Agama   15-06-2025 13:42 WIB

Suhu Makkah Masih Ekstrem, Jamaah Haji Diminta Batasi Aktivitas Fisik yang Bisa Berdampak pada Kesehatan

Suhu Makkah Masih Ekstrem, Jamaah Haji Diminta Batasi Aktivitas Fisik yang Bisa Berdampak pada Kesehatan

Aktivitas berlebihan di tengah cuaca ekstrem dapat berdampak bagi kesehatan.

MAKKAH — Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jamaah haji pentingnya menjaga kesehatan jelang kepulangan.

Cuaca panas ekstrem di Kota Makkah dan kepadatan Masjidil Haram menjadi perhatian utama menjelang keberangkatan jamaah ke bandara.

“Cuaca siang hari di Makkah masih mencapai 46 derajat Celcius. Kami mengimbau jamaah untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah Sunnah, terutama umroh Sunnah berulang kali,” ujar Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH), Akhmad Fauzin, dalam konferensi pers di Makkah, Sabtu (14/6).

Fauzin mengingatkan, aktivitas fisik berlebihan di suhu ekstrem dapat berdampak buruk bagi kondisi kesehatan, terutama bagi jamaah lanjut usia, berisiko tinggi, atau yang baru pulih dari kelelahan setelah puncak ibadah haji.

Ia menganjurkan agar jamaah lebih bijak mengatur waktu ibadah, termasuk saat akan melaksanakan tawaf wada’.

“Sebaiknya pilih waktu yang lebih sejuk seperti pagi hari setelah Subuh atau malam hari. Jamaah juga diimbau tidak bepergian sendiri, tetap bersama rombongan demi keamanan,” tambahnya.

Selain aspek kesehatan, PPIH juga mengingatkan jamaah pengguna Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) agar segera melapor kepada petugas saat tiba di Bandara Jeddah atau Madinah.

“Proses pelaporan ini penting agar petugas bisa membantu pengesahan SPLP ke Kementerian Haji Arab Saudi. Hal ini diperlukan agar proses keimigrasian berjalan lancar,” jelas Fauzin.

Pada hari ini, Sabtu 14 Juni 2025, sebanyak 19 kloter dijadwalkan pulang ke Indonesia dari berbagai embarkasi, termasuk Jakarta, Surabaya, Makassar, Solo, Medan, dan lainnya.

Pemulangan dilakukan secara bertahap melalui dua bandara, yaitu King Abdul Aziz di Jeddah dan Amir Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah.

“Perjalanan pulang memakan waktu yang cukup panjang, maka menjaga kebugaran tubuh sangat penting. Hindari kelelahan, cukupi asupan cairan, dan perhatikan anjuran petugas,” pesan Fauzin.

Di akhir keterangannya, Fauzin juga menyampaikan doa dan harapan agar seluruh jamaah kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan selamat.

Ia juga mengajak keluarga jamaah di Indonesia untuk aktif menyebarkan informasi yang benar dan membantu menyukseskan fase pemulangan jamaah.

“Semoga seluruh jamaah memperoleh haji yang mabrur dan dapat menjadi teladan di lingkungan masing-masing. Mari kita doakan bersama agar Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur,” katanya. 

Pada pasca-puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), sebagian jemaah haji masih tinggal di Makkah, Arab Saudi.

Masa itu biasanya dimanfaatkan untuk menggenjotkan aktivitas ibadah, padahal kondisi fisik belum sepenuhnya pulih dari menjalani puncak ibadah haji.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatannya, terutama jelang kepulangan. Terlebih, suhu panas ekstrem masih melanda Makkah beberapa waktu terakhir.

"Cuaca siang hari di Makkah masih mencapai 46 derajat Celcius. Kami mengimbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunah, terutama umrah sunnah berulang kali," kata Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH) Akhmad Fauzin dalam konferensi pers di Makkah, Sabtu (14/6).

Fauzin mengingatkan bahwa aktivitas fisik berlebih dan suhu ekstrem dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan jemaah, terutama lansia, berisiko tinggi, dan mereka yang mengalami kelelahan setelah puncak ibadah haji.

Ia pun meminta jemaah lebih bijak mengatur waktu ibadah, termasuk saat akan melaksanakan tawaf wada.

"Sebaiknya pilih waktu yang lebih sejuk, seperti pagi hari setelah subuh atau malam hari. Jemaah juga diimbau tidak bepergian sendiri, tetap bersama rombongan demi keamanan," ujar Fauzin.

Sebelumnya, jemaah haji dilaporkan banyak yang mengalami batuk pilek setelah menjalani inti ibadah haji sepanjang di Armuzna.

Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskeshaj) Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro menyebut salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum air dingin untuk mengatasi haus di tengah cuaca panas.

Hal itu bisa membuat tenggorokan meradang.

"Bahasa awamnya, kalau kita habis panas-panasan, kita minum es, mungkin bisa luka di sini (tenggorokan), atau mungkin berbagai sebab yang akhirnya gangguan di tenggorokannya. sesuatu kayak besi panas disiram air, cuss (bunyi mendesis) gitu," kata Liliek ditemui di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Kamis (12/6).

"Proses penurunan suhu tidak alami, sehingga jemaah jadi batuk, jadi serak seperti itu. Ada iritasi," imbuhnya.

Maka itu, ia menyarankan jemaah haji alih-alih meminum minuman dingin, pilih konsumsi cairan dalam suhu ruang.

"Ini saya dapat air dingin, saya diemin dulu, enggak langsung diminum," kata Liliek.

Selain itu, jemaah haji juga diminta meningkatkan imunitas tubuh dengan disiplin beristirahat dan memerhatikan asupan makanan.

Jika sedang tidak sehat, dia mengimbau agar jemaah haji segera mengkonsultasikan kondisi kesehatannya pada tenaga medis di kloter masing-masing, terutama jika dia akan segera pulang ke Tanah Air. (*)

Tags : haji 2025, jamaah haji, cuaca ekstrem, makkah, cuaca panas, jemaah haji diminta tidak berlebihan ibadah sunah ,