Sebanyak 20.000 dosis vaksin Sinovac disimpan di Gudang Instalasi Farmasi Logistik Kesehatan dijaga ketat aparat Kepolisian bersenjata yang akan ditebar di kabupaten/kota yang ada di Riau.
PEKANBARU - Sebanyak 20.000 dosis vaksin Covid-19 yang disimpan di Gudang Instalasi Farmasi Logistik Jalan Kesehatan, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru dijaga ketat aparat Kepolisian bersenjata.
"Gudang ini terus dijaga aparat kepolisian yang bersenjata, penjagaan berguna agar vaksin menjadi aman terkendali, sehingga tidak menimbulkan gangguan yang tidak kita inginkan," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya.
Penjagaan dilakukan guna memastikan vaksin tersebut tetap aman sebelum didistribusikan untuk vaksinasi serentak. Kapolres mengingatkan kepada para personel yang berjaga di gudang tersebut untuk selalu melakukan patroli pengawasan.
Pemerintah Provinsi Riau telah menerima sebanyak 20.000 dosis vaksin covid-19 dari Kemenkes RI melalui PT Bio Farma. Vaksin dititipkan di Unit Pelaksana Teknis Instalasi Farmasi Logistik Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sebelum distribusikan ke 12 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau untuk program vaksinasi.
Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Natar Nasution mengatakan yang menjadi masalah sekarang masih banyaknya masyarakat yang tidak percaya dengan kehalalan vaksin Sinovac. Karena banyak informasi yang simpang siur di luar sana mengenai vaksin. Namun dugaan yang terjadi ditengah masyarakat itu terbukti kesediaan Presiden Jokowi divaksinasi pertama seharusnya sudah menjadi satu garansi bagi masyarakat dan menjamin akan kehalalan serta bahaya dari vaksin Sinovac karena tidak mungkin Presiden mau divaksinasi kalau vaksinnya berbahaya.
"Apa yang telah dilakukan pemerintah bukanlah sesuatu yang membahayakan kita, justru bertujuan untuk mencari solusi permasalahan yang kita hadapi sekarang karena itu semua telah terukur, bahkan ada standarisasinya," kata Wagubri, Edy Natar Nasution pada media, Kamis (7/1/2021).
"Untuk itu walaupun kita telah siap semuanya untuk melakukan vaksinasi, tetapi belum ada izin atau rekomendasi BPOM, pelaksanaan vaksinasi tidak akan dilaksanakan," ujarnya.
'Yang tak mau divaksin tak apa-apa'
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir menjelaskan ketentuan orang yang bisa dilakukan vaksin dengan yang tidak bisa divaksin. "Untuk vaksinasi tidak semua orang bisa dilakukan, ada ketentuannya. Seperti yang bisa divaksin memiliki persyaratan yaitu orang dewasa yang sehat usia 18-59 tahun, menerima penjelasan serta menandatangani surat persetujuan, bersedia mengikuti aturan dan jadwal imunisasi," kata Kadiskes Mimi.
Sementara untuk orang yang tidak bisa diberikan vaksin Sinovac yaitu orang yang pernah terkonfirmasi atau menderita Covid-19, Kemudian ibu hamil dan menyusui, menjalani terapi jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah, penderita penyakit jantung. "Seterusnya, penderita penyakit autoimun (lupus, sjogren, vasculitis). Penderita ginjal, penderita reumatik autoimun, penderita penyakit pencernaan kronis, penderita penyakit hipertiroid, penderita kanker, kelainan darah, defisiensi imun, penerima transfusi," katanya.
Selanjutnya penderita gejala ISPA (batuk, pilek, sesak nafas) dalam 7 hari terakhir sebelum vaksinasi. Menderita diabetes, penderita HIV dan penderita penyakit paru (asma, tuberkulosis). Jika penerima vaksin adalah gangguan psikomatis, resiko yang akan terjadi respon stres pada sebelum, saat dan sesudah vaksin. "Jadi bila tak ingin di vaksin ya tak apa-apa, mungkin sedang stres (ansietas/depresi) berat, ya harus diobati terlebih dahulu sebelum dilakukan vaksin," ujarnya. (*)
Tags : Vaksin Sinovac, Kehalalan dan Resiko Vaksin, Vaksin Riau, Vaksin di Gudang Instalasi Farmasi Logistik, Diskes Riau,