WAKTU kampanye yang singkat membuat calon anggota [Caleg] Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] tetap harus turun bertemu dengan pemilih.
"Ketersediaan waktu bagi Caleg yang singkat untuk kampanye kian terbebani."
"Memang perhatian publik akhir-akhir ini tersedot ke Pilpres, buat kita kian terbebani waktu pelaksanaan kampanye yang harus turun langsung bertemu dengan pemilih, tetapi kita tetap selalu menghindari politik uang," kata Larshen Yunus, salah satu Caleg dari Partai Persatuan Indonesia [Perindo] untuk DPRD Riau nomor urut 2 dari Dapil 2 Kampar ini tadi dikontak ponselnya, Jumat (12/1/2024).
Ia tak menampik memasuki masa kampanye, dirinya harus bekerja keras untuk meraih hati dan mencuri perhatian pemilih.
"Para caleg harus bersaing merebut perhatian publik yang kini lebih banyak tersedot dalam kompetisi antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden."
”Kampanye caleg tenggelam dalam ingar bingar kampanye dan pemberitaan capres-cawapres.”
"Selain perhatian publik [khususnya Dapil 2] lebih dominan pada kampanye capres dan cawapres, juga sedang menghadapi musibah banjir. Kita tidak surut untuk perhatian masyarakat diwilayah dapil untuk bertatapan langsung dan menampung aspirasi," sebutnya.
Tetapi di sisi lain, caleg ditugaskan untuk ikut mengampanyekan calon presiden yang diusung partainya. Kondisi ini, diakui Larshen, membuat beban kampanye caleg semakin besar.
”Selain caleg harus bekerja untuk kampanye presiden, partai, dan dirinya. Kondisi ini membuat caleg membutuhkan energi lebih besar,” katanya.
Pemilu 2024 digelar serentak untuk memilih presiden-wakil presiden, anggota legislatif tingkat pusat hingga kabupaten, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Pemilu 2024 diikuti 18 partai politik ditambah enam partai politik lokal khusus di Aceh.
Larshen berkata, karena tantangan besar, maka pola kampanye harus tepat. Dia menilai pola kampanye konvensional, "seperti pemasangan baliho dan spanduk, masih masif dilakukan."
"Tetapi itupun dampaknya masih kecil. Terlebih pada alat peraga kampanye yang umumnya hanya menampilkan wajah caleg, nama partai, dan nomor urut. Kita tetap menampilkan gagasan pada alat peraga kampanye," sebutnya
Menurutnya, cara paling efektif untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan gagasan kepada pemilih ialah melalui kampanye dari pintu ke pintu (door to door).
”Ketika ada interaksi langsung, warga lebih tertarik untuk mendukung,” ujarnya.
Pertemuan langsung dapat memberikan kesan positif bagi pemilih karena memiliki kesempatan untuk menyampaikan harapan sekaligus mendengarkan gagasan dari caleg atas persoalan yang mereka hadapi, kata Larshen.
Caleg Larshen Yunus ambil perhatian dari daerah pemilihan [Dapil] nya.
”Kalau caleg ingin dipilih, maka harus turun ke dapil untuk bertemu dengan pemilih,” imbuhnya.
Ia pun sudah melakukan kampanye [bertemu langsung dengan warga] dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu.
"Jadi dalam masa kampanye terbuka, kita hanya merawat basis pemilih yang sudah terbangun," sebut Ketua DPD I KNPI Riau ini.
Menurutnya, selain kampanye dari pintu ke pintu, aktivitas kampanye juga harus dikoneksikan ke media sosial agar pencitraan sosok caleg kian menguat.
Pertemuan tatap muka tidak bisa digantikan oleh baliho, spanduk, dan media sosial.
”Pertemuan tatap muka, menyapa, menyalami calon pemilih sangat penting agar pemilih kenal kita. Jangan hanya minyak goreng yang datang, tetapi orang tidak pernah datang,” kata dia.
Larshen menambahkan, pemilih perlu mengenali secara utuh caleg yang akan dipilih, mulai dari atribusi identitas hingga gagasan yang dibawa.
"Gagasan yang ditawarkan harus menjawab persoalan yang dihadapi warga di setiap daerah pemilihan."
"Pertemuan langsung dapat memberikan kesan positif bagi pemilih karena memiliki kesempatan untuk menyampaikan harapan, sekaligus mendengarkan gagasan dari caleg atas persoalan yang mereka hadapi," sebut Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] KNPI Pusat ini lagi.
Selain kampanye tatap muka, menurut Larshen, para caleg harus memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan gagasan dan memperkuat citra.
”Apa yang dilakukan secara offline dikoneksikan ke media sosial agar dampaknya lebih luas,” katanya.
Pelaksanaan pemilu serentak membuat publik tidak antusias terhadap pemilihan caleg?
Larshen menilai, memang saat ini publik lebih antusias mengikuti kampanye dan perhatiannya tersedot dengan pilpres 2024, karena presiden masih menjadi tempat publik meletakkan harapan.
Dalam kondisi seperti ini, kata dia, partai politik dan caleg harus turun ke kantong-kantong suara untuk memperkenalkan caleg dan program partai.
”Program harus membumi sesuai dengan kebutuhan warga di dapil.”
"Tantangan terberat juga akan dihadapi, tanpa dibantu mesin partai dan wilayah kampanye yang lebih luas, kampanye calon semakin hampa," diakuinya.
Jadi Larshen berkeyakinan, masa kampanye memang terbuka singkat, tetapi dia tidak mengkhawatirkan dalam keadaan terdesak, tetap menggunakan cara legal untuk memperoleh kemenangan dengan tidak bermain politik transaksional dan politik uang. (*)
Tags : larshen yunus, calon legislatif, caleg dari perindo, caleg larshen yunus, waktu kampanye caleg singkat, caleg larshen yunus turun bertemu pemilih, caleg hindari politik uang, Artikel,