Program suntik vaksin corona virus disease (Covid-19) terus digencarkan oleh pemerintah pusat di seluruh Indonesia sebagai langkah percepatan penanganan pandemi yang juga dilakukan di Riau, namun masyarakat masih ada menunjukkan rasa keragu-raguannya.
RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Penyuntikan vaksinasi covid-19 di Riau juga menjalani secara bertahap ditengah masyarakat. Sejak program vaksinasi dijalankan, berbagai asumsi bermunculan di tengah masyarakat. Karena itu, timbul rasa keragu-raguan antara mau disuntik vaksin atau tidak. Tentunya persoalan ini menjadi perhatian pemerintah yang bergerak terus memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Seperti diakui Desi (36) warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Dia mengungkapkan keraguan terhadap suntik vaksin setelah beredar beragam informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa vaksin ini berbahaya bagi keselamatan. Namun demikian, setelah menelusuri dan bertanya dari berbagi sumber yang bisa dipercaya terkait hal itu. Akhirnya dia mulai memahami pentingnya di vaksin Covid-19. "Awalnya saya sempat merasa ragu. Bahkan, sempat juga terlibat argumen dengan teman-teman dekat. Tapi setelah bertanya dan diberi pemahaman oleh teman dan sumber yang bisa dipercaya, barulah saya tidak begitu ragu lagi," ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Demikian juga halnya disebutkan Yoyon (38). Pria yang sudah bekeluarga asal Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru ini mengatakan bahwa dirinya siap untuk disuntik vaksin Covid-19. Menurutnya, program ini memang harus di dukung oleh masyarakat. Apalagi dia juga mengetahui bahwa sebelum di suntik vaksin, pasien terlebih dulu dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis terkait. "Dari keterangan tenaga medis penanganan Covid-19, jika seseorang punya riwayat penyakit tertentu, maka belum bisa di vaksin. Sebab, sebelum di suntik kita diperiksa kesehatan terlebih dulu," sebutnya.
Seperti disebutkan Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Covid-19 Riau, Indra Yovi mengaku di awal program vaksinasi berjalan sempat ada keraguan oleh warga untuk di suntik. "Iya, ada yang ragu di vaksin. Tapi, pemahaman dilakukan dengan sosialiasi dan edukasi melalui berbagai cara, ada melalui media massa. Bahkan dari kita juga sosialiasi melalui setiap Puskesmas yang ada. Sekarang sudah berjalan lancar," sebutnya.
Yovi mengaku jika ketentuan terkait vaksinasi berubah-ubah. Namun, pihaknya menganjurkan agar masyarakat langsung mendatangi Puskesmas terdekat apabila ingin disuntik vaksinasi. "Jadi, kalau di awal kemarin kita data dan daftar dulu, sekarang sistemnya kalau mau suntik vaksin boleh langsung ke Puskesmas. Ini masih gratis. Nanti mungkin berubah lagi, suntik vaksin harus bayar. Itu ada tahapannya," jelas dia.
Saat ini sedang mengejar untuk kalangan lansia. "Jadi, kalangan lansia ini memang agak terlambat. Ini kita kejar terus di masing-masing Puskesmas," ungkapnya menambahkan sasaran vaksinasi berdasarkan data komite penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (KPCEN). Vaksinasi terbagi-bagi baik untuk SDM Kesehatan dan Petugas Publik. Selanjutnya, dari kalangan Lansia, masyarakat rentan, ditambah dengan masyarakat lainnya.
Total vaksin baru tercapai 35,8 persen
Namun Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebutkan [berdasarkan data pada Minggu 30 Mei 2021], ada 964.846 orang yang menjadi sasaran vaksin Covid-19. Jumlah tersebut merupakan kelompok masyarakat sasaran prioritas vaksinasi yaitu tenaga kesehatan (Nakes), petugas pelayanan publik dan lansia.
Dari data tersebut, diketahui ada 32.923 nakes yang menjadi sasaran vaksin. Untuk vaksinasi dosis pertama sudah 33.585 nakes yang disuntik vaksin (102%), atau melampaui target sasaran. Namun pada vaksinasi kedua, hanya 30.584 (92,9%) nakes yang divaksin. Kemudian untuk petugas pelayanan publik termasuk ASN, pemuka agama, pedagang, guru, wartawan, dan lainnya ada 349.418 orang yang menjadi sasaran. Vaksinasi pertama diberikan kepada 285.936 (81,8%) dan vaksinasi kedua 137.172 (39,3%).
Sementara untuk kelompok masyarakat lansia, ada 582.505 yang menjadi sasaran. Untuk vaksinasi pertama hanya 26.336 orang (4,5%) dan 16.088 (2,8%) untuk vaksinasi kedua. Dengan data tersebut, maka dari 964.846 total sasaran prioritas vaksin baru terealisasi sebanyak 345.857 (35,8%) untuk vaksinasi pertama dan 183.844 (19,1%) untuk vaksinasi kedua.
Sementara target vaksinasi belum tercapai, jumlah kasus Covid-19 di Riau mengalami peningkatan yang signifikan. Diketahui pada Minggu 30 Mei 2021 ada 726 kasus positif dalam satu hari. Hal ini membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Diskes terus menggesa vaksinasi.
Beberapa usaha yang dilakukan Pemprov yaitu menyiapkan 34 mobil penjemputan lansia untuk vaksinasi yang disebar ke 14 kecamatan di Pekanbaru, 5 bus vaksin keliling, dan menggelar vaksinasi massal.
"Kami berharap pelaksanaan vaksin dapat berjalan baik serta dapat memaksimalkan upaya meningkatkan kekebalan kesehatan masyarakat dan ini sebagai upaya untuk menuntaskan Covid-19 di Provinsi Riau. Mudah mudah ini dapat berhasil dengan baik," kata Gubernur Riau, Syamsuar, saat menghadiri vaksinasi massal untuk 3.200 ulama termasuk iman, taklim, pengurus, para ustad, serta ulama yang berada di kota Pekanbaru. (*)
Tags : Vaksinasi di Riau, Vaksin Covid-19, Vaksin Digencarkan, Vaksinasi Ditengah Keragu-raguan Masyarakat,