"Sungai terdalam di Indonesia yang begitu tenang dan keruh terlihat menyeramkan dan selalu ada kisah pembawa maut hadir ditengah kota Pekanbaru"
ungai Siak terletak di Provinsi Riau. Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia. Sungai Siak melintasi wilayah Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, dan Kabupaten Siak.
"Sungai itu pernah memainkan peranan penting dalam jalur perdagangan internasional selama beratus-ratus tahun hingga beberapa tahun terakhir ini, kata Ketua Umum [Ketum] Lembaga Melayu Riau [LMR], H. Darmawi Wardhana Zalik Aris SE Ak, menceritakan.
Menurutnya, sungai itu masih dapat dilayari oleh kapal-kapal besar sejenis tanker.
Tetapi sungai yang memiliki air keruh kecoklatan itu masih dapat melewati lima kabupaten dan kota, sehingga sungai ini memiliki peranan penting bagi sosialitas ekonomi masyarakat setempat.
Sejarah atau legenda
Sungai Siak merupakan saksi bisu tumbuhnya di kawasan Kota Pekanbaru dan Siak.
Sejumlah jembatan dibangun untuk bisa melintasi Sugai Siak ini.
Hingga kini di Kota Pekanbaru, ada empat jembatan yang dibangun untuk melintasi sungai ini.
Sungai Siak memiliki tiga anak sungai utama, yaitu Sungai Tampung Kiri, Sungai Tampung Kanan, dan Sungai Mandau.
Lebar Sungai Siak 96 meter dengan panjang kurang lebih mencapai 345 km. Wilayah yang dapat dilayari 240 km.
Sampai saat ini, Sungai Siak masih dapat dimanfaatkan sebagai jalur transportasi air untuk menghubungkan wilayah aliran Sungai Siak, yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Siak Sri Indrapura, kata Darmawi Wardhana lagi menceritakan ihkwalnya.
Dalam sejarahnya, Sungai Siak sebelumnya disebut juga Sungai Jantan.
Kedalaman Sungai Siak mencapai 30 meter itu juga disebut sebagai sungai terdalam di Indonesia.
Dengan kedalaman tersebut, Sungai Siak dilewati kapal-kapal tanker dan petikemas.
"Saat ini, kedalaman Sungai Siak tinggal 18 meter karena adanya pengendapan," sebutnya.
Pada hiliran sungai ini banyak terdapat pabrik di tengahnya, seperti pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan kayu, dan juga pabrik kertas.
Keberadaan Sungai Siak digunakan sebagai alat transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman dan dataran tinggi Minangkabau ke wilayah pesisir di Selat Malaka.
Dikisahkan Darmawi Wardhana, pada abad ke-18, wilayah Senapelan, cikal bakal Kota Pekanbaru, di tepi Sungai Siak, menjadi pasar (pekan) bagi para pedagang dari dataran tinggi Minangkabau.
"Pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sungai Siak menjadi sarana transportasi utama karena melintasi wilayah strategis perdagangan," sebutnya.
Tetapi seiring perjalanan waktu, kata dia, tempat tersebut berkembang menjadi pemukiman yang ramai.
Dalam perkembangannya, Sungai Siak menjadi tempat wisata yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi tempat wisata buatan.
Tepian Bandar Sungai Jantan atau Sungai Siak menggunakan konsep Water Front City, yaitu konsep pengembangan daerah tepian air, baik itu tepi pantai, sungai, atau danau.
Tepian Bandar Sungai Jantan memanjang lebih dari 800 meter yang menyisir tepian Sungai Siak ini dibangun pada 2014 hingga 2016 melalui tiga tahap pembangunan.
Konsep kota yang berada dipinggir Sungai Siak ini terintegrasi dengan berbagai situs sejarah, seperti Komplek Istana Siak, Klenteng Hock Siu Kiong, Pasar Seni, Makam Sultan Syarif Kasim II, dan Masjid Syahabuddin.
Konsep Water Front City sebagai konsep kota maju di tepian Sungai Siak yang dapat membantu dalam mengelola lingkungan.
