Redaksi   2023/03/23 21:26 WIB
Kolom Opini

Ramadhan Momentum Jaga Persatuan dan Hidup Sederhana

RAMADHAN, kembali pada fitrah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang berkah, dimana setiap insan diwajibkan menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan totalitas dengan harapan untuk menjadi insan yang bertaqwa.

Lebel iman yang melekat pada pangilan Kaliq kepada kita adalah sapaan kemuliaan yang menjadi bekal untuk dapat menjalankan puasa di bulan ramadhan.

Ramadhan, kembali pada fitrah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang berkah, dimana setiap insan diwajibkan menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan totalitas dengan harapan untuk menjadi insan yang bertaqwa. 

Taqwa adalah tercapainya segala amaliyah yang kita lakukan selama ramadhan, mulai dari ibadah puasa, tadarus al Qur’an, shalat tarawih pada malam harinya, maupun segala kebaikan lainnya seperti ibadah dan segala nafilah yang dianjurkannya mulai tangal satu ramadhan hingga mendapatkan satu kemuliaan diakhirnya yaitu Idul Fitri.

Kebahagiaan menyambut datangnya ramadhan, kebahagiaan menjalankan ibadah di bulan ramadhan adalah upaya untuk menggapai keberkahannya. Bertambahnya ketenangan, terjalinnya ukhuwah islamiyyah yang juga merupakan sendi-sendi yang harus dibangun selama ramadhan.

Selama bulan ramadhan, keberkahan banyak didapatkan oleh setiap insan, bahkan pedagang pun senantiasa mendapatkan keberkahan, segala makanan yang dijualnya selama ramadhan ikut menjadi laris dan habis, masya Allah.

Tetapi mengutip seperti disebutkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, pada bulan suci Ramadhan umat Islam untuk bisa menjaga persatuan dan hidup tidak bermewah-mewahan.

Hal ini karena tidak sesuai dengan nilai dan semangat puasa.

Ibadah puasa tidak boleh hanya menjadi ibadah rutin tahunan. Lebih dari itu, puasa harus membawa peningkatan yang signifikan pada kualitas diri umat Islam.

Jadi Haedar mengingatkan, puasa merupakan proses pembentukan ketakwaan yang secara ideal melahirkan spiritualitas utama dan luhur. Puasa tidak boleh hanya menjadi ibadah rutin tahunan, perlu ada peningkatan yang signifikan pada kualitas diri umat Islam.Ia juga menyebut ada beberapa poin penting dalam nilai spiritualitas puasa.

Puasa mendekatkan diri dengan Allah karena umat menjauhkan diri dari perkara yang dilarang agama, seperti korupsi, suap (risywah), adu domba (namimah), dan perbuatan tercela (mazmumah). Sejalan dengan ini, puasa juga momentum untuk membiasakan akhlak mulia.

Ramadhan menyentuh pada ketenangan jiwa, kebahagiaan dan kebersamaan akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman selama ramadhan. Sehingga dengan kebahagiaan tersebutlah memudahkan lisannya untuk membaca al Qur’an, berdzikir dan segala kemuliaan lainnya yang dapat dilakukan selama ramadhan.

Barokah meruapakan tambahnya kebaikan, yang berarti juga bertambahnya ketaqwaan bagi insan yang beriman jika mampu menjalani ibadah dengan khusyu selama ramadhan.

Persiapan fisik maupun batin menjadi hal yang penting selama ramadhan, dengan fisik sehat kita mampu menahan dari segala makan dan minum, dan dengan batin yang sehat kita akan mampu mengendalikan hawa nafsu kita.

Ditambah kesyukuran besar dan anugrah dari yang kuasa kita terhindar dari segala covid yang menimpa kita, dan kini saatnya kita bahagia dengan kesehatan yang kita miliki. Namun demikian, menjaga protokol kesehatan juga merupakan hal yang tidak terabaikan, agar kita senantiasa sehat wal afiat dalam keberkahan ramadhan, wallau a’lam.

Dan diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW., bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa merasa gembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan tubuhnya terhadap neraka.”

Hadis tersebut diterangkan dalam Kitab Durratun Nasihin yang ditulis oleh Imam Al-Khubawy. Kitab ini merupakan salah satu rujukan dalam mengkaji tentang Bulan Ramadhan. Kitab yang tersusun dalam satu jilid dengan 75 majlis 

Ramadhan sering disebut sebagai bulan yang penuh keberkahan karena pada bulan ramadhan Allah swt, melipat gandakan pahala pada siapa saja yang mengerjakan amal shalih, tidak hanya pada ibadah puasanya dan shalat malamnya, namun juga segala kebaikan yang kita lakukan akan Allah lipat gandakan dibulan yang penuh keberkahan ini.

