Walau Sudah Dilarang, Pedagang Kaki Lima Tetap Berjualan di Trotoar Pasar Sore Bincen
TANJUNGPINANG - Pedagang Kaki Lima (PKL) masih berjualan di trotoar jalan dekat Pasar Sore Bincen yag masih di relokasi.
"Pasar Sore Bincen dekat dengan ke Pasar Sore Bintan Center (Bincen) Kota Tanjungpinang, Kepri direlokasi."
"Di sana (Pasar Sore) memang tidak ada pembeli. Kalau disini (di trotoar) kita berjualan, pasti ada saja yang beli,” kata Suheri, salah satu PKL di trotoar kawasan Bincen, Senin (2/12).
Para pedagang ini masih berjualan di trotoar. Para pedagang menilai, berjualan di Pasar Sore itu memang tidak menguntungkan.
Sepanduk yang berisi larangan berjualan di sepanjang trotoar kawasan Bincen masih terpajang. Tetapi para PKL tidak mempedulikannya.
Bahkan, ada PKL yang membuka lapak tepat dibawah sepanduk peringatan itu.
Para pedagang kaki lima (PKL) itu sempat ditertibkan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang, untuk berjualan di Pasar Sore, namun sepekan belakangan PKL memilih meninggalkan Pasar Sore.
Alasan para PKL, berjualan di dalam pasar sore yang sedang direlokasi sepi pembeli, membuat barang dagangan berupa buah-buahan milik pedagang kerap mengalami pembusukan.
"Bukanya untung, pedagang disini malah merugi hingga jutaan rupiah dalam satu pekan," sebut para pedagang.
Mereka lantas memilih kembali berjualan di trotoar. Tetapi di tempat yang tidak resmi itu, pedagang menganggap tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sewa lapak senilai Rp500 ribu per bulannya.
“Ruginya sampai Rp1 juta. Karena dagangan (buah) tidak ada yang beli, jadi busuk. Jadi kita pindah kesini lagi, di sana juga harus bayar sewa lapak,” kata nurita, pedagang lainnya.
Nurita pedagang sayuran mengaku, berjualan di Pasar Sore itu hanya selama satu pekan saja. Karena sepi pembeli, ia pun nekat untuk kembali berjualan di atas tempat pejalan kaki.
Ia terus bertahan berjualan di pasar itu, "saya tidak mampu membayar sewa lapak, kalau tidak ada yang beli, siapa yang betah berjualan di sana,” tanya dia. (rp.edy/*)