Konsep tersebut juga untuk menciptakan kawasan ruang terbuka yang membuat wisatawan kagum akan keindahan lingkungan di sekitar Istana Siak, terutama suasana Kota Siak di malam hari yang dipenuhi cahaya lampu.
Sebelum Tepian Bandar Sungai Jantan dibangun, kawasan ini merupakan kawasan pasar lama yang kumuh dan tempat pembuangan sampah masyakarat sekitar.
'Misteri sungai siak yang melegenda'
Jika kita berkunjung ke Siak, pastinya akan bertemu dengan sebuah sungai yang terlihat luas seperti danau memanjang dengan airnya tenang tapi keruh.
Siapa tak mengenal Sungai terdalam di Pulau Sumatera yang terletak di Kabupaten Siak Propinsi Riau ini.
Masyarakat Riau tidak asing lagi mendengar nama, asal-usul, dan sejarah sungai yang satu ini.
Sungai Siak sangat populer di kalangan masyarakat, karena sering menjadi berita utama di media yang cukup sering terjadinya kematian di sepanjang aliran sungai yang biasanya dikaitkan dengan adanya legenda misteri sungai.
Benarkah sungai terasa menyeramkan?
Sungai Siak terdapat di Kabupaten Siak Provinsi Riau-Indonesia.
Sungai ini memiliki lebar rata-rata 100-150 meter dan kedalaman 20-30 meter dengan total panjang 527 km, dan dari panjang ini ternyata 300 km dapat dilayari.
Sungai Siak memiliki 3 anak sungai utama, yaitu Tapung Kiri dan Tapung Kanan dibagian hulu, serta anak sungai lain dibagian hilir yang membentuk sungai Mandau.
Pinggiran Sungai Siak merupakan tempat ideal bagi hutan bakau.
Jenis pepohonannya sungguh unik dan hanya ditemukan di bantaran Sungai Siak.
Karena letaknya yang strategis secara topografis, daerah aliran sungai [DAS] Siak dipenuhi pabrik dan kawasan industri yang sedikit banyak menjadi penyebab pencemaran dan pendangkalan sungai beberapa tahun terakhir ini.
Airnya berwarna coklat pekat dengan bau limbah industri yang begitu menyengat.
Mungkin bisa jadi hal ini yang membuat sungai ini berbeda dari sungai-sungai lainnya, di mana sungai Siak ini tidak seindah sungai-sungai di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Legenda sungai siak
Airnya yang begitu keruh, tidak didukung dengan derasnya arus menambah nuansa angker sungai yang kini terus menghalami pendangkalan.
Sungai Siak bahkan tampak seperti danau yang berbentuk memanjang hingga airnya begitu tenang namun kerap 'memakan tumbal'.
Misteri angker Sungai Siak, sejauh ini masih menjadi teka-teki tak terungkapkan.
Namun mitos tentang Sungai Siak, tidak lepas dari latar belakang Kerajaan Siak yang sejauh ini juga masih dianggap tabuh kebenarannya.
Adapun kisah legenda yang berkembang sebagai berikut.
1. Makhluk Gaib Penghuni Sungai Siak
Kisah legenda yang kerap dipercaya adalah sosok makhluk gaib yang mendiami sungai ini, konon makhluk tersebutlah yang berperan banyak terhadap banyaknya kasus kematian di sungai ini.
2. Kesaktian Sultan Syarif Kasim
Sultan Syarif Kasim adalah Raja terakhir dari Kerajaan Siak. Dikisahkan jika Sultan Syarif merupakan sultan yang memiliki kesaktian gaib yang sangat luar biasa, konon kesaktiannya tersebutlah yang menjadi penjaga setiap benda-benda peninggalan kerajaan.
Sungai inilah yang menjadi saksi kedahsyatan kekuatan gaib tersebut.
Menurut kisah warga sekitar, di sungai inilah banyak para perampok yang tewas secara misterius kala mereka mencuri barang-barang peninggalan kerajaan.
