"Penelitian awal menunjukkan vaksin untuk mencegah penyakit infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari Johnson & Johnson cukup efektif dalam melawan varian delta"
emuan awal dalam penelitian menjanjikan kesuksesan vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Saat ini, delta diprediksi menjadi galur SARS-CoV-2 paling dominan di seluruh dunia, dengan jumlah kasus akibat varian ini yang terus meningkat di banyak negara, salah satunya Amerika Serikat. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan bahwa perlindungan yang baik bahkan dapat diberikan vaksin hanya dalam satu dosis.
"Studi yang baru diumumkan hari ini menambah bukti bahwa kemampuan vaksin Johnson & Johnson Covid-19 untuk membantu melindungi kesehatan orang secara global," kata Dr. Paul Stoffels, Wakil Ketua Komite Eksekutif dan Kepala Petugas Ilmiah Johnson & Johnson, dalam sebuah pernyataan.
Dalam percobaan di laboratorium, para peneliti menganalisis darah dari 10 orang yang telah divaksinasi dengan Johnson & Johnson dosis pertama. Darahnya kemudian diuji dengan berbagai varian virus penyebab Covid-19, termasuk delta.
Dari sana, ditemukan bahwa vaksin Johnson & Johnson tampaknya bekerja melawan varian baru, ditunjukkan dengan adanya titer antibodi penetral dan indikasi lain dari respons sistem kekebalan. Data sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin lainnya, termasuk yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna, kemungkinan akan bertahan melawan varian delta.
Meski demikian, beberapa ahli lainnya khawatir vaksin Johnson & Johnson, yang memiliki komposisi berbeda dan hanya mencakup satu dosis, mungkin tidak efektif. Kekhawatiran tersebut ditepis oleh temuan ini.
"Bisa dibilang bahwa vaksin itu meyakinkan. Kami menemukan vaksin Johnson & Johnson menginduksi antibodi penetral,” ujar Dan Barouch, Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, yang membantu memimpin penelitian, dilansir ABC News, Jumat (2/7).
Bahkan, Barouch mengatakan, temuan lain yang meyakinkan dari penelitian ini adalah bahwa orang yang divaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson tampaknya memiliki respons sistem kekebalan yang kuat hingga delapan bulan kemudian. Ia mengatakan, telah melihat daya tahan respons yang sangat baik.
“Kami mengikuti orang-orang ini selama delapan bulan dan selama delapan bulan, antibodi dan respons sel T sangat stabil,” jelas Barouch.
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mungkin menawarkan perlindungan yang lebih tahan lama daripada yang diperkirakan beberapa ilmuwan pada awalnya. Itu karena bagian lain dari sistem kekebalan, sel yang disebut sel memori B, terus matang dari waktu ke waktu, dan mempertahankan kemampuan untuk melawan infeksi.
Meski demikian, Barouch memperingatkan ada keterbatasan dalam penelitian ini, yang menawarkan petunjuk bermanfaat bagi para peneliti dari eksperimen laboratorium daripada bukti dunia nyata dari ribuan orang. Temuan ini menunjukkan bahwa satu suntikan vaksin Johnson & Johnson meningkatkan tingkat antibodi penetralisir yang kuat terhadap varian Delta. “Studi kami tidak menunjukkan perlindungan klinis,” kata Baron.
Tetapi, bagi orang-orang yang telah divaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson satu dosis, penelitian ini merupakan indikasi yang meyakinkan bahwa vaksin tersebut kemungkinan akan bekerja dengan baik terhadap varian Delta, seperti halnya untuk varian lain yang beredar. (*)
Tags : vaksin johnson n johnson, varian delta, efektivitas vaksin, virus corona, covid-19, pandemi covid-19, respons kekebalan, imunitas,