Menyegerakan dalam berbukan merupakan fadhilah, dan melaksanakan sahur di malam harinya juga merupakan fadhilah. Lebih dari itu, puasa ramadhan yang dilakukan oleh setiap orang yang beriman, senantiasa tidak terasa berat, walaupun dikerjakan selama satu bulan lamanya, hal itu tentunya atas dasar spririt untuk menggapai ridha Allah, yaitu nilai derajat tertinggi di sisinya adalah ketaqwaan.

Selain banyaknya keberkahan di bulan tersebut, bulan ramadhan juga kerap disebut sebagai bulan al-Qur’an (syahrul qur’an) yaitu bulan diturunkannya al-Qur’an.

Karena pada bulan ramadhan tersebut diturunkannya al-Qur’an, pada saat Rasulullah saw menyendiri di sebuah gua Hira, yang merupakan tradisi yang dilakukan oleh para nenek moyang tersebut, maka ketika itulah Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu surat al-Alaq. Nabi bergetar hatinya antara sadar dan penuh rasa ketakutan diajarilah oleh Malaikat Jibril untuk melafadzkan wahyu Allah tersebut.

Bulan ramadhan acap dikenal juga dengan bulan penuh ampunan (syahrun maghfirah), hal itu karena Allah swt., senantiasa mengampuni dosa setiap hamba yang senang menyambut datangnya bulan ramadhan dan menjalankan ibadah puasa penuh dengan keimanan kepada Allah swt.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw, “Barang siapa menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan, maka Allah akan mengampuni dosanya yang akan datang” (HR. Bukhari Muslim)

Bulan ramadhan juga sering disebut bulan persaudaraan (syahrul ukhuwwah), yang mana pada bulan ramadhan kaum muslimin diharapkan untuk dapat menjaga persaudaraan dengan cara memberikan zakat, dan bersama-sama melestarikan tradisi shalat tarawih bersama dengan dipandu oleh para muadzin serta bersama-sama bertadarus al-Qur’an serta bersilaturahmi sebagai upaya untuk meraih keberkahan.

Di bulan ramadhan yang suci dan penuh kemuliaan, umat Islam senantiasa berlomba-lomba untuk melaksanakan ibadah, sehingga kerap kali disebut sebagai bulan ibadah (syahrul ibadah), yaitu bulan yang membuka peluang bagi kaum muslimin untuk beribadah sebanyak-banyaknya, karena Allah akan senantiasa melipat gandakan segala pahala dari ibadah hamba-Nya pada bulan ramadhan, bahkan orang yang membaca al-Qur’an akan mendapatkan nilai pahala, bukan hanya pada setiap kalimat atau ayatnya, bahkan setiap huruf mendapatkan nilai pahala di dalamnya, masya Allah.

Menjalankan ibadah puasa berarti mengalami suatu ujian yaitu menahan dari lapar dan dahaga serta segala yang membatalkannya, sehingga membutuhkan keseriusan, dan kesungguhan, yang kemudian disebut sebagai bulan jihad (Syahrul Jihad), artinya bahwa puasa merupakan jihad untuk menahan hawa nafsu, menjaga dari lapar dan dahaga mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dan dari segala hal yang membatalkannya. Sayhrut tarbiyah, bahwa bulan ramadhan merupakan bulan untuk melatih diri kita dan anak-anak kita agar belajar berpuasa, beribadah, membaca al-Qur’an, berdzikir dan sebagainya.

Pada bulan ramadhan ini ada satu kemuliaan dimana pada bulan tersebut lebih mulai daripada seribu bulan, malam itu disebut sebagai lailatul qadr. Pada bulan ini juga dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, hal ini sebagaimana disampaikan oleh hadist Rasulullah saw., “Apabila ramadhan datang maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelenggu” (HR. Bukhari). Dalam hadist yang lain dikatakan “Telah datang kepadamu Ramadhan, bulan yang penuh barakah”(HR. Nasa’i dan Ahmad).

Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan untuk senantiasa menjalankan ibadah dibulan ramadhan dengan ikhlas, khusyu dan penuh kepasrahan secara totalitas, sehingga dengan inilah nilai ketaqwaan akan senantiasa kita dapati. Wallahu ‘alam. (***)

Tags : ramadhan, ramadhan momentum jaga persatuan dan hidup sederhana, puasa ramadhan, puasa hidup sederhana,