Pada tahun 1960 an pernah ada kelompok yang mencuri meriam kerajaan yang dipercayai sakti. Kapal mereka karam di Sungai Siak.
Meriam yang dicuri dikembalikan ke Istana Siak. Ada juga orang mencuri kursi singgasana Sultan Siak yang berlapis emas.
Konon khabarnya si pencuri hilang kesadarannya dan berjalan menuju sungai Siak.
3. Makhluk Halus Berwujud Hewan
Ada banyak kisah misteri yang terjadi disini, salah satu kisah yang banyak dipercaya adalah kemunculan misterius sejumlah hewan dari dalam sungai.
Mulai dari se-ekor gajah putih, buaya putih, ikan duyung hingga se-ekor naga yang tiba-tiba muncul dan menghilang begitu saja.
Banyak warga yang percaya bahwa hewan-hewan misterius tersebut adalah perwujudan dari makhluk halus yang mendiami sungai siak.
Rentetan peristiwa penemuan mayat di Sungai Siak memang kerap selalu “mewarnai” sampul depan berbagai media cetak dan online bahkan media televisi lokal maupun nasional.
Dugaan peristiwa kematian di Sungai Siak tersebut karena bunuh diri, terjatuh ke sungai, atau penyebab lainnya yang masih belum diketahui.
Kasus bunuh diri dengan cara menjeburkan diri ke Sungai Siak bukanlah yang pertama kali terjadi.
Serentetan kasus yang sama terus terjadi bahkan nyaris setiap tahunnya sungai yang membentang luas di daratan provinsi “Kerajaan Melayu” ini selalu memakan korban dari berbagai kalangan.
Pada pekan pertama Maret 2013, warga juga sempat digemparkan dengan temuan mayat seorang mahasiswa Pekanbaru bernama Ahmad Afandi (25).
Pria lajang ini juga ditemukan terapung setelah sebelumnya sempat menjeburkan diri ke Sungai Siak.
Setelah sempat dinyatakan hilang selama tiga hari, raganya yang tak lagi bernyawa akhirnya berhasil ditemukan oleh tim penyelamat dari Badan SAR Nasional (BaSARNas) Pekanbaru.
Jasad mahasiswa ini ditemukan berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi korban melompat di Jalan Kapur Ujung tak jauh dari Masjid Nurul Iman, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru.
Kronologi penemuan jasad Ahmad Afandi itu dimulai ketika seseorang bernama Johannes tengah memancing bersama pemancing lainnya di sekitar pelabuhan.
Pemancing ini yang kemudian dikejutkan dengan melihat sesuatu benda aneh yang mirip manusia terapung dan tersangkut di tali kapal tua.
Akhirnya peristiwa penemuan mayat itu dilaporkan ke Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (SKP) Polresta Pekanbaru, AKP Hermawi.
Aparat kepolisian pun kemudian turun bersama tim BaSARNas Pekanbaru untuk mengevakuasi korban yang juga diduga meninggal dunia dengan berupaya menghabisi nyawanya sendiri.
Tetapi kembali seperti diceritakan Darmawi Wardhana putera kelahiran Bengkalis ini, terlepas dari benar atau tidaknya kisah-kisah misteri dan fakta-fakta tentang banyaknya tragedi penemuan mayat di Sungai Siak, ini menyiratkan agar masyarakat, dan tentu saja para pengunjung lebih berhati-hati bila ke Sungai itu. Meskipun telah terjadi pendangkalan akibat pencemaran, namun tak bisa dipungkiri sungai itu masih dalam, sehingga apabila seseorang terpeleset, dan jatuh ke sungai ia akan tenggelam dan hanyut di air yang kelihatannya tenang. (*)
Tags : sungai siak, kisaha sejarah sungai siak, pekanbaru, riau, sungai memiliki kisah unik, sungai yang menyeramkan, sungai siak selalu membawa maut, legenda sungai mirip danau terbesar ditengah kota, sorotan, riaupagi.com,