari semalam.'
Dia berkata, 'Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah keringanan kepada-Nya. Sebab, umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Aku telah menguji Bani Israil.'
Maka aku kembali menghadap Tuhanku dan memohon, 'Wahai Tuhanku! Berilah keringanan kepada umatku.'
Allah SWT lantas mengurangi lima (shalat) dariku. Kemudian, aku kembali menemui Musa dan kukatakan, 'Allah telah mengurangi lima (shalat) dariku.'
Namun, Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melakukan itu. Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi.'
Aku terus mondar mandir di antara Tuhanku dan Musa AS, hingga akhirnya Allah berfirman, 'Hai Muhammad. Sholat yang Ku-wajibkan adalah lima kali dalam sehari semalam. Pahala tiap-tiap sholat itu digandakan sepuluh kali lipat. Oleh karena itu, mendirikan sholat lima kali sama saja dengan mendirikan sholat lima puluh kali. Barang siapa berniat melakukan satu kebaikan namun dia tidak jadi melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Andaikan dia melaksanakannya maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu keburukan namun dia tidak jadi melaksanakannya maka keburukan tersebut tidak dicatat sama sekali. Akan tetapi bila dia melaksanakannya maka hanya dicatat satu keburukan saja.'
Aku turun lagi menemui Musa AS dan memberinya penjelasan. Dia masih berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi.'
Aku pun menukas, 'Aku telah berulang kali menemui Tuhanku, aku merasa malu terhadap-Nya' (HR. Muslim)."
Demikian tadi sejarah Isra Miraj yang dilengkapi kisah Rasulullah SAW naik hingga langit ke-7 dan mendapatkan perintah untuk menjalankan sholat lima waktu. Semoga informasi ini membantu ya, detikers!
Tags : jtg, isra miraj, sejarah isra miraj, sea,