PEKANBARU - Aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Se Provinsi Riau di depan Kantor Gubernur Riau, Jumat (18/9/2020) membuat Jalan Jenderal Sudirman menjadi macet. Kemacetan terlihat dari Fly Over Gramedia hingga bundaran Tugu Zapin, akibatnya juga tumpukan kendaraan terlihat di Tugu Zapin.
Massa tumpah di jalan itu melakukan aksi unjuk, Jalan Jenderal Sudirman yang memiliki tiga lajur hanya tersisa satu lajur saja. Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Riau melakukan aksi di depan kantor Gubernur Riau menuntut kasus jual beli jabatan di lingkungan Pemprov Riau. Hal itu terkait Indra Satria Lubis merupakan mantan narapidana (Napi) yang dilantik sebagai pejabat di lingkungan Pemprov Riau beberapa waktu lalu. "Pasangan Syamsuar, Edi Natar Nasution telah memperjualbelikan jabatan. Telah melantik seorang mantan napi, tidak pantas memimpin Riau lagi," teriak koordinator aksi, Doli dalam orasinya, yang sebelum menyampaikan orasinya, ratusan massa longmarch dari samping Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru menghidupkan mercun, bunga api dan flare.
"Pemberlakukan regulasi tak ada gunanya hanya sebagai embel-embel. Dimana Edi Natar telah mengangkat narapidana sebagai pejabat kembali," teriak orator lainnya, Riski dalam orasinya menriakkan dengan alat suara pengeras.
Mahasiswa ini masih terus berdemo dan berorasi di depan Kantor Gubernur Riau. Para massa dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan Satpol PP Riau, dengan peralatan lengkap. Massa meminta bertemu dengan Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau, Syamsuar dan Edy Nasution. Terlihat juga petugas kepolisian dari Satlantas terus mengatur jalan agar semakin tidak menumpuknya kendaraan yang melintasi jalan ini.
Diduga korupsi jual beli jabatan
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa dan pemuda Riau, seruduk Kantor Gubernur Riau, karena adanya dugaan penyelewengan dana Covid-19 yang dilakukan Gubri, Syamsuar. Sebelum berkumpul di depan gerbang Kantor Gubernur Riau, massa sempat melemparkan petasan ke halaman kantor Gubernur Riau, sehingga membuat halaman Gubri berasap.
Zulkardi, Koordinator Lapangan (Korlap), mengatakan kedatangan mereka karena menilai Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar Nasution tidak becus dalam mengatasi Covid-19 di Riau. Bahkan Gubri dan Wagubri dinilai telah melakukan korupsi terhadap dana Covid-19. "Kami ingin mempertanyakan kepada Gubri, dana Covid-19 yang berjumlah Rp474 milliar tidak terserap dengan baik untuk penanggulangan Covid-19 Riau, baru 50 persen saja yang diperuntukkan bagi penanggulangan, sedangkan yang 50 persen lagi, kemana," ucapnya tegas.
Mahasiswa kecewa dengan kinerja Gubri dan Wagubri, seharusnya sebagai pemimpin daerah Gubri dan Wagubri harus transparasi dalam penggunaan anggaran Covid-19. Selain itu, ia juga menilai bahwa ada jual beli jabatan di lingkungan Pemprov Riau. Hal itu terkait diangkatnya ISL menjadi pejabat Pemprov Riau beberapa waktu yang lalu, pasalnya ISL merupakan mantan narapidana (Napi). "Pasangan Syamsuar, Edi Natar Nasution telah memperjualbelikan jabatan. Telah melantik seorang mantan napi, tidak pantas memimpin Riau lagi," teriak dia lagi dalam orasinya.
Massa sempat ingin memaksa masuk kedalam kantor Gubri, tetapi setelah salah seorang dari pihak Pemprov Riau menemui mereka, yakni Asisten I Setdaprov Riau, Jenri Salmon Ginting massa tidak jadi memaksa masuk. Namun Asisten I Setdaprov Riau, Jenri Salmon Ginting buru menghadapi massa dan mengatakan akan menerima semua aspirasi yang disampaikan mahasiswa dan pemuda Riau tersebut. "Saya akan terima semua aspirasi mahasiswa semua, tetapi untuk menjawab itu saya tidak bisa, karena bukan kapasitas saya. Jadi, nanti akan saya sampaikan semua aspirasi ini kepada pimpinan," tuturnya. (rp.elf/*)
Tags : Kantor Gubernur Riau Dikepung Pendemo, Mahasiswa Datangi Kantor Gubri, Pekanbaru,