PEKANBARU - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) minta pada pihak Dinas Kesehatan (Diskes) untuk melakukan sosialisasi menyeluruh program imunisasi polio.
"65 Ribu anak akan mendapat imunisasi polio di Pekanbaru."
"Saya mengajak masyarakat yang memiliki bayi atau balita untuk membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi polio," kata Ketua DPRD Pekanbaru, Muhammad Sabarudi, Minggu (12/3/2023).
Muhammad Sabarudi minta Diskes untuk lebih mensosialisasikan program polio ini agar para orang tua turut mensukseskan imunisasi polio ini.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di 654 Posyandu yang ada di wilayah Kota Pekanbaru. Politisi PKS ini juga mengingatkan agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru untuk menggencarkan sosialisasi.
Sosialisasi bukan hanya dilakukan melalui media sosial saja, namun juga harus mengakar hingga melibatkan para tokoh masyarakat dan juga RT/RW.
"Bisa pasang spanduk sosialisasi di sudut-sudut Kota Pekanbaru atau menggunakan pengeras suara masjid. Intinya sosialisasi menyeluruh agar masyarakat mengetahui informasi yang disampaikan," ujarnya.
Tetapi program imunisasi polio masih terjadi pro kontra ditengah masyarakat, sebab ada bayi kena efek samping seperti demam bahkan alergi.
"Kalau untuk sekarang kayaknya gak dululah, karena kasian anak saya yang masih 6 bulan baru siap demam dan kalau disuntik polio efek sampingnya demam lagi," kata salah satu Ibu umah tangga Wiwit.
Menurutnya, kegiatan imunisasi polio tengah gencar dilakukan Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru melalui ratusan Posyandu. Masyarakat mendukung upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada bayi 0 - 59 bulan untuk mencegah penyakit polio atau lumpuh layu.
Bahkan jika lengah melakukan polio bisa membuat kelumpuhan, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Vaksin polio termasuk ke dalam imunisasi anak yang wajib diberikan kepada bayi bersamaan dengan vaksin hepatitis B, DPT dan HiB.
"Kita mendukung aja, karena anak-anak saya dari lahir mendapat imunisasi lengkap. Namun tentunya didukung kondisi tubuhnya juga lagi sehat atau tidak lagi demam," kata Wiwit lagi.
Kini Dinkes Kota Pekanbaru mencatat sekitar 95 ribu anak dengan usia 0 - 59 bulan untuk mendapatkan imunisasi polio. Imunisasi akan dilaksanakan selama 12 hari mulai dari 6 Maret ini.
Vaksinasi polio serentak secara nasional telah dimulai Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, Senin 6 Maret 2023 kemarin yang akan berlangsung selama sepekan ke depan.
"Penyakit poliomyelitis ini ditandai dengan lumpuh layu mendadak. Artinya, anggota geraknya terutama kaki tidak bisa berfungsi. Ini tentu nantinya akan menyebabkan si anak tidak bisa produktif," kata Kepala Diskes Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, Selasa (7/3/2023).
Menurutnya, ini dalam upaya mencegah terjadinya penyakit polio di Pekanbaru dan umumnya Indonesia dan kegiatan ini merupakan crash program polio secara serentak. Vaksinasi ini digelar di seluruh kecamatan, Puskesmas dan Posyandu.
Prash program polio bertujuan untuk mencegah anak usia 0 sampai 59 bulan dari penyakit poliomyelitis.
Di samping menyebabkan kelumpuhan, terang dia, penyakit polio juga bisa menyerang pernapasan. Jika sudah menyerang otot pernapasan, maka dikhawatirkan menyebabkan kematian.
"Kita khawatirkan kalau terkena otot pernapasan, itu bisa menyebabkan kematian. Maka itu perlu anak kita vaksinasi polio," katanya.
Crash program polio ini juga mendapat dukungan penuh dari Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekanbaru Raja Rilla Mustafa.
"Beliau ini juga sebagai Duta Imunisasi Kota Pekanbaru. Alhamdulillah, beliau mendukung penuh terlaksananya crash program polio ini. Hari pertama kegiatan, beliau mendatangi Kecamatan Bukit Raya dan Limapuluh," sebutnya.
Ia menyebut, Kota Pekanbaru dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan bebas polio sejak 2016 lalu seiring dengan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
"Namun ternyata pada Desember 2022 kemarin, itu ditemukan kasus di Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Pidie. Itu ada 6 kasus polio. Maka dari pusat, Kementerian Kesehatan mewajibkan Aceh dan Sumatera Utara kembali melaksanakan PIN," ungkapnya.
Sementara untuk Riau dan Sumatera Barat (Sumbar), lanjut dia, diminta melaksanakan crash program polio. Dalam crash program ini ada dua jenis polio yang diberikan yakni polio oral atau tetes dan polio suntikan.
"Kalau oral itu diutamakan untuk anak usia 0 sampai 4 bulan. Sedangkan suntikan usia 4 sampai 59 bulan. Dalam crash program ini, semua anak usia 0 sampai 59 bulan tanpa memandang imunisasinya, semuanya diberikan vaksin," jelasnya.
Dengan adanya crash program polio, diharapkan ke depannya tak ada lagi balita di Ibukota Provinsi Riau yang tidak mendapatkan vaksinasi polio.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki anak usia 0 sampai 59 bulan silahkan mendatangi Posyandu, Puskesmas, termasuk juga rumah sakit. Karena ada 29 rumah sakit yang ikut menyelenggarakan imunisasi polio ini.
Ia menambahkan, ada sekitar 65 ribu bayi bawah lima tahun (balita) yang akan menjadi target vaksinasi tahun ini. Hal itu termasuk balita yang sudah divakaniasi polio.
"Jadi, vaksinasi polio ini berlaku untuk semua anak. Anak yang belum dan yang sudah divaksin tetap akan divaksin," jelasnya. (rp.sul/*)
Tags : imunisasi polio, program imunisasi polio, pekanbaru, 65 ribu anak mendapat imunisasi polio, kesehatan anak,