"Perbaikan badan jalan Aski Aris Kota Rengat dimulai karena selama ini dirasa ketidaknyamanan akibat hujan menciptakan banjir dan berlumpur di kala panas jadi berdebu menimbulkan penyakit bagi warga sekitar"
nggaran digelontorkan sebesar Rp7,3 miliar dari APBD Riau tahun 2019 mengalokasikan untuk dimulainya pembangunan perbaikan Jalan Azki Aris, Rengat yang sejak lama mengalami kerusakan parah akibat banyaknya kendaraan yang melintas di luar batas ketetapan.
"Saat musim hujan selalu banjir dan berlumpur, kalau musim panas seballiknya jalan jadi berdebu. Ini membuat kami yang tinggal disini terancam menderita penyakit Mycobacterium tuberculosis [TBC]," kata Herman salah satu warga Jalan Aski Aris yang awalnya tak sabar melihat 'rusuhnya' badan jalan yang selalu gelap jika dimalam hari itu.
"Warga disini sudah sejak lama minta perhatian instansi terkait melihat kondisi jalan Aski Aris yang sudah sangat memprihatinkan ini," kata Herman lagi, Sabtu (29/10) dengan ketus.
Alasan warga atas 'jeritan' keluhan terhadap badan jalan sepanjang 3 kilometer itu dikarenakan ratusan kendaraan setiap hari secara permanen memanfaatkan jalan yang nyaris selalu ada kecelakaan.
Badan jalan selain lalulintas penghubung antara kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, juga digunakan angkutan barang, Crude Palm Oil [CPO] dan kelapa sawit.
"Jalan ini juga rawan lakalantas, selain itu rentan menimbulkan penyakit di tengah masyarakat terutama pernapasan akibat debu, dan kebisingan kederaan yang lalulalang sudah cukup tinggi."
"Kalau mengenang jalan Aski Aris ini, susah nak menyebut, selain itu dalam perjalanan perbaikan sempat mengundang ricuh," sebutnya menceritakan kisah badan jalan itu seolah sudah 'dianaktirikan' pemkab setempat.
Pemilik warung dan sopir truk menggerutu
Proses pembangunan jalan Aski Aris dikerjakan, namun perjalananya sejumlah pemilik warung dan sopir truk memprotes karena adanya pengalihan rute kendaraan bertonase besar di Jalan Azki Aris Rengat-Kuala Cenaku.
Para sopir truk mengakui ini merupakan imbas dari proyek perbaikan jalan di kawasan tersebut.
Sopir mengeluhkan tidak bisa bekerja efektif, sedangkan pemilik warung berimbas sepi pembeli.
"Warung kami jadi sepi pembeli. Biasanya kan sopir-sopir itu singgah untuk makan dan istirahat. Tapi sekarang tak ada lagi, penghasilan kami hanya dari jualan ini, bagaimana kami mau makan dan sekolahkan anak-anak," kata Helmi, salah seorang warga yang berjualan di lokasi pada hari yang sama.
Helmi juga mengeluhkan kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak bagi usahanya.
"Kami sudah sangat terdampak pandemi, kalau Dinas PUPR tak bisa membantu ekonomi kami, minimal jangan menutup jalan lah. Itu kemarin sopir truk sampai ribut dengan orang yang perbaiki jalan," katanya mengabarkan.
Dinas PUPRPKPP Riau melalui PPTK peningkatan jalan kapasitas Rengat-Kuala Cinaku, Brantas Hartono sebelumnya sudah mengomentari keluhan warga.
Pengalihan kendaraan bertonase berat tiga sumbu ke atas ke jalan Sei Akar Bagan Jaya imbas dari peningkatan jalan Rengat-Kuala Cinaku, sebutnya.
"Jadi pengalihan ini merupakan kegiatan lanjutan tahap ketiga. Pengerjaannya tak sama dengan tahap kedua, mengingat kondisi badan jalan sangat sempit. Karena itu, kami harus melakukan kajian dan diskusi dengan pimpinan. Kesimpulannya menyampaikan surat ke Pemkab Inhu melalui Sekda untuk pengalihan rute," kata Brantas menyikapi jalan Aski Aris ini.
Menurut Brantas, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Polres Inhu, Dishub, PUPR Inhu. Mereka juga mensosialisasikan dengan pemasangan spanduk baliho di lokasi kegiatan sejak kegiatan pengerjaan jalan.
Pemerintah tidak menghambat investasi atau mengganggu operasional perusahaan dengan pengalihan rute ini, katanya.
"Jika memang bisa lewat kendaraan bertonase besar dengan sumbu tiga ke atas, maka dibolehkan."
Tapi keputusan yang dilakukan lebih dahulu dilakukan pengecekan di beberapa titik. "Semua kami lakukan juga demi keselamatan pengendara atau sopir. Takut jika kendaraan bertonase besar terguling sebab badan jalan sempit," bebernya.
