AGAMA - Sekelompok Muslim di berbagai wilayah telah melaksanakan ibadah salat Idulfitri, lebih awal dari umat Islam di Indonesia pada umumnya. Dengan menggunakan beragam metode, beberapa di antaranya telah merayakan Lebaran pada Jumat (05/04), Senin (08/04), dan Selasa (09/04).
Sementara itu, Kementerian Agama akan mengelar Sidang Isbat pada Selasa (09/04) untuk menentukan hari raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Pemerintah memprediksi Idulfitri akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Secara nasional, Lebaran tahun ini diprediksi akan dilaksanakan secara serentak.
Organisasi umat Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, dan sejak awal Januari 2024 telah menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu dengan mengamati hilal secara langsung untuk menentukan hari Idulfitri.
Merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, NU menetapkan Idulfitri setelah mempertimbangkan hasil sidang isbat yang diselenggarakan pemerintah.
Jemaah Masjid Aolia di Yogyakarta
Sekelompok umat Muslim jamaah Masjid Aolia di Yogyakarta telah melaksanakan ibadah salat Idulfitri sejak Jumat (05/04), pekan lalu.
Jamaah Masjid Aolia di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul ini menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu.
Jamaah Tarekat Syattariyah di Aceh
Di Aceh, sekelompok umat Muslim telah melaksanakan Shalat Idulfitri halaman Masjid Syaikhuna Habib Muda Seunagan Desa Peuleukung, Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh, Senin (08/04).
Sebagian umat Islam di Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat melaksanakan salat Idulfitri 1445 Hijriah lebih awal dari jadwal yang ditetapkan pemerintah karena menggunakan metode hisab urfi khumasi atau bilangan lima dalam kitab Tajul Muluk yang dianut jamaah Syattariyah.
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatra Barat
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah melaksanakan Shalat Idulfitri di Surau Baru, Pauh, Padang, Sumatra Barat, Senin (08/04).
Tarekat Naqsabandiyah menetapkan satu Syawal 1445 Hijriah menggunakan metode hisab munjid, yakni penghitungan 30 hari sejak awal puasa yang telah digunakan secara turun temurun.
Sementara itu, Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Al Jalaliyah di Sumatra Utara menetapkan salat Idulfitri pada Selasa, 9 April 2024.
Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah lebih dulu memulai berpuasa pada Minggu (10/3/2024), didasari dengan metode hisab qamariyah yang telah digunakan secara turun temurun.
Tanggal ini serupa dengan yang ditetapkan jemaah An-Nadzir, salah satu aliran Islam yang berkembang di Sulawesi Selatan.
Jemaah An-Nadzir menetapkan Idulfitri pada Selasa, 9 April 2024.
Selain pengamatan bulan, kain tipis dan aplikasi perangkat lunak juga digunakan untuk memantau bayangan bulan guna menentukan awal Ramadan.
Jemaah An-Nadzir disebut memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Zulhijah. llmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari Imam KH Syamsuri Abdul Madjid. (*)
Tags : Islam, Muslim, Fotografi, Masyarakat, Puasa, Indonesia, Ramadan, Agama,