AGAMA - Umat Muslim dari berbagai negara diperbolehkan masuk ke Masjidil Haram di Mekah untuk pertama kalinya sejak ibadah tersebut dihentikan tujuh bulan lalu akibat pandemi virus corona. Sejak Minggu (01/11), sekitar 10.000 umat Muslim dari luar negeri diizinkan untuk menjalankan ibadah umrah.
Namun, mereka wajib untuk melakukan isolasi diri selama tiga hari setelah tiba di Arab Saudi sebelum diperbolehkan untuk mengelilingi Ka'bah—tempat suci umat Islam yang berada di pusat Masjidil Haram. Warga Saudi diizinkan untuk menjalankan umrah pada Oktober, dan jumlahnya dinaikkan untuk menampung jemaah dari luar negeri bulan ini. Hanya sebanyak 10.000 penduduk Muslim Saudi yang diizinkan untuk menjalankan ibadah haji pada Juli tahun ini, jauh lebih kecil dari jutaan orang yang pada tahun-tahun sebelumnya mengambil bagian dalam ibadah haji.
Indonesia 'prioritaskan jemaah yang tertunda berangkat'
Pemerintah Indonesia mengatakan mereka akan meminta jemaah umrah yang tertunda akibat pandemi Covid-19 untuk diprioritaskan berangkat. Hal ini disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nizar, di Jakarta, Rabu (23/09) menyusul pengumuman pemerintah Arab Saudi bahwa penyelenggaraan ibadah umrah akan dibuka secara bertahap mulai 4 Oktober. "Koordinasi dengan PPIU (Penyelanggara Perjalanan Ibadah Umrah) dan maskapai terus dilakukan. Kita minta jemaah umrah yang tertunda menjadi prioritas untuk diberangkatkan," kata Nizar.
"Kita juga membahas penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan umrah di masa Covid-19 bersama dengan Kemenkes," tambah Nizar.
Pihak berwenang di Saudi pada Selasa (22/09) mengumumkan bahwa ibadah umrah bisa kembali dijalankan mulai 4 Oktober mendatang, tujuh bulan setelah ibadah ini dihentikan karena pandemi virus corona. Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan keputusan ini diambil setelah mencermati situasi di lapangan dan juga untuk mengakomodasi keinginan umat Islam di seluruh dunia yang ingin melakukan ibadah ini.
Kantor berita Saudi, SPA, mengatakan bahwa umrah dibuka mulai 4 Oktober untuk warga Muslim di Saudi sedangkan jemaah dari luar Saudi bisa melaksanakan umrah mulai 1 November. SPA mengatakan bahwa tidak semua negara dibolehkan mengirim jemaah umrah untuk sementara ini.
Batasi kontak fisik selama jalankan umrah
Tidak dijelaskan dari mana saja, SPA mengatakan bahwa yang dibolehkan adalah dari negara-negara tertentu. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Nizar, mengatakan pihaknya masih menunggu rilis dari Saudi terkait negara-negara yang dibolehkan memberangkatkan jemaah umrah. "Saudi dalam pengumumannya menyebut akan merilis daftar negara mana saja yang akan mendapatkan izin memberangkatkan jemaah umrah. Jadi kami masih menunggu rilis dari Kemenkes Saudi. Kami berharap Indonesia termasuk yang mendapat izin memberangkatkan," kata Nizar.
Pemberangkatan jemaah umrah dari Indonesia dihentikan pada 27 Februari, menurut keterangan Kemenag. Dikatakan pula, jumlah jemaah umrah akan ditingkatkan secara bertahap dari 6.000 menjadi 20.000 per hari. Jumlah jemaah 6.000 per hari setara dengan 30% dari kapasitas normal. Diharapkan kapasitas bisa dinaikkan menjadi 40.000 jemaah per hari pada 18 Oktober. Pada fase selanjutnya, Saudi berharap jumlah jemaah ditingkatkan menjadi 60.000 jemaah per hari mulai 1 November, bersamaan dengan diperbolehkannya jemaah umrah dari luar Saudi.
Warga Muslim yang menjalankan umrah diminta menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan membatasi kontak fisik. Saudi mengatakan pembatasan umrah akan dicabut begitu ancaman pandemi virus corona dianggap sudah hilang. Pandemi memaksa pihak berwenang di Saudi untuk membatasi ibadah haji tahun ini. Biasanya ibadah ini diikuti oleh sekitar dua juta umat Muslim, namun karena wabah, jumlah jemaah tahun ini sangat dibatasi. (*)
Tags : Masa Pandemi, Ibadah Umrah, Makah,