JAWA TENGAH - Luar biasa keunikan insfratruktur pembangunan Candi Borobudur, dari empat sisi bangunan mirip dan selaras, membuktikan bahwa peradaban bangsa Indonesia sudah sejak lama ahli dalam arsitektur dan bangunan.
"Wajah baru Candi Borobudur yang sudah menyatu dalam geliat kehidupan."
"Candi Borobudur merupakan candi yang dibangun dengan keajaiban infrastruktur yang sulit untuk di pikiran maka candi ini layak jadi salah satu keajaiban dunia. Selain itu jadi pengalaman yang luar biasa mengunjunginya," kata Ir Ganda Mora M.Si, Aktivis Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba).
"Saat berada disini memang areal candi suasana cukup tenang dan damai jauh dari situasi angker artinya penghuni candi Borobudur dulunya adalah pemimpin pemimpin yang baik dan mengayomi," kata Ganda lagi melaporkan dari Magelang, Jawa Tengah (Jateng) tadi melalui Whats App (WA) nya, Jumat (2/6/2023).
Berkunjung ke Magelang, Jawa Tengah, kata Ganda tidak akan terasa lengkap jika belum menginjakkan kaki di Candi Borobudur.
Bangunan bersejarah yang masuk dalam daftar situs warisan budaya dunia oleh UNESCO PBB ini memang layak masuk daftar kunjungan wisata, katanya.
Tak hanya candi, kawasan di sekitarnya juga punya daya tarik tersendiri. Pengalaman itu dialami sendiri oleh Ganda Mora yang akhir pekan ini berkunjung ke Candi Borobudur.
Menurutnya, tak sulit menjangkau wilayah Kabupaten Magelang. Dari Jakarta, moda transportasi darat maupun udara bisa jadi pilihan.
Jika pilihannya udara, dengan pesawat terbang dari Jakarta selama 50 menit lalu mendarat di Yogyakarta. Setelah itu, menempuh perjalanan darat dengan mobil selama kurang lebih 1,5 jam.
Pengunjung masih memadati Museum Borobudur kala sore hari.
Harga untuk menyewa mobil di sini mulai dari Rp500 ribu per 12 jam dengan supir. Harga tersebut sudah termasuk bensin dan biaya parkir.
Sesampainya di Magelang, bisa memilih menginap di Eloprogo Art House, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Tarif menginapnya seharga Rp250 per malam, untuk kamar dengan single bed.
"Penginapan disini berada persis di pinggir sungai, sehingga suasana alam sangat terasa. Bukan sembarang sungai, tapi pertemuan antara sungai Elo dan sungai Progo. Dari situ nama penginapan berasal," sebutnya.
Gemericik sungai, bunyi jangkrik dan sepoi angin tak membuat Aktivis ini hanya berdiam diri di kamar hotel. "Ada banyak pilihan menikmati pemandangan matahari terbit di sekitar Borobudur," sebutnya.
"Dari pinggir sungai, kita dapat menyaksikan matahari terbit. Bila cuaca cerah, Gunung Merapi bisa nampak gagah tepat di sebelah selatan, berdampingan dengan matahari," sebutnya.
Ganda menjelaskan berbagai keunikan dari desa yang dilalui. Di Pasar Borobudur banyak ditemukan minum jamu tradisional. "Seperti di Swiss ada keripik pisang," ujarnya.
Disekitar areal candi masih banyak terlihat hamparan pemandangan sawah. Para ibu sedang menanam padi. Sedangkan di Dusun Nglipoh, Desa Karanganyar, dusun ini terkenal dengan kerajinan gerabahnya.
Tetapi kembali menyinggung soal Candi Borobudur yang kini sudah memiliki wajah baru karena belum lama ini telah dilakukan revitalisasi kawasan wisata Super Prioritas Candi Borobudur.