Namun jika dilihat di lapangan secara bersama-sama, Brantas menilai, badan jalan memiliki lebar 7-8 Meter itu dinilai tidak mengganggu aktivitas kendaraan yang lewat.
"Di lokasi pembangunan terdapat penjaga marka jalan. Bahkan buka tutup jalan juga dilaksanakan untuk melancarkan arus transportasi."
Lama pengerjaan peningkatan jalan itu mencapai 150 hari kerja. Jalan tersebut juga dibangun dengan rigid sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 7 meter. Namun tampak di lokasi pekerjaan tidak tampak semua dilakukan penimbunan di pingir jalan. Kendaraan pun akhirnya tak bisa lewat.
"Jika dibandingkan dengan pekerjaan rijit tahun lalu, tidak diberlakukan pengalihan rute kendaraan. Ini ada apa?," tanya warga yang selalu memperhatikan proses pembangunan jalan.
Selain itu para sopir mengeluh akibat perubahan rute tersebut. Di tengah pandemi covid-19 justru membuat para sopir semangkin tertekan.
Sebelumnya Brantas mengaku, pengecekan dan kajian dibuatkan berita acara yang ditandatangani pihak terkait. Hasilnya, badan jalan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bertonase berat dengan sumbu tiga ke atas.
Salah satu perusahaan angkutan pengunan jalan PT Sumber Kencana Inhu melalui mandor angkutan CPO nya, Tariono mengaku keberatan dengan penutupan jalan Azki Aris, Kota Rengat.
"Rute jadi jauh, sopir yang tinggal di Rengat juga harus memutar sangat jauh dari jalan Sei Akar Bagan Jaya ke Rengat," katanya.
"Kontrak angkutan CPO dengan jumlah 80 angkutan setiap hari tidak bisa dihentikan, pada hal kontrak sudah disepakati dan tidak bisa lagi dilakukan perubahan."
"Sehingga kalau tidak bisa melewati jalan Azki Aris Rengat, tentu kami akan mengalami kerugian. Kini kami terpaksa mencari solusi melakukan penambahan uang operasional," kata Tariono.
Mastur alias Asun, pemilik kendaraan dump truck mengaku tidak akan menyerah dan optimistis bisa melewati jalan tersebut tanpa mengganggu pekerjaan jalan Azki Aris.
Menurutnya, dump truck bisa lewat di jalan selebar 7 meter sampai 8 meter. Karena, uji coba yang dilakukan oleh pihak Dinas PUPR Provinsi Riau harus dilakukan dengan mobil dump truck standar pabrik.
"Jika mobil pengangkut yang diuji tidak bisa, maka mobil itu tidak standar lagi," sebut Mastur.
"Jika pengalihan ini tetap dilakukan, PUPR Provinsi Riau harus mengeluarkan surat resmi dan sampaikan kepada para pengusaha angkutan. Kenapa ini baru diberlakukan, sedangkan selama ini tidak, ada apa ini?," tanya dia.
"Perekonomian kita sudah hancur di tengah pandemi covid 19 jangan para sopir di buat susah dan pengusaha juga ikut hancur," kata Asun.
Sementara itu, tokoh masyarakat Indragiri Hulu Adnan Saravih menilai kontraktor proyek jalan Azki Aris tidak profesional. Sebab jika dihitung bahan bakar kendaraan truk, maka kerugian akan terlihat.
"Berapa kilometer per liter bahan bakar, kalau dialihkan ke yang lebih jauh. Bisa-bisa kerugian yang dialami sopir truk sangat fantastis. Usahawan bayar pajak miliaran rupiah," katanya.
"Proyek jalan bukan hanya di Azki Aris, tapi juga dikerjakan di lokasi lain. Namun, proyek jalan tidak harus mengalihkan rute perjalanan."
"Mana ada yang main stop dan pengalihan rute. Karena bisa separuh-separuh dibuat, sehingga tidak menghambat operasional transportasi," kata Adnan.
Dewan sikapi jalan yang hancur
Keinginan warga untuk menyudahi kondisi dialami hingga bertahun-tahun itu bukannya tak disikapi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Inhu.
Ade Chandra masa menjabat Anggota Komisi III DPRD Inhu mengakui, jalan Azki Aris Rengat sudah lama semakin rusak parah.
"Saya sudah lihat langsung ke lokasi. Badan jalan berlubang dan berlumpur, bergelombang dan hancur sementara lalu lintas sangat ramai, pemukiman penduduk padat, dengan kondisi seperti ini sangat beresiko bagi pengguna jalan dan bahkan masyarakat tepatan," ujarnya.
Ratusan kendaraan pun 'mengular' setiap harinya memanfaatkan jalan, karena merupakan lalu lintas penghubung antara kabupaten lnhu yakni Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, angkutan barang, CPO dan kelapa sawit.
