Internasional   2020/12/03 15:18 WIB

Vaksin Tercepat Diburu, PM Boris Johnson: 'Jangan Terbawa Optimisme Berlebihan'

 Vaksin Tercepat Diburu, PM Boris Johnson: 'Jangan Terbawa Optimisme Berlebihan'

INTERNASIONAL - Perdana Menteri Inggris, Boris Johson, memperingatkan khalayak agar tidak "terbawa oleh optimisme yang berlebihan" setelah negara itu menyetujui penggunaan vaksin virus corona. Johnson mengatakan langkah itu bukan berarti "perjuangan kita telah berakhir". Ia juga menambahkan bahwa sebagian kegiatan ekonomi masih akan menghadapi pembatasan yang ketat.

Wakil kepala petugas medis Inggris, Jonathan Van-Tam, meminta agar publik sabar dengan penyelenggaraan imunisasi massal vaksin Pfizer/BioNTech, yang akan dimulai pekan depan. Sementara, warga penghuni panti wreda harus menunggu karena adanya tantangan logistik penyebaran vaksin. Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengatakan bahwa dibutuhkan hingga April bagi semua orang-orang yang paling berisiko untuk menerima vaksin baru itu.

Inggris pada Rabu (02/12) mencatat 648 kematian dalam 28 hari sejak adanya kasus positif Covid-19, serta sebanyak penambahan 16.170 kasus positif. Dalam konferensi pers di Downing Street, Johnson mengatakan keputusan untuk menyetujui vaksin Pfizer oleh regulator MHRA datang di tengah "tantangan logistik yang sangat besar" untuk menyebarkan vaksin bagi kelompok-kelompok rentan.

Vaksin tersebut harus disimpan pada suhu -70C dan disimpan dalam kemasan yang masing-masing berisi 975 dosis. Setiap orang yang menerima vaksin itu perlu mendapatkan dosis kedua 21 hari kemudian untuk menerima efektivitas perlindungan secara penuh. "Sejumlah sektor akan terus mengalami kesulitan - tetapi, hingga vaksin siap digunakan, rencana kami bergantung pada kita semua untuk berkorban untuk melindung orang-orang yang kita sayangi," kata Johnson dirilis BBC.

Sementara itu, pemimpin partai Labour, Sir Keir Starmet, mengatakan pemberian vaksin akan membutuhkan upaya "yang terbaik dari Inggris". Ia juga menyerukan konsesus lintas partai mengenai komunikasi tentang upaya tersebut. 

Inggris menjadi yang pertama

Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin virus corona Pfizer/BioNTech secara luas. Regulator Inggris, MHRA, mengatakan vaksin yang menawarkan perlindungan hingga 95% terhadap Covid-19 ini, aman untuk diluncurkan pekan depan. Eksekutif regulator Ingggris, Dr June Raine, meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu aman. "Vaksin ini baru disetujui karena pengujian ketat telah dilakukan dan standar dipenuhi. Semua orang bisa benar-benar yakin bahwa tidak diambil jalan pintas sama sekali," kata Raine.

Dosis pertama sebanyak 800.000 akan tiba di Inggris dalam beberapa hari ini, kata Pfizer. Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan unit kesehatan Inggris, NHS, akan mengontak warga untuk penjadwalan vaksin. Namun karena rumah sakit telah memiliki fasilitas penyimpanan -70C, seperti yang disyaratkan, vaksinasi pertama akan dijalankan di rumah sakit, untuk petugas panti jompo, paramedis dan pasien. Warga lanjut usia serta karyawan di panti wreda menjadi priotas pertama dan diikuti oleh warga berusia di atas 80 tahun.

Sean Marett, salah seorang eksekutif BioNTech, mengatakan vaksin tersebut sekarang sedang dipersiapkan untuk selanjutnya dikirim ke Inggris. "Dosis yang dialokasikan untuk Inggris sekarang dikemas oleh kolega-kolega kami di fasilitas Pfizer, Belgia, siap untuk dikirim secepatnya. Dosis-dosis itu disimpan ke dalam kotak-kotak termal, setiap kotaknya berisi antara 1.000 hingga 5.000 dosis yang akan diangkut ke Inggris menggunakan lori atau pesawat, apapun yang paling cocok," kata Marett.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan dalam penjelasan di depan parlemen Rabu (02/12) bahwa mulai pekan depan 800.000 dosis akan tersedia, namun dalam jumlah besar akan tersedia pada tahun baru. Hancock mengatakan pemerintah Inggris menghabiskan berbulan-bulan untuk menyiapkan pengumuman hari ini. Hancock menutup pernyataannya di depan parlemen dengan mengatakan, "Inilah hari untuk diingat, tapi tahun untuk dilupakan". "Kita bisa melihat langkah keluar namun kita belum mencapai tahap itu, karena itu kita perlu terus berusaha, sampai warga aman dan sains dapat membuat kita terbebas (dari virus)," tambahnya, Inggris telah memesan 40 juta dosis - cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang, masing-masing mendapat dua suntikan.