Pemerintah setempat menampilkan, wajah baru dengan tampilan kemegahan bangunan peninggalan sejarah dunia itu nampak semakin menarik. Apalagi ditambah dengan fasilitas yang ramah pengunjung.
The Unfinished Buddha
Ganda Mora mengakui, berbagai fasilitas ramah lingkungan tersedia di sepanjang jalur kawasan Candi Borobudur, seperti penyedian air bersih siap minum, tempat pemilahan sampah dan jalur yang ramah disabilitas.
"Meski pengunjung belum bisa menaiki struktur bangunan candi, pengunjung merasa tetap puas dengan panorama berlatarkan bangunan Candi Borobudur."
"Beberapa tempat yang bisa dikunjungi adalah taman budidaya kupu-kupu, produksi gula jawa, budidaya madu, pengolahan jamur, dan juga Svagabumi untuk swafoto," kata Aktivis ini.
Direktur Taman Wisata Candi Borobudur Edy Setijono menyampaikan pihaknya sedang menyusun SOP bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar kedepan mempunyai pegangan yang sama.
Dalam usulan tersebut pengelola candi menyampaikan bahwa dengan semangat konservasi, wisatawan sedapat mungkin diupayakan untuk bisa menikmati kemegahan Borobudur tanpa harus naik ke struktur bangunan.
Tetapi ada pihak yang memang harus di fasilitasi untuk kepentingan tertentu yang diberikan akses untuk naik ke struktur candi yaitu, tamu kenegaraan, tokoh agama, pihak yang memiliki tujuan riset dan edukasi.
"Ketika pemerintah ingin menjadikan Borobudur sebagai Super Prioritas, tentunya yang diharapkan adalah pertumbuhan kawasan secara keseluruhan, agar Borobudur menjadi percontohan wisata di daerah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar)," kaat Direktur Taman Wisata Candi Borobudur Edy Setijono pada media.
Menyikapi telah dilakukan revitalisasi ini, Ganda Mora menilai, penanaman untuk memperbanyak pepohonan di sekitar Candi perlu dilakukan, "tetapi penanaman pohon bisa dilakukan disekitar lembah bawah candi agar udara lebih segar," sebutnya.
Ia pun mengaku kalau saat ini cuaca yang panas membuat disekitar areal terasa panas, maka perlu pohon yang lebih banyak.
"Kalaupun dilakukan revitalisasi pada Candi Borobudur tentunya memberikan dampak positif pada penilaian UNESCO."
Namun, Ganda menilai, siang hari bukanlah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan di area candi.
Sebab, area kompleks TWCB memang nampak hijau dan sejuk, tapi ketika masuk ke kompleks candi sinar matahari seakan menyengat langsung ke kepala.
Di kompleks candi juga terdapat koleksi beberapa benda yang memecah rekor di Indonesia salah satunya patung Buddha terkecil dengan tinggi 8 milimeter.
Tepat di sebelah GUSBI, terdapat Bukit Dagi. Dari sini bisa nampak pemandangan Candi Borobudur. Sayangnya, yang nampak hanyalah stupa induk, pepohonan cukup rimbun menutup bagian badan candi.
Museum Borobudur
Museum Samudra Raksa menyimpan kapal Samudra Raksa yang pernah mengarungi lautan, menyusuri Jalan Kayu Manis, yakni jalur perdagangan rempah-rempah pada 789 masehi.
Di kompleks museum terdapat 'The Unfinished Buddha' atau patung Buddha. Dalam bahasa Sansekerta, Borobudur berarti candi di atas bukit. Candi itu memiliki sepuluh lantai dengan tiga tingkatan, kamadhatu, rupadhatu dan arupadhatu.
Jadi Ganda melihat banyak perubahan setelah kunjungan terakhirnya ke candi. Dulu kawasan TWCB nampak gersang, sekarang mulai hijau dan sejuk kembali. (*)
Tags : candi borobudur, wajah baru candi borobudur, candi borobudur menyatu dalam geliat kehidupan, candi borobudur luar biasa ,