"Tetapi jalan itu tetap saja rawan lakalantas, rentan menimbulkan penyakit di tengah masyarakat terutama pernapasan akibat debu, dan kebisingan yang dialami warga sekitar."
Dia mengaku warga Jalan Azki Aris mendesak badan jalan agar dapat diperbaiki, meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi jalan agar tidak berdampak lebih luas ke depannya.
"Maka walaupun kondisi masih Covid-19 kemarin itu, kita minta PUPR Riau untuk tanggap terhadap kondisi jalan," sebutnya
Kini kondisi jalan Aski Aris sudah dibangun rigit beton, namun hanya sepanjang 700 meter.
Pemprov Riau pun sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,3 miliar dalam APBD Riau untuk pembangunan perbaikan Jalan Azki Aris, Rengat ini.
Anggaran yang tersedia diperuntukkan pemperbaikan ruas jalan yang rusak parah sepanjang Jalan Azki Aris hingga Jalan Letnan Jendral DI Panjaitan.
Ruas jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya menuju ke arah Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir melalui Kecamatan Rengat kemudian Kecamatan Kuala Cenaku.
Pemkab Inhu melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Inhu Drs H Junaidi Rachmat didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Inhu Ir Yelpidar MT dan Camat Rengat Drs Dudi Sukandar waktu itu juga melakukan sosialisasi rencana pembangunan ruas Jalan Azki Aris dan mendatangi perwakilan masyarakat Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.
Sosialisasi pun sudah sudah dilakukan kepada Lurah Kampung Dagang, Lurah Sekip Hulu, Lurah Sekip Hilir dan Kepala Lingkungan, Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW) serta perwakilan masyarakat dari tiga kelurahan setempat di Aula Kantor Camat Rengat.
Pembangunan yang bertahap
Pembangunan dan perbaikan jalan Aski Aris dilakukan bertahap. Tahun 2020 pembangunan dilanjutkan yang sebelumnya, pada tahun 2020 kemarin jalan tersebut sudah dibangun dalam bentuk rigid oleh Pemprov Riau.
Kondisi jalan dalam kota itu selama ini, sebelum dibangun, sangat memprihatinkan dan dikeluhkan warga sekitar. Selain badan jalan penuh lobang kerusakan hampir disemua titik.
"Tapi setelah pembangunan rigid hal tersebut tidak ada lagi, kendati pembangunan rigid masih belum tuntas sepenuhnya," kata Plt Kadis PUPR Inhu, Hikmat Praja.
"Tahun 2021 ini pembangunan Jalan Azki Aris Rengat dilanjutkan hingga selesai. Proses lelangnya pun sudah melalui prosedur," katanya diujung teleponnya.
Progres dilapangan dan pembangunannya dengan volume lebih kurang satu kilometer. Pembangunannya sampai pertigaan jalan menuju Stadion Narasinga Rengat. "Kira-kira volumenya satu kilometer lebih lah," sebutnya.
"Pemprov Riau telah menganggarkan pembangunan lanjutan Jalan Azki Aris sebesar Rp12 miliar."
"Kalau tidak salah, sebagaimana imformasi yang saya dengar, besaran anggaran untuk pembangunan jalan itu senilai Rp12 miliar," ujarnya.
Pembangunan Jalan Azki Aris Rengat dilanjutkan yang pada 2021 ini dinilai layak dan penting untuk menyambung sepanjang lebih kurang satu kilometer lebih.
Tetapi pengalihan rute kendaraan tetap tak bisa dihindari. Pengalihan rute kendaraan bertonase besar tetap diberlakukan, mobil bertonase besar harus putar balik saat melalui jalan Azki Aris Rengat - Kuala Cenaku.
"Tentu sebelumnya kita lakukan pengecekan sampai kajian uji petik lapangan," kata Hikmat Praja ST MT yang pada waktu itu juga dihadiri Apindo Inhu, pengusaha angkutan CPO CV Sumber Kencana Inhu, Dinas Perhubungan, kepolisian, PPTK Dinas PUPRPKKP Provinsi, Kontraktor Pelaksana CV Mitra Bersama dan Konsultan Pengawas PT Ryan Syawal Consultan.
Lama pengerjaan mencapai 150 hari kerja. Jalan tersebut akan dibangun dengan rigid sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 7 meter.
"Ini merupakan kegiatan lanjutan tahap ketiga. Pengerjaannya tak sama dengan tahap kedua, mengingat kondisi badan jalan sangat sempit,” kata Brantas.
"Semua lebih dahulu harus melakukan kajian dan diskusi dengan pimpinan. Kesimpulannya menyampaikan surat ke Pemkab Inhu melalui Sekda untuk pengalihan rute," sebut Brantas lagi meyakinkan. (rp.sdp/*)
Tags : Pembangunan Jalan Aski Aris Kota Rengat, Inhu, Riau, Sorotan, Perbaikan Jalan Aski Aris,