Artikel   2023/06/03 16:38 WIB

Sepulang Ibadah di Tanah Suci, Jamaah Haji Indonesia Tak Bisa Menghindar dari Godaan Kuliner dan Oleh-Oleh

Sepulang Ibadah di Tanah Suci, Jamaah Haji Indonesia Tak Bisa Menghindar dari Godaan Kuliner dan Oleh-Oleh
Wisata belanja di Makkah

PELAKSANAAN haji tahun ini, jamaah haji dibekali biaya hidup alias living cost sebesar 750 riyal atau setara Rp 3 jutaaan. Selain biaya hidup, jamaah juga sudah diberikan makanan sebanyak tiga kali sehari.

Tetapi sepulang ibadah di Tanah Suci, Jamaah Haji Indonesia tak bisa Mmenghindar dari godaan kuliner dan oleh-oleh yang dibawa ke tanah air.

Godaan oleh-oleh dan berburu kuliner selama berada di Tanah Suci, begitu tinggi.

Lalu bagaimana tips agar jamaah bisa mengoptimalkan biaya hidup hingga puncak haji berakhir?

Seperti dirilis Republika.co.id, ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan jamaah haji agar biaya hidup yang dimilikinya bisa lebih optimal dan berdaya guna.

  • Pertama, membuat perencanaan yang baik sejak awal.
  • Kedua, menyiapkan barang-barang tertentu sebagai bekal sebelum berangkat.
  • Ketiga, menyiapkan oleh-oleh sebelum berangkat haji.
  • Keempat, menahan nafsu belanja, termasuk wisata kuliner.

Bila keempat kiat tadi bisa diterapkan, diharapkan biaya yang dimiliki saat ini mencukupi hingga seluruh proses ibadah haji tuntas terlaksana.

Namun seperti yang terjadi toko-toko yang berada di kawasan Markaziyah, Madinah mulai diserbu jamaah haji Indonesia, utamanya jamaah yang bersiap berangkat menuju Makkah. Mereka berburu beragam oleh-oleh.

Aminah, jamaah haji asal Indramayu mengaku banyak menerima titipan dari saudara dan temannya. Untuk keluarga dan temannya di Indramayu, dia membelikan baju, sajadah, dupa, lipstik, dan lainnya. Semua belanjaan tersebut kebanyakan ia bayar dengan rupiah.

"Lihat-lihat sudah dari kemarin, kalau dapat harga bagus saya catat dulu, besoknya baru saya beli," ucapnya, Sabtu (3/6/2023).

Aminah ingin memastikan oleh-oleh yang dibelinya pas sesuai dengan uang yang dititipkan. "Saya bawa riyal, tapi kebanyakan belanja pakai rupiah. Enak juga di sini belanjanya pakai bahasa Indonesia dan bisa nawar," ungkap dia.

Lain lagi dengan Hastuti, jamaah haji asal Makassar yang memang sengaja berburu oleh-oleh karena tiga hari lagi ia bersiap menuju Makkah. "Saya ke Makkah tiga hari lagi, sebelum itu belanja dulu buat oleh-oleh," ujar Hastuti, jamaah haji asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Pemilik toko oleh-oleh Ali Murah, Ali Mohammad Syarif mengakui tokonya selalui dipenuhi jamaah haji dari Indonesia. Bahkan untuk menarik minat pembeli, ia memberlakukan sistem diskon.

Bagi jemaah haji yang datang pertama kali akan diberi diskon 20 persen. Pada kunjungan berikutnya akan diberi diskon hingga 50 persen.

"Sehari saya bisa dapat Rp 300 juta-400 juta bersih. Orang Indonesia biasanya belanja pakai rupiah, orang yang belanja pakai riyal di toko saya, dari jamaah negara lain," kata Ali. 

Tags : ibadah haji, oleh oleh haji, biaya hidup haji, living cost haji,