Sekitar 10 juta dosis akan segera tersedia

Ini adalah vaksin tercepat yang pernah dikembangkan. Prosesnya hanya membutuhkan waktu 10 bulan dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan vaksin yang sama, yang biasanya berlangsung selama satu dekade. Meski vaksinasi bisa dimulai, masyarakat masih harus tetap waspada dan mengikuti aturan virus corona untuk menghentikan penyebaran, kata para ahli. Itu berarti khalayak etap harus menjaga jarak sosial dan menggunakan masker. Pengujian pada mereka yang mungkin tertular perlu terus dilakukan dan mereka juga harus diminta melakukan isolasi.

Apa jenis vaksin itu?

Vaksin ini adalah jenis baru yang disebut vaksin mRNA, yang menggunakan potongan kecil kode genetik dari virus corona untuk mengajari tubuh cara melawan Covid-19 dan membangun kekebalan. Vaksin mRNA belum pernah disetujui untuk digunakan pada manusia sebelumnya, meskipun beberapa orang sudah menerimanya dalam uji klinis.

Siapa yang akan mendapatkannya dan kapan?

Para ahli telah menyusun daftar prioritas sementara, yang menargetkan orang-orang dengan risiko tertinggi. Di antaranya adalah penghuni dan staf panti jompo, disusul orang di atas 80 tahun dan staf kesehatan dan perawatan sosial lainnya. Mereka akan menerima gelombang pertama vaksin, lainnya akan menerima sebelum Natal.

Vaksinasi massal untuk semua orang yang berusia di atas 50 tahun, serta orang-orang yang lebih muda dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, dapat dilakukan pada tahun 2021 ketika stok vaksin bertambah. Vaksin ini diberikan dua kali dengan jarak 21 hari, dengan dosis kedua sebagai penguat.

Bagaimana dengan vaksin Covid lainnya?

Ada beberapa vaksin menjanjikan lainnya yang juga bisa segera disetujui. Salah satunya dari Moderna, yang menggunakan pendekatan mRNA, yang sama dengan vaksin Pfizer dan menawarkan perlindungan serupa. Inggris telah memesan tujuh juta dosis yang bisa siap digunakan pada musim semi. Inggris juga telah memesan 100 juta dosis jenis vaksin Covid buatan Universitas Oxford dan AstraZeneca.

Vaksin itu menggunakan virus yang tidak berbahaya, yang diubah agar lebih mirip virus yang menyebabkan Covid-19. Rusia menggunakan vaksin lain, yang disebut Sputnik, dan militer China telah menyetujui vaksin lain yang dibuat oleh CanSino Biologics. Keduanya bekerja dengan cara yang mirip dengan vaksin Oxford.

Kemenangan besar dalam riset tapi bagaimana dengan kepercayaan publik?

Perkembangan vaksin ini disambut lega sebagian kalangan, namun tidak semua pihak yakin. Hasil dari jajak pendapat YouGov yang diterbitkan dua pekan lalu menunjukkan satu dari lima orang kemungkinan tidak akan mau secara sukarela divaksin karena khawatir dengan keamanan vaksin. Walaupun perkembangan vaksin ini merupakan "kemenangan besar" dalam bidang penelitian dan pengembangan, masih ada penduduk, dalam jumlah cukup signifikan, yang perlu diyakinkan, tulis Anissa Alifandi dari British Science Association (Asosiasi Sains Inggris). "Langkah ini bisa menjadi tugas besar yang perlu dilakukan dengan kemampuan komunikasi yang andal, dengan suara-suara meyakinkan serta kampanye pendidikan nasional," tambahnya. (*)

Tags : Perdana Menteri Inggris, Boris Johson, vaksin virus corona, vaksin baru tercepat,