PEKANBARU - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengatakan, saat ini sekolah sudah menerapkan kurikulum darurat dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Pihak sekolah diberi kebebasan untuk memilih sendiri capaian kurikulumnya. Di antaranya bisa menyesuiakan dengan target Kurikulum 13 yang ada. Saat ini sekolah sudah menerapkan itu pada tahun ajaran ini," jelas Ismardi, Minggu (13/9).
Ismardi mengatakan, selain bisa menggunakan kurikulum darurat pihak sekolah bisa memilih pengurangan muatan pelajaran sesuai dengan kemauan sekolah masing-masing. Namun tetap merujuk pada Kurikulum 2013. Sekolah-sekolah di Pekanbaru mulai menerapkan kurikulum darurat dalam Langkah itu dilakukan karena Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru hingga saat ini belum memberikan izin sekolah tatap muka.
Tidak semua muatan pelajaran yang ada pada Kurikulum 2013 (K-13) diberikan kepada siswa. Ada pengurangan muatan pelajaran atau penyederhanaan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. "Pengurangan muatan pelajaran dapat mencapai 20-40 persen dari masing-masing mata pelajaran," sebutnya.
Penerapan kurikulum darurat sesuai dengan rujukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI terkait proses belajar mengajar dalam masa pandemi Covid-19. Aktivitas belajar mengajar saat ini dipindahkan ke rumah masing-masing. Menurutnya, kurikulum darurat ini meringankan siswa. Karena proses belajar tidak tatap muka, maka dilakukan penyederhanaan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.
Sekolah tatap muka sekali seminggu ditunda, penundaan hingga Kota Pekanbaru kembali ke zona kuning atau dengan tingkat rasio penularan Covid-19 rendah. Meskipun tidak ada aktivitas siswa belajar tatap muka, sekolah tetap harus buka untuk operasional sekolah. Dibanding hari biasa, aktifitas di sekolah saat ini hanya tinggal 25 persen. (rp.sul/*)
Tags : Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Kurikulum Darurat, Pembelajaran Jarak Jauh,