Linkungan   2022/07/29 13:10 WIB

Serbuan Bekicot Raksasa Menghancurkan Tanaman, 'yang Bisa Merugikan Manusia'

Serbuan Bekicot Raksasa Menghancurkan Tanaman, 'yang Bisa Merugikan Manusia'

BEKICOT raksasa menghancurkan berbagai jenis tanaman yang bisa merugikan manusia. Bekicot yang bisa berkembang hingga sebesar kepalan tangan orang dewasa menampung cacing menghancurkan sekitar lingkungan.

Bekicot asal Afrika ditemukan dalam jumlah banyak di Negara Bagian Florida, Amerika Serikat. Aparat menggunakan anjing pelacak untuk menemukan mereka. 

Bekicot raksasa asal Afrika sekilas mungkin tampak seperti hewan lambat dan tidak berbahaya, bahkan mungkin membangkitkan selera makan bagi sebagian orang.

Namun kenyataannya, satwa-satwa ini adalah “salah satu jenis bekicot paling merusak di dunia dan berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia,” menurut aparat AS yang tengah memburu spesies invasif ini. 

“Mereka berbahaya bagi kesehatan kita karena mereka membawa parasit bernama cacing paru tikus yang bisa menularkan meningitis pada manusia,” kata Komisioner Pertanian Florida, Nikki Fried, dalam jumpa pers awal bulan ini. 

“Mereka mengonsumsi sedikitnya 500 jenis tanaman berbeda sehingga mereka jelas adalah ancaman terhadap pertanian dan ruang alam kita,” tambahnya. 

Sejumlah anjing pelacak dan sedikitnya 30 petugas di Florida dikerahkan di berbagai taman untuk mendeteksi sekaligus menghancurkan bekicot tersebut. 

Sejak penemuan pada Juni lalu, aparat setempat telah menangkap lebih dari 1.400 bekicot di Pasco County, sebagaimana dilaporkan media lokal. 

Bekicot raksasa ini bisa tumbuh hingga 20 sentimeter dan cepat berkembang biak.  

“Seekor bekicot raksasa Afrika bisa mengeluarkan 2.000 telur setiap tahun,“ kata Jason Stanley, ahli biologi dari Departemen Pertanian Negara Bagian Florida, kepada kantor berita AFP.

Ancaman terhadap manusia

Namun, apakah manusia terancam bahaya akibat bekicot ini? Ada potensinya, menurut para pakar. 

Bekicot-bekicot ini kerap membawa cacing paru tikus yang jika masuk ke pencernaan manusia bisa menerobos ke batang otak dan menyebabkan penyakit meningitis. 

“Umumnya bekicot ini tidak mempengaruhi manusia. Tapi jika secara tidak sengaja masuk ke manusia, cacing-cacing yang belum dewasa bisa masuk ke tempat-tempat di mana mereka dapat menimbulkan banyak kerusakan, seperti di dalam bola mata atau bahkan di dalam otak,” papar Dr William Kern, professor di Departemen Entomologi dan Nematologi, Universitas Florida yang dirilis BBC.  

Untuk membatasi pergerakan bekicot ini, aparat Florida telah menetapkan zona karantina di New Port Richey. Dengan demikian, tiada tanaman atau vegetasi lain yang boleh dipindahkan dari area itu guna mencegah bekicot tersebut menyebar luas. 

Aparat juga melatih anjing-anjing pelacak untuk tidak menangkap bekicot menggunakan mulut agar tidak terinfeksi.

Apakah serbuan ini pernah terjadi?  

Invasi pertama terjadi pada 1960-an. Kala itu, perlu tujuh tahun dan sejuta dollar untuk membasmi bekicot tersebut. Invasi kedua berlangsung pada 2010 dan kala itu dibutuhkan 10 tahun untuk membasmi dengan biaya US$23 juta (sekitar Rp343 miliar).

Jika tiada penampakan bekicot jenis itu dalam dua tahun, aparat bisa menetapkan sebuah area bebas bekicot. 

Di Eropa, sejumlah orang sengaja memelihara bekicot raksasa sebagai hewan kesayangan, namun di AS tindakan itu tergolong ilegal kecuali memiliki izin khusus. 

Para pejabat pemerintah dan pakar menduga serbuan bekicot kali ini disebabkan ulah pedagang satwa. 

“Sangat mungkin hewan-hewan ini dibawa seseorang untuk dijadikan binatang peliharaan. Bekicot yang kami temukan di Pasco County berwarna putih, bukannya warna abu-abu biasa,” kata Dr Kern kepada BBC World Service Radio.

Bekicot raksasa sejatinya berasal dari Kenya bagian timur dan Tanzania bagian timur. Namun, hewan tersebut kini bisa ditemukan di banyak tempat, termasuk Asia Selatan dan Asia Tenggara. 

“Moluska itu kini berkembang biak di banyak tempat di Kepulauan Karibia, sebagian besar Amerika Selatan, dan akhir-akhir ini di Kosta Rika,” papar Departemen Pertanian AS. 

Bekicot raksasa asal Afrika bukan untuk dimakan

Aparat Negara Bagian Florida meminta masyarakat untuk melapor jika melihat bekicot-bekicot tersebut. 

“Jika Anda melihat bekicot semacam ini, jangan dipegang. Hubungi kami. Mereka membawa penyakit seperti meningitis,” kata Komisioner Pertanian Florida, Nikki Fried. 

Dia juga memperingatkan bahwa bekicot tersebut tidak untuk dimakan. 

“Yang paling penting, jangan dimakan. Hewan ini bukan keong yang bisa disantap bersama mentega, minyak, dan bawang putih”. (*)

Tags : Serbuan Bekicot Raksasa, Bekicot Menghancurkan Tanaman, Hewan-hewan, Lingkungan, Alam, Sains,